S1. - 15. Asrama

1.5K 156 4
                                    


"Sahabat yang baik itu saling mengingatkan ketika salah, bukan yang diam seakan tidak tau apa-apa."

From GARIS TAKDIR
by @dzikrasiah

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Aku memberi tahu dan menceritakan kepada Nisa semuanya, semua hal yang sebenarnya. Mulai dari aku tiba-tiba di jemput paksa olehnya sampai sifatnya yang kadang membuatku jengkel. Dan fakta bahwa kami pernah sempat bertemu di waktu kecil walau aku tak ingat bagaimana detailnya.

Kita bercerita panjang lebar sambil berjaga lingkungan pondok putri hingga larut malam sembari duduk di bangku ala-ala taman favoritnya setiap santri, dengan tumblr-tumblr warna-warni yang menghiasinya, Kebetulan kami satu tinggal di satu asrama, jadi bisa pulang tanpa perlu rasa cemas karena beredar cerita mistis yang menghantui.

Jika santri baru akan mendapatkan fasilitas yang luar biasa dan serba mengilat, katanya agar mereka nyaman berada di sini dalam proses adaptasi.

Beda halnya dengan kami para santri lama -yang mau lulus- akan mendapatkannya fasilitas jauh dari kata bagus, ya walaupun memang masih bisa dikatakan layak.

Jika di kawasan santri baru setiap di dalam asramanya masing-masing memiliki 4 kamar mandi, beda halnya dengan kami, bahkan satu kamar mandi pun tidak ada,-sedih ya- katanya agar kita hidup mandiri dan merasakan perihnya hidup orang zaman dahulu.

Lagi-lagi katanya ... aku masih bingung siapa yang berkata seperti itu? Bisa bisanya berkata seperti itu, mungkin agar hati kami lebih tenang dan tidak memberontak(?)

Walau kami Sekarang hidup dalam keadaan yang bisa di bilang memprihatinkan, tapi betul juga, ada hikmahnya hidup seperti ini, kekompakan kami menjadi terlihat semakin erat.

Yang biasanya kami sibuk dengan urusan masing-masing bidang. Sekarang kami lebih sering meluangkan waktu bersama teman-teman.

Yang biasanya waktu belajar kami terbagi dengan tugas OSIS, sekarang bahkan hampir setiap waktu kosong di manfaatkan untuk belajar, dan sesekali diselingi canda dan tawa sebagai bumbu pelengkap. Walau nyatanya lebih banyak bercanda dari pada belajar nya.

Sudahlah lebih baik kita kembali menceritakan kisahku..

Aku menceritakan kan semuanya kepada Nisa, awalnya dia tidak percaya. Dan banyak lontaran pertanyaan yang menghujaniku, beginilah perempuan jika di beri satu informasi seketika bisa menjadi ahli jurnalistik yang hebat. Yang dapat melontarkan pertanyaan dari hasil jawaban.

"Beneran?!" Lagi-lagi suaranya bergema di gendang telingaku, membuat aku menutup telingaku dengan kedua tangan.

"Ya Allah, Al.. kamu tau enggak, gimana malunya aku waktu kamu belokin kamera ke arah beliau, secara aku baru habis-habisan ngomongin soal orang itu."

"Sutt.. jangan berisik udah malam, nanti dimarahin ustaz aja! Hahaha.. kamu lagian ada ada aja sih."

Aku begitu teringat ekspresi wajah Nisa yang begitu malu saat aku menunjukkan bahwa laki-laki yang dia maksud sedari tadi mendengarkan ocehan nya

"Kamu yang ada-ada aja, terus sekarang hubungan kalian berdua gimana?" Tanyanya dengan mengangkat kedua alisnya.

"Gimana apanya?" Aku balik bertanya dengan mengerutkan dahiku

"Ya gimana? Baikkah? Bahagia enggak? Atau malah jadi sengsara? Atau apa gitu? Apa kaya di wattpad gitu?"

"Kamu kebanyakan baca wattpad sih, jadi suka halu, haha.. Alhamdulillah.. aku ba-ha-gi-aa.." jawabku sambil mengeja dan menekan setiap kata

Garis Takdir Adinda (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang