5. Penyerangan (2)

1.6K 89 6
                                    

|H I L O V E|
Andai hati buatan manusia, mungkin dapat dengan mudah hancur dan terpecah belah.


Selamat membaca^^

*

Sherly dan Verel berjalan bersisian menuju halaman parkiran basecamp dan segera menuju untuk pulang.

"Temen-temen lu gak punya rumah apa? Kok udah larut gini mereka gak pada pulang." tanya Verrel pada Sherly di tengah perjalanan yang jalannya kini mulai agak sepi dan senyap.

"Yaa punya lah bang! Mereka mah gitu gausah mikirin mereka mending sekarang fokus nyetir trus cepet nyapme rumah, gue ngantuk bang!" kata Sherly dengan menyandarkan kepalanya di punggung kakaknya karna memang Sherly sudah sangat ngantuk entah mengapa tidak seperti biasanya.

"Iya-iya bawel bat dah!" kata Verrel lalu menambah kecepatan motornya membelah kesunyian malam.

20 menit kemudian Verel sudah sampai di pekarangan rumah dan sudah di persilahkan masuk oleh pak satpam rumahnya yang membuka pintu pagar saat tuan dan nona mudanya yang baru saja datang dapat dipersilahkan masuk.

"Udah nyampe gak turun-turun pegel weh lengan abang berat banget dah padahal cuma kepala" kata Verel pada Sherly yang sedari tadi tak kunjung turun dari motornya.

"Dek?" panggil Verel

"Heh turun weh" kata Verel lagi, lalu ia menoleh untuk melihat apa yang terjadi pada Sherly.

"Etdah, dah molor ni bocah dasar kebo untung kaga jatoh lu dek dek kalo jatoh abis abang di marahi ayah ama bunda, dasar kebo lo" gerutu Verel saat mengetahui adiknya itu tidur di perjalanan.

"Pak...pak jamal pak tolongin Verel pak!" pinta Verel pada pak jamal satpam di rumahnya dengan melambaikan tangannya mengisyaratkan untuk ke tempatnya.

"Ada apa den? Ada yang bisa saya bantu?" kata pak jamal menghampiri Verel dan Sherly yang tidur di punggungnya masih di atas motor.

"Ini pak tolong pegangin Sherly dulu pak, biar saya turun baru ntar saya aja yang gendong sherly masuk!" kata Verel meminta bantuan pak jamal.

"Baik aden, ini non Sherly ngapain tidur begini tadi kalo jatuh di jalan gimana atuh" kata pak jamal sambil memegangi sherly supaya tidak jatuh.

Kemudian Verel turun dari motor dan mengambil alih Sherly untuk ia gendong dan bawa ke kamarnya.

"Motor bawa ke bagasi yah pak, makasih" kata Verel.

"Siap aden!" jawab pak jamal lalu menuntun motor Verel menuju ke bagasi.

"Berat banget lu dek, anjir badan kecil beratnya 3 kintal hadah, ni beneran kebo pa gimana dah dari tadi kaga keganggu di apa-apain mati lu?" gerutu Verel sambil menggendong Sherly menuju lantai dua ke kamar Sherly.

Setelah meletakan Sherly di tempat tidurnya ia memasangkan selimut lalu mencium pucuk kepala Sherly kemudian ia mematikan lampu kamar Sherly dan keluar menutup pintu kamar Sherly.

***

Seberkas cahaya menyinari kamar Sherly dan membuatnya terbangun dari tidurnya.

"Hemm...jam berapa dah" desis sherly lalu melirik jam digital diatas nakas di samping kiri ranjangnya.

Jam 07:42

"AAA... Gue telaaaaatt" ia berteriak lalu segera beranjak dari ranjangnya dan berlari menuju kamar mandi.

20 menit kemudian

Sherly sudah siap dengan rambut yang ia kuncir kuda, tanpa balutan make up, Sherly hanya menggunakan liptint  agar bibirnya tidak terlihat pucat.

HILOVE (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang