|H I L O V E|
Aku yang berjuang, dia yang kamu sayang, haha idup segala lu!***
"Dek, Afnan keburu tua nongguin lu sumpah!"ucap Verrel ribut sendiri melihat tingkah adiknya di dalam kamar.
"Diem deh bang, gue lagi sibuk."ucap Sherly sambil memilih bajunya kembali.
"Lu kelamaan bet, dari tadi siap-siap mulu kagak ada selesainya."ucap Verrel geregetan.
"Lagian di sini yang mau pergi itu gue apa elu sih, Sher?"lanjutnya.
"Iye iye, bawel bet lu bang ahh."
Sherly siap dengan swater grey dan celana bahan berwarna cream.
"Sana lu, lama-lama busuk tunangan lu kalo lu kelamaan gini."kata Verrel sambil menyeret Sherly keluar dari kamar.
Hari ini Sherly akan menginap di rumah keluarga Afnan, yaa setidaknya itu lah rutinitas Sherly di kala akhir pekan.
"Maaf yaa lama, hehe."ucap Sherly sambil duduk di sisi Afnan.
"Yaelah Nyil emang kebiasaan kamu!"ucap Afnan sambil mengelus lembut rambut Sherly.
"Ish, aku tinggi yaa!"ucap Sherly tak terima selalu dipanggil Unyil oleh Afnan.
"Seratus empat puluh aja kamu bilang tinggi? Heh, halu!"kata Afnan membalas.
"Apaan, ini udah ideal ya!"
"Gak ada seratus empat puluh dikatain ideal."
"Gak percayaan nih manusia."kata Sherly.
Selalu saja jika mereka bersama ada yang diperdebatkan.
"Dahla, susu Zee pasti udah nunggu tu di rumah."kata Afnan mengajak Sherly untuk segera berangkat.
"Yaa udah ayo. Salah siapa ngajak debat, lagian ini bukan pelajaran bahasa bab mosi yaa."
"Iya, ngalah ama unyil."kata Afnan kemudian menggandeng tangan Sherly.
Mereka kemudian pamit dan langsung pergi menuju kediaman rumah Afnan.
Sesampainya di dalam mobil Afnan memandangi wajah Sherly aneh.
"Kenapa?"tanya Sherly bingung.
"Dipeke lagi?!"ucap Afnan.
"Apanya sih?"Sherly bertambah bingung.
"Itu tuu merah-merah, jijik deh kek darah!"ucap Afnan bergidik ngeri sambil menunjuk bibir Sherly.
"Ihh, ini tu liptint sayang, udah berapa kali aku bilang!"kata Sherly.
"Tetep aja jijik kek darah, kan udah aku bilangin sayang, jangan dipake lagi!"ucap Afnan mereplay ulang nada bicara Sherly.
"Kamu mau nanti aku dikatain sama Mama, sama kak Afika, sama papa, sama Zee dan sama semua orang kalo aku kayak orang udah gak makan setahun saking pucetnya!"ucap Sherly panjang lebar tanpa titik koma.
Afnan geleng-geleng kepala. "Jangan lebay deh yang, emang kamu mau nanti dibilang vampir karna pake merah-merah itu!"balas Afnan.
"Liptint!"
"Merah darah!"kata Afnan.
"Hapus."titah Afnan pada Sherly.
"No!"
"Hapus!"
"Noooo!"
"Oke!"ucap Afnan terakhir sebelum Akhirnya.
Cup
Sebuah kecupan singkat mendarat di bibir Sherly,.membuat mata Sherly melotot sempurna.
Afnan tersenyum jahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
HILOVE (END)√
Teen Fiction-CERITA SUDAH TAMAT. -TIDAK PERNAH DIREVISI! Cinta bisa datang menyapa kapan saja, yang dapat kita lakukan hanya dua, menyapanya kembali, atau memilih mengacuhkannya dan tak mau mengenalnya. "Salah satu perasaan terbaik di dunia adalah ketika seseor...