Empat puluh

1.9K 148 13
                                    

Salah satu hal yang paling menakutkan di dunia ini adalah ketika seseorang tak mampu lagi mendeskripsikan perasaan nya sendiri bahkan pada orang yang ia mau sekalipun.

Semacam ada rasa ketakutan yang lebih menguasai diri lebih dari apapun termasuk rasa cinta.

Heol! Cinta itu Apa?
Seandainya Kita bisa memilih jatuh cinta kapan dan pada siapa, mungkin Jennie orang pertama yang akan mengatur itu semua dengan baik.

Ia tak akan pernah memilih untuk Bertemu Kim Hanbin, Kim Jongin atau lelaki lainnya yang mungkin akan berakhir sama.

Kini yang dirasakan Jennie hanya bingung, bimbang dan serba salah. Di satu sisi ia menyesali ucapan nya kemarin saat meminta untuk tak bertemu selama Empat bulan. Namun di sisi lain ia meyakini keputusan nya itu. Mau bagaimanapun ia harus melihat keseriusan hanbin sekarang.

Katakanlah Jennie tidak salah bukan?
Wajar saja,mengembalikan kepercayaan seseorang tak semudah membalikkan telapak tangan. Dan siapa yang tak takut akan jatuh ke lubang yang sama?

Mengantisipasi lebih baik!

Jennie berjalan di pesisir pantai, ya kemarin ia memutuskan untuk pergi berlibur sendiri.

Catat itu, ia pergi sendiri.

Jiyoung dan Chaerin awalnya tak setuju membiarkan Jennie pergi seorang diri, minimal membawa satu teman nya lah. Tapi, Jennie bersi kuku dengan bilang bahwa ia sudah besar, ia tak akan melakukan apapun yang aneh-aneh, ia hanya ingin refreshing.

Jennie mematung di hadapan deburan air ombak yang sesekali menyentuh ujung kaki nya, kedua tangan nya masuk ke dalam saku jaket nya. Mata nya setia memandang matahari yang sedang proses tenggelam itu.

Sinar oranye yang begitu memanjakan mata, lalu perlahan lenyap dan menghilang digantikan dengan rembulan.

Jennie bisa menghabiskan waktu lebih lama lagi berdiri di depan pantai jika memang mau, namun saat ia melirik Arloji nya ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 18:40.
Sungguh Jennie tak kuat lama lama di terpa oleh Angin Malam.

Jennie membalikkan tubuhnya, berjalan dengan pelan menuju Penginapan yang letaknya tak jauh dari objek pantai.

Menendang nendang pasir yang ada di hadapan kaki nya lalu seketika terhenti saat melihat sepasang kaki tanpa Alas tepat di hadapan nya.

Jennie mendongak lalu sedikit terkejut saat melihat seseorang yang ada di hadapannya dengan sinar remang remang yang dihasilkan dari lampu lampu yang ada di sisi pantai.

"K-kak Mino?"

Lelaki itu tampak tersenyum menatap gadis yang lebih pendek dari nya itu.
Mungkin tinggi Jennie hanya sebatas Dagu.

Jennie menoleh ke kanan dan ke kiri lalu kembali menatap Mino dengan sedikit heran.
"K-kak Mino ngapain disini?"

➰➰➰

Malam ini Hanbin sedang melakukan Makan malam bersama papa dan mama nya.

Hanbin sudah menambah sekitar dua kali, dan itu sukses membuat sang mama keheranan.
Pasalnya, hanbin adalah orang yang menjaga makan nya demi terciptanya Tubuh yang bagus dan Atletis. Tapi entah mengapa malam ini ia melupakan itu semua.

"Bin kamu gak kesambet Setan di jalan kan?" Tanya sang Mama heran.

Siwon menoleh pada sang istri. "Huss ngomong tuh suka sembarangan."

"Tapi pah liat deh, aneh banget ini anak. Kaya orang gak makan sebulan aja.."

Hanbin mendongak, menelan makanan yang sedang ia kunyah itu, lalu menatap sang mama santai.

My Precious Jennie||JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang