Seorang lelaki tengah duduk di sofa nya dengan bertelanjang dada.
Lampu ruangan sengaja di padamkan.
Suasana gelap, hanya terlihat sorotan sorotan cahaya matahari yang menembus celah gorden.Hanbin menyesap sebatang rokoknya, pun sesekali ia memijat pelipisnya.
Hanbin benar benar pusing dan frustasi.
Semuanya nampak berantakan.
Katakanlah bahwa hanbin adalah orang terkacau hariini.Setelah dahyun benar benar pergi tadi.
Suasana unitnya semakin sepi bak hutan tanpa penghuni. Hanbin benar-benar tak karuan, ia kehilangan dua perempuan sekaligus.
Dua perempuan yang berarti baginya."Fuhhhhh.." hanbin kembali mengeluarkan kepulan kepulan asap rokok dari mulutnya.
Seketika sekelibat ingatan nya tentang jennie kembali berputar.Apakabar perempuan itu?
Jennie benar-benar menghilang dari dunianya.
Kontak telepon juga sosial media-wanita itu telah ganti. Benar-benar seniat itu untuk menghindar dari Kim Hanbin."Jennie.." gumam Hanbin pelan. "Gue nyesel"
Seketika mata nya memanas.
Entah mengapa mengingat jennie hanya membuatnya semakin cengeng.
Se-merasa bersalah itu!Hanbin bangkit dari duduknya.
Lalu membuang sisa batang rokok yang sudah menjadi puntung ke tempat sampah."Gue harus nemuin jennie!"
Hanbin segera berlari ke arah kamarnya.
Mengenakan pakaian dengan sedikit tergesa gesa lalu keluar kamar dengan menenteng kunci mobil.➰➰➰
"Kamu apakabar?"
"Baik" jawab Kai singkat.
Kini ia tengah duduk berhadapan dengan seorang wanita yang sekitar dua puluh menit yang lalu menghubungi nya.
Kai nampak gugup, bahkan ia tak mampu hanya untuk sekedar basa basi.
"Kamu kok keringetan sih? Emang panas ya?" Tanya crystal polos, sedangkan Kai yang mendengarnya refleks langsung menyeka keringat yang memang telah membasahi keningnya sejak tadi.
Crystal nampak terkekeh geli.
Melihat Kai yang nampak gugup begitu, membuat Crystal gemas."Ohiya, maaf ya aku mendadak banget minta ketemu. Tapi aku cuman pengen liat keadaan kamu aja.." tutur Crystal, lalu wanita itu menyeruput kopi hangat nya.
"Baik, kamu gimana? Selama di kanada ngapain aja?"
Crystal menghembuskan nafasnya.
"Aku baik, selama di kanada aku disibukkan dengan profesi aku sebagai model, yaaa lumayan lah buat menghidupi hidup aku dan juga anak aku.."Kai mengernyit. "A-anak?"
Crystal mengangguk pelan. Lalu ia segera merogoh ponsel nya dan mengotak atik sesuatu. Sekitar beberapa detik Crystal menyodorkan ponsel nya yang menampilkan sebuah gambar anak perempuan sekitar tiga tahun.
Kai menatap ponsel nya, lalu meraih nya agar lebih leluasa untuk melihat.
"Itu Lami, umurnya tiga tahun.."
Kai membeku, menatap foto anak perempuan yang wajahnya sangat cantik dan.....
Mirip dengan nya.
Kai langsung melempar tatapan pada crystal seolah bertanya.
Crystal mengangguk." Ya, Kim Lami. Sesuai dengan marga kamu. Aku membesarkan nya selama ini, salah kalau kamu pikir aku menggugurkan dia.."
Deg
Bagai disambar petir, kai tertohok.
Jantungnya berdegup kencang. Tangannya mulai gemetar, benarkah anak itu adalah..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Jennie||Jenbin
Fanfic"Gue nyerah mbin, selamat tinggal" Setelah mengatakan itu, buru buru jennie keluar dari apartemen Hanbin. Rasa sakit yang menjalar kian menggerogoti hatinya diiringi rasa kecewa yang luar biasa. Tapi Jennie harus kuat! Mau bagaimanapun ini adalah ak...