S2 - 30. Keluarga Reyhan

1.1K 156 4
                                    

Kali ini mereka berdua telah tiba di depan kediaman Linda, tantenya Reyhan, yang biasa Reyhan sebut dengan panggilan Bude. Beliau sedang mengalami sakit batu ginjal dan harus menjalani operasi. Maka dari itu seluruh keluarga besarnya akan berkumpul di sini.

"Assalamualaikum," salam keduanya ke arah rumah di tengah perkampungan yang masih dikelilingi sawah. Dengan ingatan seadanya Reyhan sangat yakin jika ini adalah rumah Bude Linda.

Merasa tidak ada jawaban dari penghuni rumah mereka kembali mengucapkan salam hingga tiga kali, karena mengingat Sebagaimana dalam sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam,

عن أبى موسى الاشعريّ رضي الله عمه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه و سلم: الاستئذانُ ثلاثٌ، فان أذن لك و الاّ فارجع

Dari Abu Musa Al-Asy’ary radhiallahu’anhu, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!'” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maksud hadis di sini adalah, jika kita telah memberi salam tiga kali namun tidak ada jawaban atau tidak diizinkan, maka itu berarti kita harus menunda kunjungan kita kali itu. Atau bisa jadi sang penghuni sedang istirahat atau sedang tidak ada di rumah.

"Sepertinya tidak ada orang di dalam Mas," ujar Dinda merasa tidak mendapatkan jawaban dari pemilik rumah.

"Ya sudah kita ke rumah sebelah situ saja, saya sudah izin sementara kita akan tinggal di sana, tapi rumahnya tidak luas, tidak papa ya?"

"Enggak papa kok mas, aku ikut ke mana pun kamu pergi," jawab dinda sambil setia memegang lengan suaminya.

Baru mereka ingin membalikkan badannya langkah mereka terhenti dengan sebuah mobil sedan yang berhenti tepat di depan mereka dan ada seseorang yang keluar dari dalamnya

"Masya Allah, ada tamu jauh! Baru sampai Mas?"

Dinda mengamati lelaki itum, wajah yang menurutnya tidak asing, namun dia lupa di mana? Dan batin Dinda terus bertanya tanya, sambil berusaha mengingat tapi nihil di tidak ingat apa pun.  Dan Reyhan juga tampak menyambut baik pria itu, Mereka pun bersalaman Dan perlukan ala laki-laki.

"Masya Allah Ki, sekarang kamu sudah besar ya!" seru Reyhan sambil menepuk pundaknya.

"Hehe, iya Mas ... Masa Iki kecil terus, oh iya Mas ini istri Mas?" Tanyanya sambil melihat ke arah Dinda.

"Iya Ki, perkenalkan ini Dinda, istri saya. dan Dinda, kenalan ini Rizki  adalah sepupu Mas, dia anak bungsu dari Bude Linda. Kalau tidak salah dulunya juga sesekolah ketika SMP denganmu." dengan bangga Reyhan memperkenalkan istrinya. Mendengar kata sesekolah, pantas saja wajahnya tidak asing untuk Dinda.

"Dinda." Dinda memperkenalkan dirinya dengan mencakupkan kedua tangannya di depan dada.

"Rizky," balas Rizky dengan melakukan hal yang sama seperti Dinda. "Mas, ibu lagi enggak ada di rumah, ini Iki baru mau ke rumah sakit jemput ibu, beliau habis cuci darah," papar Rizky.

"Inalillahi, Mas boleh ikut Ki?" Tawar Reyhan, sebenarnya dia bisa saja menunggu budenya di sini tapi dia ingin memberikan kejutan kepada budenya, karena dia sudah lama tidak berkunjung.

"Boleh Mas, tapi kayanya kita lebih baik ke rumah sebelah dulu Mas. Gak mungkin kan mas ke rumah sakit bawa bawa koper?" gurau Rizky.

"Kamu punya kuncinya gak Ki?" Tanya Reyhan.

"Punya Mas, ayo!" Rizky langsung mengeluarkan kunci dalam kantong celananya dan melambaikannya.

Mereka pun menaruh barangnya ke rumah kosong tepat di sebelah rumah bude, tidak terlalu buruk terdapat dua kamar tidur dan satu kamar mandi. Cukup untuk menampung mereka berdua selama sebulan.

Garis Takdir Adinda (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang