|H I L O V E|
Hubungan kita itu kek es batu, tunggu cair dulu, baru bisa ngalir.
Bantu koreksi yaa^^
Happy reading')
***
Sherly masih teringat kejadian beberap waktu lalu.
Afika! Nama tersebut selalu menghantui pikirannya, kenapa yang mengangkat telponnya adalah Afika?.
Alan datang sambil terengah-engah.
"Dateng juga lu bos, lama bener gila."ucap Revan kesal.
"Sorry lumayan macet tadi."ucap Alan.
Sherly tersenyum masam, jam-jam segini mana ada macet pikirnya.
"Sorry banget nih!"ucap Alan berjalan mendekat.
"Nomer lu kenapa? Ditelpon gak bisa."tanya Azka.
Alan diam. Ia harus menjawabnya bagaimana, ia lupa meminta kartunya pada Afika.
"Emm-- "
"Dah gak penting, latian dah gue capek pen pulang!"kata Sherly memotong ucapan Alan.
"Lah, kenapa lu?"tanya Novi.
"Gak papa, capek aja."jawab Sherly datar.
"Tiba-tiba banget."jawab Rara.
"Kenapa?"tanya Alan di sisi Sherly.
Sherly hanya menjawab dengan gelengan kepala, tak acuh dengan keberadaan Alan di sisinya.
Sherly tak mau mendengar alasan Alan lagi.
"Yaudah, mulai!"ucap Bobi mulai menyadari ada sesuatu yang berbeda.
***
Hari yang paling di tunggu-tunggu Akhirnya akan segera tiba, besok adalah hari terakhir dan akan menjadi penutupan pekan olahraga dan seni.
Hari ini para peserta lomba dance, band, dan solo singer akan menampilkan pertunjukan terbaik mereka.
Begitu pula dengan dua groub band dadakan Alan dan kawan-kawan.
Pagi ini sekolah dikejutkan dengan kedatangan Alan dengan membawa seorang gadis, yang tak lain adalah Afika.
Alan benar-benar menjemput Afika pagi ini.
Sherly dan para sahabat Alan tentu juga menyaksikannya.
"Semua aja diembat!"celetuk Revan.
"Iye kagak bagi-bagi si siluman bekantan."lanjut Aldo.
Revan dan yang lain menoleh ke Aldo. "Eh sumpah maksudnya Repan yang siluman bekantannya, bukan si bos!"Aldo mencium bau-bau tatapan jahat para makhluk halus di sekitarnya.
"Gue lagi!!!"teriak Revan pada Aldo. "Canda lah, Pan!"rengek Aldo.
Alan dan Afika berjalan mendekat.
Sherly diam menunduk, berpura-pura sibuk dengan handphonenya.
"Morning jangan?"ucap Alan.
"Morning."jawab yang lain.
Alan dan Afika tertawa, "Dah ke kelas sana."titah Alan pada Afika.
"Oke, dah."ucap Afika.
Alan duduk di samping Sherly. "Sibuk bet yaa neng!"ucap Alan.
Sherly tersenyum. "Emang, sibuk banget."jawab Sherly.
Sejujurnya Sherly tak suka melihat kedekatan Alan dan Afika yang makin hari makin lengket.
"Yang satu pergi, gantian yang satunya! Enak bener lah."ucap Ardian.
KAMU SEDANG MEMBACA
HILOVE (END)√
Teen Fiction-CERITA SUDAH TAMAT. -TIDAK PERNAH DIREVISI! Cinta bisa datang menyapa kapan saja, yang dapat kita lakukan hanya dua, menyapanya kembali, atau memilih mengacuhkannya dan tak mau mengenalnya. "Salah satu perasaan terbaik di dunia adalah ketika seseor...
