51. I Love You

825 36 50
                                    

|H I L O V E|
Biarkan kisah mengalir dengan sendirinya, karna tuhan punya caranya sendiri untuk membuat kita bahagia.

***

Tiada kata lalah untuk sebuah penantian, jika yang dinanti membuahkan kebahagiaan.

Sudah tiga bulan pasca kecelakaan maut yang dialami Alan.

Selama waktu tersebut Sherly dan para sahabatnya dengan setia menanti perkembangan Alan.

"Selamat pagi."sapa seseorang sambil berjalan mendekati nakas.

Ia mengambil bunga mawar kuning yang telah layu dan diganti dengan yang masih segar.

Setelah itu ia duduk di kursi samping ranjang.

Senyap, hanya terdengar suara dari alat-alat penunjang hidup Alan di ruangan serba putih ini.

"Kamu gak capek ya tidur terus?"tanyanya pada Alan.

"Gak laper? Udah tiga bulan gak makan minum."

"Lan, gue kangen."

Setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah Sherly selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi Alan di rumah sakit.

Hatinya begitu sakit di saat ia melihat Alan hanya terbujur kaku tak berdaya diatas tempat tidur ini.

Wajah tampannya kini hanya pucat pasi, tanpa ada tanda-tanda kehidupan, kecuali napas yang terus berhembus.

Hari ini hari terakhir Alan berada di Indonesia.

Sherly masih tak sanggup untuk melepas seseorang yang sangat dicintainya ini.

Alan akan ke jepang untuk mendapatkan perawatan intensif di The University of Tokyo Hospital, Jepang.

Sejak tiga bulan terakhir tak ada perkembangan yang signifikan dari seorang Alan.

Avi dan Erlan akan mengeluarkan segala macam cara agar putra sematawayang mereka dapat kembali memeluk mereka.

Tapi gundah melanda hati Sherly, bagaimana ia bisa menjalani hari-harinya tanpa Alan.

Sherly dan para sahabatnya akan sangat merindukan sosok Alan.

Akan tiada lagi canda tawa yang recehnya luar biasa.

Tiada lagi kejahilan yang mengundang tawa.

Tiada lagi wajah tampan nan misterius namun berhati hangat dari seorang Alan.

Tiada lagi nongkrongan yang asik tanpa seorang Kapten tempur RL.

Tiada lagi kekonyolan yang sangat menyebalkan.

Tiada lagi sosok sahabat yang hangat.

Tiada lagi seseorang yang mampu merubah jiwa tomboy Sherly menjadi sangat feminim dan manja.

Alan, sebuah nama yang indah, dan akan selalu terkenang di hati Sherly dan yang lainnya.

Tak terasa air mata Sherly mengalir hangat.

Seseorang memasuki kamar Alan.

Afika datang lengkap dengan seragamnya.

Sherly yang menyadari kehadiran Afika langsung mengusap air matanya cepat.

Afika juga sama seperti Sherly, saat pertama kali Afika mendengar kabar kecelakaan Alan Afika juga sama seperti orang gila. Menangis dan terus gelisah.

Afika juga selalu menyempatkan diri untuk menjenguk Alan.

Setiap hari, layaknya Sherly.

"Gimana kabar Alan?"tanya Afika pelan.

Sherly menggeleng, "Gak ada yang berkembang."jawab Sherly sambil menahan sesak di dadanya.

HILOVE (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang