S2 - 39. Hadiah dari Tuhan

1K 116 0
                                    

Budayakan vote sebelum baca, dengan cara tekan tombol bintang 🌟 untuk mendukungku agar lebih semangat!

🌼🌼🌼

Dinda yang terbangun merasa kepalanya yang begitu berat dan pusing, dia lupa apa yang menyebabkannya bisa terbaring di atas ranjang, berusaha mencari keberadaan orang lain di sekitarnya melihat tidak ada satu pun.

Ke mana mereka semua? Kenapa aku bisa ada di sini? Bukannya tadi aku ingin mengantarkan Mbak Sarah? Aduh kenapa kepalaku rasanya sakit. Batin Dinda

“Sayang kamu sudah sadar?” Tanya Reyhan yang baru masuk ke dalam kamar sambil membawa kantong plastik kecil ditangannya.

“Alhamdulillah, ini di minum dulu” Reyhan menyerahkan air hangat yang telah disiapkan untuk Dinda, semoga saja dia tidak lupa bahwa tujuan utamanya masuk kamar adalah ingin mengambil uang yang sedang ditunggu oleh ojek online di depan rumahnya.

“Mbak Sarah dan keluarganya ke mana Mas?” Tanya Dinda kebingungan melihat sekitarnya sangat sunyi.

“Sudah pulang.” Ujar Reyhan sambil duduk diujung ranjang, tepat di samping Dinda yang masih berbaring.

“Apa yang terjadi dengan Dinda mas?”  berupaya mengingat tapi tak ada satu pun memori yang dia terima kecuali Sarah yang meminta izin untuk pulang dan dia yang berniat mengantarnya dan setelah itu dia tak ingat apa pun.

“Tadi kamu sempat pingsan, dan sempat dicek oleh Sarah” ucap Reyhan sambil merapikan rambut Dinda, dihatinya yang masih berbunga bunga berharap dugaannya benar.

“Mbak Sarah yang mengecek?” Tanya Dinda, memastikan.

“Iya.. setelah itu Sarah langsung pulang dan menitipkan salam untukmu” ucap Reyhan yang langsung menaruh wajahnya di atas  perut rata milik Dinda yang masih terbungkus selimut kemudian mengelusnya dan mengecupnya berkali-kali. Sontak membuat Dinda mengerutkan keningnya.

“Kata mbak Sarah, Dinda kenapa mas?” tanya Dinda sambil mengelus rambut Reyhan dengan posisi wajah Reyhan yang menghadap ke arah Dinda.

“katanya kamu hanya kecapaian dan coba deh kamu coba alat ini? Astagfirullah Al-Azim mas lupa sayang” Kata Reyhan sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong plastik kecil. Dia beristigfar karena melupakan sesuatu yang penting ketika melihat alat yang di pegang belum dibayar.

“Apa mas?? Dan Untuk apa itu??” Tanya Dinda yang masih kebingungan.

“Masa kamu tidak paham? Sudah baca saja cara penggunaannya ya.. semoga hasilnya baik, sebentar mas mau bayar ojolnya dulu, hampir lupa” Reyhan berlalu mengecup perut dan kening Dinda, kemudian mengambil uang yang telah disiapkan sebelumnya di atas nakas lalu beranjak pergi keluar untuk melunasi pesanannya. 

“Test pack?? Hah??!! Untuk apa aku pakai alat aneh ini??” Dinda begitu terkejut saat membaca judul depan kemasannya. Terlebih membaca cara gunanya.

“Bagaimana dok hasilnya?” Tanya Reyhan yang begitu tampak antusias bertanya langsung kepada Dokter Sp OG. Wanita di depannya.

“Selamat ya Pak Bu.. Ibu sedang mengandung.. usia kehamilannya baru berusia dua Minggu.. tapi.. ibu harus ekstra hati-hati jangan mudah letih karena kandungannya masih terlalu muda belum lagi usia ibu yang masih terbilang sangat muda untuk mengandung.” Papar dokter muda itu.

“Baik dok.. Alhamdulillah sayang.. sebentar lagi kita akan menjadi orang tua.. aku akan menjadi seorang ayah.. dan kamu akan menjadi seorang ibu..” Reyhan tampak begitu bahagia menerima kabar dari sang dokter, beda hal ketika pemeriksaan pertama di hari yang sama, terdapat dua hal yang bertolak belakang. Saking bahagianya mungkin Reyhan melupakan kalau sang istri juga harus rutin minum obat Dengan dosis yang tak sedikit.

Garis Takdir Adinda (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang