S2. - 37. Apakah Alzheimer?

904 110 2
                                    

“Kamu jangan takut ya.. apa pun nanti hasilnya jangan pernah takut Mas akan ninggalin kamu..” sepanjang jalan Reyhan terus saja menggenggam tangan Dinda memberikan dia kekuatan. Reyhan tahu kondisi hati istrinya pasti sedang bergemuruh dan tidak nyaman.

“Terima kasih ya Mas.. Mas yang selalu sabar membimbing aku.. oh ya Mas, kalau Mas itu kan pernikahan sahabat Mas kok gak ada Mbak Sarah ya tadi? Apa Mbak Sarah juga diundang?” Tanya Dinda, entah mengapa dia kembali mengingat Sarah sosok wanita yang pernah Bu menepati posisi istimewa di hati suaminya.

“Sarah juga di undang kok, tapi dia ada halangan karena harus menjemput orang tuanya ke bandara hari ini.” Nada bicaranya Reyhan berubah menjadi dingin ketika membicarakan tentang Sarah.

“Kamu jadi ikut bergabung dengan kantor papanya Mbak Sarah, Mas?” Tanya Dinda.

“Mau tidak mau.. Mas harus Din.  Mas memiliki hutang budi yang besar kepada keluarganya Sarah. Mas sudah dianggap oleh mereka seperti anaknya sendiri, termasuk masalah ekonomi Mulai dari biaya sekolah hingga kehidupan sehari-hari..  Jadi sewaktu Sarah kecelakaan Mas tidak ada pilihan lain Mas-“ Dinda yang mengerti pembahasan Reyhan selanjutnya langsung memotong pembicaraan Reyhan karena tidak ingin mengulang masa kesedihannya itu.

“Dinda paham kok mas.. Dinda kan percaya hati mas hanya ada Dinda seorang” ujarnya bangga.

“Haha.. iya betul itu kamu tahu.. jadi jangan pernah khawatir ya.. oh ya bahkan seluruh biaya kehidupan mas ditanggung oleh keluarga nya Sarah, termasuk_” kali ini Reyhan yang terhenti sendiri membuat Dinda menunggu ucapan selanjutnya.

“Termasuk apa mas?”

“Tidak jadi Din.. tidak papa dan insyaaAllah nanti mas akan mengenali kamu kekeluarganya Sarah ya..” Reyhan berusaha kembali fokus menyetir mobil.

“Sepertinya ada yang sembunyikan” batin Dinda heran.

“Dan sebenarnya mas awalnya ditawari menjadi CEO perusahaannya di Jakarta, tapi mas menolak rasanya mas tidak pantas mendapatkan semua ini Din.. mereka terlalu baik dengan mas dan keluarga.”

“Jadi mas akan menjadi apa di perusahaannya nanti?”

“Karena Mas menolak Mas malah dipaksa menjadi COO di perusahaannya.. walaupun mas sudah menolak tapi katanya tidak ada pilihan lagi.. “

“Memang kenapa Mas? Dan apa itu COO aku hanya tau CEO yang ada di wattpad.. hehe..”

“COO yang merupakan kependekan dari chief operating officer ini adalah pimpinan yang bertanggung jawab pada pembuatan keputusan operasional perusahaan.. Di Indonesia sendiri, seorang CEO sering pula disebut sebagai direktur utama, dan COO adalah direktur. Dan mas hanya takut mengecewakan papanya Sarah Din..”

“Mas bisa! Mas pasti bisa!! Dinda akan selalu mendukung mas!” Kedua tangan Dinda kembali mencakup telapak kiri tangan Reyhan dan menyemangati sang suami.

“Kok aku aneh ya, mas segitunya dipercaya tapi kenapa tidak direstui dengan mbak Sarah?” Gumam Dinda yang ternyata terdengar oleh Reyhan.

“Dari mana kamu tau?”

“Eh.. Mas dengar?! Ema.. itu.. tidak mas. Karena setahu aku tidak akan ada persahabatan yang sehat antara laki-laki dan perempuan”

“Kamu tahu kenapa?” Tanya Reyhan sambil menaikkan satu alisnya.

“Kenapa?”

“Karena garis takdir Mas itu kamu, Adinda Nurul Alyaa.. Dindin kecilku.. bidadari hatiku..” ujarnya sambil menjawil pipi dinda dan satu kecupan berhasil mendarat di pipi Dinda.

“Ihh.. ini lagi di mobil bahaya! Mas nih sukanya gombal..” ketus Dinda padahal dalam dirinya seperti dibawa melayang dan sedang menutup rasa malunya. Sampai dia tidak sadar sebenarnya mereka telah sampai di basement rumah sakit.

Garis Takdir Adinda (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang