|H I L O V E|
Saat menunggu adalah hal yang membosankan, mencari yang baru bukanlah sebuah alasan.[Goliath-Masih disini menunggumu]
***
Pulang ke Indonesia adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh Alan.
Namun penantiannya ternyata hanya sia-sia.
Sherly, orang yang ia cinta kini telah menjadi milik orang lain.
Ini bukan salah Sherly, ini bukan salah Afnan juga, tapi ini salahnya sendiri!
Alan memiliki alasan mengapa ia tak pernah mengabari Sherly.
Namun nasi sudah menjadi bubur, Sherly tak dapat lagi digapainya.
Hari kedua pulang ke Indonesia para sahabatnya berkumpul di rumahnya.
Saling bertukar cerita, dan bercanda bersama setelah sekian tahun tak bertemu.
Terlalu suntuk di rumah saja, Alan mengajak sahabatnya untuk pergi keluar, tak disangka hari itu ia bertemu dengan Sherly.
Mungkin baginya terlalu cepat, tapi tidak bagi Sherly.
Sherly-nya berubah, tak terlalu mencolok, hanya semakin cantik dan lebih dewasa dari yang sebelumnya.
Namun pertemua mereka tak seperti yang Alan pikirkan.
Tak ada pelukan hangat, dan ungkapan rindu.
Hingga kabar itu terdengar jelas di telinganya.
Sherly telah bertunangan!
Pahit? Sangat!
Seseorang yang telah lama didamba kini berbelok haluan.
Tak pernah ada kata cinta terucap dari mereka berdua.
Hanya hati yang bicara.
Setelah mendengar hal tersebut tentu hati Alan hancur, sangat-sangat hancur.
Para sahabat Alan risau tak kepalang.
Alan tak dapat ditemukan di rumahnya.
"Lu sih tolol! Ngapain lu kasih tau segala?"ucap Aldo kesal.
"Keceplosan aelah."jawab Revan sungguh-sungguh.
"Tapi Revan bener, cepat atau lambat Alan juga bakalan tau tentang hal ini."sambung Azka.
"Tapi gak secepat ini juga kan, Ka!"kata Ardian.
"Iya gue juga tau, tapi kalo kita nyembunyiin hal ini sama dia, hancurnya pasti lebih parah!"kata Azka, membuat yang lain ikut terdiam.
"Di sini gak ada yang salah, mungkin cuma mereka belom jodoh aja."lanjut Azka.
"Lacak Ka hp Alan! Kali GPSnya diidupin."usul Beni.
"Oke!"
***
Uhuk uhuk
Alan terbatuk, ia sudah terlalu banyak meminum alkohol.
Frustasi? Tentu saja, siapa yang tidak sepertinya jika hal yang dialaminya begitu parah.
Mata Alan sudah tak mampu melihat dengan jelas, semuanya nampak kabur dan buram.
Menghabiskan tiga botol minuman sudah mampu membuat tubuhnya mabuk berat.
Alan tak pernah seperti ini sebelumnya, ia hanya akan meminum sedikit jika ada masalah berat, namun tak pernah separah ini.
Alan berjalan dengan sempoyongan ke arah bar minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
HILOVE (END)√
Teen Fiction-CERITA SUDAH TAMAT. -TIDAK PERNAH DIREVISI! Cinta bisa datang menyapa kapan saja, yang dapat kita lakukan hanya dua, menyapanya kembali, atau memilih mengacuhkannya dan tak mau mengenalnya. "Salah satu perasaan terbaik di dunia adalah ketika seseor...