36. Rindu

670 42 22
                                    

|Badboy and Tomboy|
Yang hilang takkan ku cari, yang pergi takkan ku minta kembali.

-utamakan follow sebelum membaca^^
-taburkan bintang usai membaca
-komentar usai membaca:')

Happy reading^^

***

Mulai pagi ini SMA Tunas Bangsa akan sangat sibuk untuk mempersiapkan acara Porseni beberapa hari mendatang.

Mulai dari pembuatan panggung, mengkontrol alat-alat yang akan di gunakan waktu acara dimulai, hingga bersih-bersih lingkungan sekolah.

Dan yang paling sibuk pastinya adalah jajaran OSIS!

"Eh Rob, si Billa udah ngambil hiasan di gudang gak sih? Lama banget dari tadi"tanya Afika pada anggotanya.

"Gak tau deh Ka, tapi tadi gue liat Billa lagi pergi keluar, keknya sih ada yang mesti di beli"jawab Robby seadanya.

"Yah, Billa mah gituan! Yaudah deh gue ambil sendiri"kata Afika final.

"Oke deh, gue kesana dulu"kata Robby, dan dianguki oleh Afika.

Afika berjalan menuju gudang di belakang aula untuk mengambil perlengkapan yang di butuhkannya.

Afika memasuki gudang, ia mencari kerdus yang berisi hiasan untuk panggung, namun ternyata berada di atas lemari yang cukup tinggi.

"Aish, tinggi banget!"Afika menggeser sebuah kursi yang terletak tak jauh dari jangkauannya.

Afika terbatuk-batuk saat mengambil kardus di atas lemari tersebut, gudangnya penuh dengan debu, dan Afika membenci sesuatu yang kotor seperti ini.

Tangannya menggapai kardus yang lumayan berat tersebut, namun kursinya goyang hingga Afika terjatuh, dan kardus yang di bawanya jatuh berserakan.

"Aaaaaaaa!"teriak Afika, tetapi seseorang berhasil menangkapnya dari bawah.

Afika bernafas lega hingga ia menatap seseorang yang menolongnya ia adalah, Alan!

"Alan!?"kata Afika.

"Ceroboh!"kata Alan sambil menurunkan tubuh Afika di gendongannya.

"Gue tadi gak tau"jawab Afika sedikit kalem dari biasanya. Efek ditolong mungkin?

"Kalo kursi di taro di gudang berarti udah gak bisa di pake"kata Alan lagi.

"Gue gak sampe ngambilnya, yang ada cuma kursi itu, yaa gue pake aja lah"kata Afika sesungguhnya.

"Harusnya minta tolong anak lain, udah lah lupain, yang penting lo gak kenapa-napa!"jawab Alan sambil membersihkan bahan di kardus yang Afika bawa tadi.

"Makasih"kata Afika pelan, namun Alan mendengarnya dengan pasti.

Alan menatapnya sebentar, kemudian menganguk.

"Nih, lo duluan aja"kata Alan sambil memberikan kardusnya pada Afika.

"Lo mau ngapain?"tanya Afika.

"Tuh, mau ngambil cat"jawab Alan menunjuk cat di samping matras.

"Ohh"

"Bisa gak?"tanya Alan sambil menunjuk kardus di tangan Afika dengan dagunya.

"Bisalah!, gini doang"kata Afika tak mau di remehkan.

"Yaudah gausah ngegas!"kata Alan sambil mengusir Afika.

"Iya gue pergi, pake acara ngusir segala"kata Afika dibuat kesal.

"Dih gitu aja marah"kata Alan sambil tersenyum lucu.

"Awas yee lu!"kata Afika sambil menendang kaki Alan pelan, dan semakin membuat Alan tertawa kencang.

HILOVE (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang