S1. - 25. PERNIKAHAN

2.2K 173 21
                                    

Pliss laporkan typo🤭 aku up saja bonus hari ini karena udh lama vakum✨

jangan lupa pencet tombol bintangnya 🌟 yuk sebelum baca ❤️.

...

Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah dalam hidupku, mungkin juga seperti suatu hati yang sangat diimpikan oleh setiap orang, ketika kedua insan bertemu berbalut kasih, dalam ikatan yang halal.

Dan sekarang aku sedang menatap cermin lebih tepatnya menatap wajahku di dalam sana yang sedari tadi Silla lah yang mengolesi wajahku dengan segala macam make up, aku memintanya agar tidak terlalu menor cukup terlihat tidak pucat dan sedikit natural itu lebih aku sukai.

Aku memang sengaja tidak memesan perias pengantin, Silla pernah berjanji dia yang akan mendandaniku dan dia sungguh menepati janjinya dia bilang ini adalah hadiah darinya untukku. Toh hasil make up Silla tak kalah bagusnya dengan perias wajah artis sekalipun.

Kami memang sepakat hanya mengundang kerabat dekat, dan semua berbalut sederhana

Untuk baju pengantin dan dekorasi yang bertemakan pink putih itu, aku serahkan sepenuhnya kepada Bunda, Bunda yang sedari sebulan yang lalu sudah menyiapkan semua ini, walau sempat di hambat satu Minggu karena musibah yang haru melandaku.

***

"Bagaimana kata Bunda, Mas?"

"Awalnya Bunda seperti kecewa dan sangat sedih, tapi setelah kuberitahu kamu baik-baik saja bunda mulai mengerti dan ingin kita segera pulang, dan mungkin acaranya di undur seminggu, tidak mengapa kan?"

"Iya enggak papa kok, Terus yang jemput kita siapa Mas?"

"Teman Mas, dia sudah ada di depan. Kamu sudah siap?"

"Sudah, kaki Mas bagaimana? Kok enggak di pakai lagi tongkatnya?"

"Sudahlah kaki saya tidak papa!"

"Coba sini Dinda lihat!"

Awalnya dia menolak, namun kupaksa hingga akhirnya dia menggulung sedikit celana kain hitam itu.

"Aww.. stt"

Dia meringis ketika aku menyentuh lukanya masih tampak jelas luka bekas jahitan itu, entah berapa jahitan untuk menutup lukanya ini, sementara diriku ada sedikit luka di keningku tapi tidak separah luka di kaki nya mas Reyhan,

Aku sangat iba melihat nya.

"Sakit ya? Maaf, jangan terlalu dipaksakan mas, atau mau pakai kursi roda aja?" Tawarku

"Saya masih bisa berjalan kok, ini hanya luka kecil"

Luka kecil dia bilang?! Jelas jelas aku melihat Sepertinya lukanya sangat dalam.

"Ya sudah ayo kita keluar, maaf ya barang-barang kamu hanya ini yang bisa diselamatkan."

Dia menunjuk ke arah koper pink besar milikku, katanya warga sempat menyelamatkan hanya itu,

"Barang-barang masih bisa di cari namun suamiku ini sulit dicari!"

Aku mengembalikan ucapannya, jelas-jelas dia yang telah banyak mengalami kerugian masih saja mengkhawatirkan barang-barangku.

"Nyawa kamu lebih penting Mas untukku." aku pun memeluknya.

"Saya mohon apa pun yang terjadi jangan pernah tinggalkan saya, jangan pernah ada kata pisah di antara kita. Insya Allah, hingga maut memisahkan kita." Ujarnya sambil mengelus punggungku.

Garis Takdir Adinda (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang