57. Berubah

628 27 45
                                    

|H I L O V E|
Bagi sebagian orang perubahan mungkin berakhir baik, namun bagiku aku benci perubahan itu.

[Hanin dhiya- Pupus]

***

Semalaman Sherly benar-benar tak dapat tidur.

Bahkan hatinya selalu gelisah, yang ada di pikirannya saat ini hanya Alan, dan entah mengapa.

"Lan, aku rindu."gumamnya.

"Maafin aku--" Sherly menghela napas berat.

Apakah ia benar-benar mencintai Afnan?

Apakah ia masih mencintai Alan?

Sherly dihantui oleh pikirannya sendiri.

"Aku bukan penghianat, aku gak mungkin ninggalin Afnan buat Alan, tapi--"Sherly benar-benar frustasi saat ini.

Ia menggeleng kuat. "Aku gak boleh egois!" kemudian Sherly mengambil kunci mobilnya di atas nakas.

Ia akan pergi ke rumah Afnan untuk menenangkan pikirannya.

Bertemu dengan Afnan akan membuat pikirannya lebih jernih.

Beberapa menit perjalanan sampailah Sherly di kediaman keluarga Afnan.

"Assalammualaikum."ucap Sherly sambil memasuki rumah, yang saat ini sudah seperti rumahnya sendiri.

"Eh Sherly."kata Mbak Zela ketika menyadari kehadiran Sherly.

Sherly mencium punggung tangan mbak Zela.

"Afnan dimana, Mbak?"tanya Sherly.

"Dia lagi pergi sama Zee, tunggu aja bentar lagi juga balik."jawab Zela.

"Oke, iya mbak."Sherly menunggu Afnan di sofa.

Tak begitu lama Afnan akhirnya datang bersama Zee.

"Eh, kok udah di sini aja?"tanya Afnan sambil duduk di sisi Sherly.

"Zee masuk ke kamar sana."titah Afnan kemudian Zee pergi meninggalkan mereka berdua.

Sherly bergeser dan menyandarkan kapalanya di dada bidang Afnan.

Afnan mengelus kepala Sherly sayang.

"Kenapa hem?"tanya Afnan, ia tahu persis jika Sherly seperti ini pasti Sherly ada sesuatu.

Sherly hanya menggeleng, masih tak mau bicara.

"Alan udah pulang ke Indo kan? Gak kangen?"tanya Afnan membuka percakapan.

Sherly mendongak menatap manik Afnan. "Kenapa tanya gitu?"tanya Sherly.

"Siapa sih yang gak rindu setelah ditinggal lama? Semua orang pasti juga punya rasa rindu kan?"jawab Afnan.

Afnan benar, Sherly sedang rindu!

"Kalo kamu mau, ya udah temuin gih sana, kali dia juga pengen ketemu kamu!"usul Afnan.

Sherly beruntung sekali memiliki Afnan, ia baik dan perfect!

Afnan tak pernah membenci Alan, Afnan juga selalu mensuport Sherly agar terus menjalani hidup tanpa kehadiran Alan.

"Aku rindu Alan, serius. Tapi aku gak mau kamu kecewa."cicit Sherly pelan.

Afnan tersenyum. "Wajarkan kalo kalian gitu? Siapapun juga bakalan rindu kalo udah lama gak ketemu."ucap Afnan.

"Ya udah, mau ketemu Alan gak?"tanya Afnan lagi.

"Apa Alan mau?"ganti Sherly yang bertanya.

"Kan belum dicoba!"kata Afnan.

"Masih punya kontak Alan?"tanya Afnan.

HILOVE (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang