Terima kasih telah membaca 🌺 semoga suka🌸 jangan lupa pencet tombol bintangnya 🌟 yuk!
...
"Ibu?!" kagetku langsung berdiri dari duduk kemudian menatap ke arahnya.
Aku menepuk dahiku, bisa-bisanya aku melupakan ibu mertuaku sendiri.
Sementara Ibu tampak bingung akan tingkah lakuku. "Ibu, biar saya yang antar," tawarku aku yakin pasti ibu tidak mengenaliku.
"Aku antar Ibu ini dulu ya Ra. Paling sebentar lagi juga akan ada yang datang. Aku pamit Ra, assalamualaikum," pamitku pada Zahra. "Mari Bu.."
Setelah beberapa saat, aku mencium punggung tangannya dan berkata, "Ibu ... Ini Dinda Bu." sambil menatap wajahnya.
"Dinda?" Ibu tampak berpikir dengan keningnya yang berkerut.
"Istrinya Mas Reyhan Bu ... Menantu Ibu!" Aku berusaha meyakinkan Ibu.
"Masya Allah.. sehat, Nak?" ucap Ibu sambil memegang wajahku yang berbalut selembar kain dan langsung memelukku.
"Alhamdulillah, baik Bu.. Ibu bagaimana kabarnya?"
"Baik Alhamdulillah, Nak."
"Ibu kesini sama siapa?"
"Sama bapak, tapi tadi bapak beli minum dulu kayanya ... Maaf tadi Ibu tidak mengenali kamu sayang."
"Tidak mengapa Bu.. maaf juga tadi Dinda juga enggak fokus kalau tadi Ibu."
"Ya udah, ayo kita ke rumah kakakmu, kamu tahu kan?" tanya ibu yang kujawab, "Tau Bu.. Mari aku antar Bu."
Di rumah Kak Zaskia, Ibu sungguh disambung dengan sangat baik oleh para cucunya. Bahkan ada beberapa dari mereka yang tidak pernah bertemu dengan Ibu--neneknya-.
Aku diminta untuk menggendong bayi lucu ini, yang bernama Salwa. "Mukanya mirip Hafshah ya Bu, anaknya Kak Dila." Paparku menatap wajah teduh ibu.
"Ibu kan belum pernah bertemu anaknya Nadila, selain Muhammad dan Khodijah, kalau Aisyah ibu hanya pernah bertemu dengannya sewaktu dia bayi."
Muka ibu seketika berubah menjadi tampak sangat sedih. Aku memegang tangan ibu yang tampak dingin, entah karena cuaca atau suasana hatinya yang tak menentu. "Ibu jangan sedih, nanti kita akan ketemu sama mereka ya..”
"Oya bagaimana kabar Reyhan, Nak? Dari tadi ibu hubungi kok enggak bisa ya?"
"Mungkin Mas Reyhan sedang sibuk Bu.. Atau coba Dinda yang telepon dulu ya Bu." aku memberikan Salwa kepada Kak Zaskia.
"Ini HP-mu Al," ucap Kak Zaskia sambil menyodorkan ponselku.
Aku mulai menelepon, nihil tidak ada suara apa pun... Sekalipun itu nada sambung.
Kenapa hatiku jadi merasa aneh.. lirihku dalam hati.
"Kok enggak bisa juga ya Bu.."
"Coba di coba lagi Nak."
"Tetap tidak bisa Bu.. bahkan sosmednya enggak ada yang aktif, terakhir dua hari yang lalu, kok firasat Dinda jadi enggak enak ya Bu," tuturku dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.
"Kamu harus berdoa semoga suami kamu tidak kenapa-kenapa?" Nasehat ibu sambil mengelus bahuku.
"Tante Dinda.. ada yang nyari ... teman Tante," ucap Rumaisha - adiknya Haura-
Aku pun langsung menemuinya,
"Ara, ada apa?"
"Tadi aku lihat Ustazah Khansa lewat Ay.. sekarang aja yuk!" ajak Zahra
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir Adinda (END) ✓
RomanceTELAH TERBIT!! Novel Fiksi Romantis-spiritual ⚠️JANGAN BACA KALAU HANYA MEMBUATMU LALAI!! Al-Qur'an sebaik-baiknya bacaan 🙏 Tiba-tiba dijemput pria asing dan mengaku sebagai mahramnya? Siapa dia? "Tentang keikhlasan, kesabaran dan pengorbanan" seor...