18. Kabar buruk

853 54 3
                                    

|Badboy and tomboy|

***

"Lan, gue dapet!"Teriak Azka pada Alan.

"Dimana?"Kata Alan datar sambil mendekat ke tempat Azka.

"Gimana Ka? Udah ketemu dimana?"tanya Aldo.

"Iya, di gedung tua di dalem hutan! Itu lokasi terakhir GPS hp-nya Verrel."jawab Azka.

"Kita kesana sekarang!"Ucap Alan berjalan mendahului seluruh sahabatnya.

"Gue tau Alan pasti lagi nahan emosinya sekarang, pasti dia cemas banget ama Sherly dan Verrel"Celetuk Revan.

"Iya, ayo kita kesana!"Ajak Ardian.

Sudah hampir lima jam Alan dan kawan-kawannya mecari keberadaan Sherly dan Verrel, selepas dari rumah sakit malam itu, setelah melihat rekaman CCTV dan mereka mengetahui siapa orang yang telah menculik Sherly, mereka langsung menyerahkan permasalahan tersebut kepada Azka untuk melacak keberadaan mereka berdua.

Malam itu sahabat-sahabat Alan kalangkabut, karena Alan menghajar para petugas keamanan di rumah sakit tersebut karena telah lalai dalam menjaga keamanan pasien, dan untung saja pihak rumah sakit tidak menuntut Alan, karena pihak mereka juga merasa bersalah, karena hilangnya salah satu pasien di rumah sakit tersebut.

Akhirnya setelah melakukan pencarian selama beberapa jam akhirnya Azka menemukan lokasi dimana Verrel berada.

Dan sekarang mereka sedang menuju tempat dimana lokasi terakhir Verrel, mereka juga berharap semoga saja Verrel dan Sherly berada di tempat yang sama, dan dalam keadaan selamat.

"Kita kempung semua tempat di gedung ini, jangan sampe ada jalan keluar buat mereka!"titah Alan tegas kepada seluruh pasukannya.

Mereka semua sampai di tempat tersebut dan langsung mengepung tempat tersebut.

Alan berjalan lebih dahulu, memasuki gedung dari pintu utama, namun betapa terkejutnya ia saat menemukan seorang lelaki tergeletak tak berdaya di bawah tangga yang tak lain ialah, Verrel.

"Verrel!?"Alan mendekati Verrel.

"Astaga, Ver apa yang udah terjadi ama elu" Alan panik seribu panik, Verrel terluka parah, banyak darah di lantai dan sudah hampir mengering.

Dengan cepat Alan mengecek denyut nadi Verrel.

"Woyyy, kalian sini! Cepet!"teriak Alan pada para sahabatnya, setelah memastikan bahwa nadi Verrel masih berdenyut.

"Astaga! Verrel kenapa Lan?!" teman-temannya pun ikut terkejut setelah mengetahui keadaan Verrel, yang benar-bener, Mengenaskan.

"Cepet bawa Verrel ke rumah sakit! Ntar gue nyusul, cepet!"titah Alan, dengan cepat mereka pun membawa Verrel kerumah sakit.

Kemudian Alan berlari menuju ke gedung atas dengan cepat, ia berharap tidak terjadi apa-apa dengan keadaan Sherly.

Alan mencari kesana kemari, namun tidak ditemukan satu jejak apapun, gedung ini seperti tidak memiliki kehidupan sama sekali, dimana Sherly.

"Arrghh....lo dimana Sherrr!!???"teriakan Alan menggema di seluruh penjuru ruangan gedung tersebut.

"Ini semua salah gue!Kenapa gue harus suka ama lo, kalau gue tau ujung-ujungnya kek gini, sampai mati bakalan gue pendem rasa gue buat elo, biar lo gak terluka kek gini"Tanpa sadar air mata mengalir dari ujung mata Alan, ini adalah kali pertama Alan menangisi seorang wanita yang tak pernah ia kenal dekat bahkan baru saja mengenalnya beberapa bulan.

"Gue harap lo gak kenapa-napa disana Sher! Tunggu gue! Gue pasti dateng!"Ucap Alan tulus dari hati, walau ia tahu, Sherly tidak akan mendengarnya.

***

HILOVE (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang