Mentari pagi yang sudah naik diringi suara cicit burung diluaran sana membuat seorang wanita terbangun dari Alam mimpinya.
Jennie melepaskan Penutup matanya perlahan, lalu meregangkan otot-ototnya sebentar sebelum akhirnya ia harus benar benar beranjak dari kasur.
Hariini hari sabtu, Jadi wanita itu bangun sedikit siang karena tidak perlu ribut-ribut untuk mengantar makanan pada Hanbin.
Hari sabtu adalah hari libur kerja bagi Hanbin.
Biasanya nanti malam adalah waktunya Jennie dan Hanbin pergi untuk berkencan.Ya! Malam minggu!
Malam yang bagus untuk pergi bersama pasangan. Bahkan orang diluaran sana mungkin sudah merencanakannya dari pagi mendatang.Sama hal nya seperti Jennie yang kini tengah meraih ponselnya diatas nakas untuk mengirimi sebuah pesan kepada Kim Hanbin.
Kim Hanbin❤️
Nanti malem aku mau kita pergi
Gimana nanti
Pokoknya aku mau kita dinner.
Kalau nolak aku adu ke mamaRead
Jennie cekikikan diatas bibir kasurnya, masih dengan rambut yang acak-acakan dan wajah khas bangun tidurnya, ia menertawai Ponsel nya yang berisi pesan nya dengan Kim Hanbin.
Sekali-kali lelakitu itu harus diancam agar mau pergi bersamanya. Sebenarnya tidak perlu diancam pun biasanya Hanbin menyetujui, meski tidak ada raut kebahagiaan dalam wajah Hanbin ketika mereka pergi berdua.
Tapi kali ini beda, tentu karena tunangannya itu mempunyai kekasih. Pasti harus memakai cara lain untuk mengajaknya menikmati Malam minggu, sedangkan pasti lelaki itu lebih menginginkan pergi keluar bersama Sang pujaan Hatinya-Dahyun.
***
Jam menunjukkan pukul 07.00 malam.
Waktu yang dijanjikan oleh Hanbin untuk menjemput Jennie. Namun sudah hampir lewat tiga puluh menit Jennie terduduk di kursi yang berhadapan dengan Meja riasnya , Hanbin belum juga datang.Jennie membuang nafasnya kasar, Menunggu adalah Hal yang paling sangat dibencinya.
"Seharusnya gue gak buru-buru dandan serapih ini, padahal Hanbin nya ngaret!"Jennie akhirnya beranjak dari duduknya, ia bercermin melihat dirinya yang malam ini nampak mempesona dengan balutan dress hitam sepaha dan bagian tangan yang sedikit terbuka hingga memperlihatkan Bahu jenjang nya.
Jennie tersenyum memperhatikkan tubuh modisnya itu sembari bermonolog.
"Gue tuh cantik, tubuh bagus, dan gue pinter. tapi kenapa soal Hati gue gak pernah beruntung?.."Jennie menghembuskan nafas sebalnya, namun seketika terdengar suara Klakson mobil menggema di pekarangan rumahnya.
Jennie segera melangkahkan kaki menghampiri Jendela Besar dikamarnya yang menghadap Bagian depan rumahnya.
Matanya menyorot pada Sebuah Mobil yang tak asing baginya tengah mamasuki pekarangan rumah.
Jennie segera meraih tas selempang channel nya lalu berjalan cepat keluar kamar, menuruni tangga dan Mendapati Hanbin yang sudah terduduk di Sofa ruang tamu bersama kedua orangtuanya.
"Hanbin? Aku udah siap!" Seru Jennie yang langsung mendapat Delikan dari sang papa.
Jennie mengernyitkan Keningnya heran.
"Kenapa sih pah? Jennie mau keluar sama Hanbin.."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Jennie||Jenbin
Fiksi Penggemar"Gue nyerah mbin, selamat tinggal" Setelah mengatakan itu, buru buru jennie keluar dari apartemen Hanbin. Rasa sakit yang menjalar kian menggerogoti hatinya diiringi rasa kecewa yang luar biasa. Tapi Jennie harus kuat! Mau bagaimanapun ini adalah ak...