Pliiss part ini mengandung bawang!!! harap untuk Sabar! Jaga hati, tahan emosi!🤭
Jangan lupa pencet tombol bintang 🌟 sebelum membaca 😚🕊️🕊️🕊️
"Farhan, tolong siapkan ruang rapat dan tolong bilang kepada pak Johan untuk menyiapkan dokumen rapat sekarang juga." Titah Reyhan kepada Farhan. Ya, Semenjak Reyhan menjabat sebagai direktur maka semenjak itu pula Farhan resmi menjadi asisten pribadinya. Awalnya dia mengajak Rizky, tapi Rizky menolak katanya tidak tega meninggalkan ibunya yang sedang sakit.
"Baik Pak saya langsung beritahu Pak Johan" Farhan keluar ruangan menuju ruang Johan, selang berapa lama Johan masuk dan bertanya kepada Reyhan,
"Pak bukannya berkas yang kemarin dibawa pulang oleh bapak untuk dipelajari?"
"Di mana ya? Sepertinya tertinggal di dalam mobil. Farhan tolong ambilkan berkas di mobil saya ya! Karena itu berkas penting."
"Kalau sampai hilang, tuduhan atas diriku akan semakin besar.. ya Allah.. berikan hamba jalan keluar." Lirih Reyhan sambil mengusap wajahnya kasar dia berusaha mengingat di mana terakhir dia letakkan berkas itu.
Di lobi bawah, Farhan melihat keributan dari arah lift.
"Ada apa ini ribut ribut?!" Tiba-tiba terdengar Suara bariton Farhan yang membuat Semua orang memalingkan wajahnya ke arah sumber suara.
"Farhan!"
"Alyaa?" Farhan begitu terkejut melihat orang yang pernah dicintainya, -ralat- istri dari bosnya di tarik paksa oleh satpam wanita, dia langsung berlari dan berteriak dari kejauhan,
"Lepas kan tanganmu dari perempuan itu!" Bentak Farhan, kepada satpam wanita itu.
"Baik Pak," satpam wanita itu pun lang melepaskan cengkraman tangan Dinda. Tapi satpam wanita itu masih memegang satu tangan Dinda, pikirnya agar wanita itu tidak kabur dan membuat keributan.
"Apa benar Mas Reyhan mau tunangan dengan Mbak Sarah?" suara Dinda terdengar begitu lemah dan parau. Jika cadar Dinda dibuka pasti orang-orang di sana dapat melihat jelas rona merah padam di wajahnya.
"Al, ini mungkin hanya salah paham, kita bisa jelaskan du--"
"Tidak, tidak ada perlu dijelaskan ... saya langsung pamit, dan ini dokumen Pak Haikal yang tertinggal ... Saya harus permisi." Dinda menggunakan bahasa formal dan langsung memberikan dokumen itu kepada Farhan. Sekarang dia hanya ingin berusaha bisa menerima semua ini.
"Lepaskan tangan saya, saya juga pasti akan langsung keluar tanpa perlu disuruh." Ketus Dinda, wajar hormon ibu hamil dalam dirinya membuat suasana hatinya kembali rancu.
Dinda keluar pun dari kantor dengan tergesa-gesa.
"Ada apa ini?" Seseorang yang baru saja turun dari lift pimpinan juga ikutan terheran dengan banyaknya orang di lobi.
"Pak! tadi ada Bu Dinda!" Ujar Farhan
"Dinda?! Di mana dia sekarang?" Tanya Reyhan khawatir dengan nada sedikit membentak.
"Sudah pergi Pak.." lirih Farhan sambil menunjuk, tadinya dia ingin mengejar Dinda belum lagi di luar hujan tampak makin deras, tapi dia urungkan niatnya karena dia sadar wanita itu sudah menjadi tanggung jawab orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir Adinda (END) ✓
RomanceTELAH TERBIT!! Novel Fiksi Romantis-spiritual ⚠️JANGAN BACA KALAU HANYA MEMBUATMU LALAI!! Al-Qur'an sebaik-baiknya bacaan 🙏 Tiba-tiba dijemput pria asing dan mengaku sebagai mahramnya? Siapa dia? "Tentang keikhlasan, kesabaran dan pengorbanan" seor...