S2 - 46. Hari Tak Disangka

1.3K 118 11
                                    

Pencet tombol bintang 🌟 dulu ya.. Sebelum baca.. khusus part ini aja bacanya pelan pelan ya..😉 nyalain videonya kalau mau🤭

🕊️🕊️🕊️

Pagi ini, pagi yang begitu bersejarah untuk Dinda, diri yang tak pernah menyangka jika dia akan dimadu oleh orang yang sudah dia anggap sahabat, bahkan lebih dari itu sudah Dinda anggap seorang kakak.

Sarah Ahmad At-Tamimi, wanita cantik keturunan timur tengah, yang sebenarnya lagi akan menjadi madunya.

Mungkin awalnya berat tapi dia selalu percaya Garis takdir seseorang tidak ada yang bisa mengetahui selain Allah

Dia percaya akan hal itu, Dia percaya apa pun yang Allah berikan kepada nya itulah yang terbaik untuknya, hingga akhir hayatnya..

Saat ini dia sedang mendandani sang suami untuk pernikahan keduanya, masih tak rela jika suami tampannya ini dimake up oleh wanita lain.

Memakai kan kemeja putih dibalut tuxedo abu-abu ala pengantin pria, membuat tingkat ketampanan suaminya bertambah. Ia jadi teringat kemeja merah muda suaminya ketika dipakai pas akad bersamanya dulu, dari dulu Reyhan memang selalu tidak banyak menuntut. Dia akan mengenakan apa pun yang istrinya siapkan.

“MasyaAllah.. Ayahnya anak-anak ganteng banget sih.. jadi makin cinta deh..” puji Dinda sambil merapikan jas putih suaminya.

“Sayang, mas gak mau hadir ke sana, mas mohon..” rengek Reyhan yang tak pernah Dinda dengar sebelumnya, tapi hari ini mungkin ini sudah yang lebih dari 10 kali atau bahkan lebih Dinda pun tidak dapat menghitungnya.

“Tidak mas, semuanya sudah siap bukan? Kalau Mas gak mau ... anggap aja, ini demi aku.. demi anak kita.. demi Daffa..” lagi-lagi Dinda akan mengeluarkan jurus agar suaminya tidak membatalkan pernikahan ini, dia tidak mau si kembar akan lahir di saat ayah mereka didalam jeruji besi karena bukan kesalahan.

“Sayang maafkan mas ya yang selalu membuat hatimu terluka..” Reyhan menatap lekat manik-manik mata Dinda, membuat mereka saling berhadapan dan menatap seakan takkan pernah bertemu lagi.

“Mas itu sudah hampir sempurna di mataku, pantas mendapatkan yang sebanding.. bukan seperti aku yang hanya dapat merepotkan dirimu.. setelah ini tidak akan ada lagi yang tiba-tiba melupakan hal penting.. kamu pantas bahagia Mas, walaupun tidak bersamaku..” lirih Dinda.

“Mas harus bisa mencintai mbak Sarah Seperti mencintaiku.” Sulit sebenarnya tapi harus, dia tak boleh egois apa lagi jika nanti suaminya tidak dapat adil, bagaimana nanti jikan suaminya mempertanggungjawabkan perbuatan di hadapan Sang Maha kuasa.

“Tidak, cintaku hanya untukmu sayang..”

“Mas.. aku enggak mau ya.. lihat kamu nanti di akhirat dengan kaki yang panjang sebelah karena tidak dapat adil dengan para istrimu.”

“Mas takut sayang.. mas takut kehilanganmu..” hati Reyhan benar-benar sedang dilema.

Dinda mencakup wajah suaminya dengan lembut, menatapnya lebih lekat, sambil berkata,

“Mas, lihat aku.. kan kemarin aku sudah bilang, jika garis takdir kita bertemu.. sejauh apa pun kita pergi berjauhan.. yakinlah Allah memiliki seribu cara untuk mendekatkan kita.”

Rasanya air mata Reyhan ingin jatuh tapi sebisa mungkin dia tahan cukup rengekannya mungkin sudah bisa menjatuhkan harga diri nya depan Dinda tidak lagi dengan tangisan, upayanya menguatkan hati.

Tiba-tiba Reyhan teringat sesuatu yang telah dia buat,

“Oh iya mas punya sesuatu.”

“Apa?”

Garis Takdir Adinda (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang