[Revisi]
|H I L O V E|
Gak semua kebaikan akan terbalasSelamat membaca^^
***
Percayalah hari senin adalah hari yang paling males untuk sekolah, dan itu yang ada di pikiran Sherly saat ini, hingga,
"SHERLYYYY SAYANG BANGUUUUN" teriak Salma--bunda Sherly.
"Ayo bangun sayang, udah siang ntar kamu telat" lanjut Salma.
Dengan penuh paksaan Sherly beranjak dari tidurnya.
"Ukii--Bun--"ucap Sherly masih mengumpulkan sedikit demi sedikit nyawanya.
"Yaudah, bunda turun dulu mau nyiapin sarapan." ucap Salma di balik pintu lalu turun untuk membuat sarapan.
Setelah siap dengan seragamnya Sherly langsung turun untuk berangkat sekolah.
"Bun, Sherly mau berangkat dulu."kata Sherly sambil mencium punggung tangan bunda, yaa karna ayahnya pasti sudah berangkat terlebih dahulu berjam jam yang lalu, sementara Verrel belum pulang ke rumah.
"Loh, kok gak sarapan?" tanya bunda.
"Enggak Bun, udah telat entar aja di kantin." jawab Sherly lalu pamit pergi.
***
Setelah 30 menit perjalanan sampailah Sherly di parkir sekolah.
Lalu Sherly parkirkan mobilnya dengan cepat dan bergegas masuk kekelas sebab sebentar lagi bel masuk berbunyi dan itu sangat untung-untungan bahwa Sherly belum terlambat.
Sherly berlari menyusuri koridor karna kelasnya berada di sebelah gedung timur, sontak langkahnya melambat saat ia melihat suatu pemandangan.
Alan menggandeng tangan Rani, teman sekelasnya.
Saat Sherly berpapasan dengan Alan, Alan mengacuhkan Sherly dan hanya meliriknya sebentar sedang Sherly hanya diam tak berkutik ,tak ingin terbawa suasana tadi malam.
Sherly berusaha biasa saja lalu bergegas melanjutkan perjalanannya menuju kelas.
Sesampainya di kelas ia disambut oleh teman-teman se-gengnya, tapi Sherly tak menggubris dan langsung duduk tanpa mengatakan sapatah katapun.
"Sherly kunaon?" tanya Rara setelah melihat sikap aneh Sherly.
"Udah biarin aja mungkin lagi bad mood." jawab Yoyo kemudian, dan semuanya kembali ketempat masing-masing setelah bel berbunyi dan sesaat kemudian bu Indah masuk kelas.
Entah mengapa Sherly tak bersemangat sama sekali saat jam pelajaran tadi dan teman temannya pun hanya menatapnya keheranan.
"Lu kenapa, Sher?" tanya Yoyo berusaha mencari tau mengapa Sherly berbeda, sebab Yoyo duduk sebangku dengan Sherly.
Semantara Sherly hanya menggeleng singkat lalu kembali diam.
"Yaudah, kalo ada masalah cerita aja kali gue bisa bantu." ucap Yoyo kemudian, dan Sherly hanya mengangguk singkat.
Tiga jam kemudian bel tanda istirahat berbunyi, semua murid-murid kegirangan bak terlepas dari sel penjara termasuk murid-murid kelas XI IPA A.
"Yaudah kantin nyok." ajak Rara pada teman-temannya.
"Yaudah, kuyy." jawab Sherly kemudian.
"Udah baikan lu?" tanya Novi karna Sherly sudah bersikap normal seperti biasa.
"Emang gue sakit apa pake acara baikan." kata Sherly sambil menonyor kepala Novi dan tertawa jahil.
"Lah, tadi kek kesurupan rumput gitu, diem doang!" kata Novi.
"Engga tadi cuma sebel aja gitu, yang pentingkan sekarang udah kagak, jadi sans aja." ucap Sherly kemudian.
"Ahh yaudah kuyy kantin cacing gue udah kelaperan." kata Yoyo.
"Haha, pantes badan lo segitu aja orang perut lo tempat pembudidayaan cacing." tawa Rara langsung pecah seketika, dan meledek Yoyo dengan usilnya.
"Ahh bodo gue laper, lama-lama elu yang gue makan, Ra." kata Yoyo kemudian dengan menahan yoyo.
Seperti biasa di tengah-tengah koridor keempat gadis itu selalu menjadi pusat perhatian sorak-sorak kagum dari para cowok-cowok SMA Tunas Bangsa.
Namun tak sedikit dari cewek-ceweknya yang memberi tatapan sinis pada mereka berempat.
Langkah mereka akhirnya terhenti saat sudah sampai di kantin. Sedangkan di BM cs sudah berkumpul Lucky, Hara, Rasya yang sampai terlebih dahulu.
"Weyyy Lucky strike udah nongol duluan." teriak rara sambil meneguk jus mangga milik Lucky.
"Lucky strike pala lo peang." kata Lucky sambil menonyor kepala Rara.
"Bego, gak sakit sih, ahaha!" kata Rara.
"Lagia dateng dateng langsung nyeropot minuman orang!" balas Lucky kesal.
"Gue haus lama nunggu pesenan dateng" kata Rara kemudian dengan cingirannya.
"Gue ambil pesenan dulu!"ucap Sherly kemudia, lalu melongos pergi menuju ruang pesanan dan mengambil jus nanas favoritenya.
Hingga seorang gadis menabarak Sherly seketika gelas berisi jus nanas itu tumpah dan mengenai baju Sherly, sekarang bajunya dasah kuyup akibat ulah gadis di hadapannya ini.
"Heh, lo itu bisa jalan gak sih." bentak Sherly pada gadis di depannya, saat ini Sherly menjadi pusat perhatian.
"Ma...maaf kak Syafa tadi buru-buru." kata gadis di depan sherly yang ternyata bernama Syafa.
"Buru-buru, lo liat sekarang baju gue kotor! Enak aja ngomong maaf, beresin ini semua." bentak Sherly lagi dengan mengendus kesal, dan sesekali mengusap-usap bajunya yang sudah kotor dan basah itu.
"I...ii..iya kak nanti Syafa bersihin." jawab Syafa kemudian.
"Udah lo sekarang ke kelas biar gue yang beresin." kata seseorang kemudian memerintahkan Syafa untuk beranjak dari tempatnya.
"Alan!! Apa-apaan sih lu Lan?" kata Sherly kemudian saat Alan lah yang menolong gadis tadi.
"Udah biarin dia adik kelas kasian kali" jawab Alan santai.
Alan melepas jaket yang membalut seragamnya lalu ia pakaikan di tubuh Sherly, sontak hal tersebut membuat Sherly terkejut begitu pula para siswi di ruangan ini yang menatap Sherly penuh iri.
"Udah lo pake jaket gue aja." kata Alan. "Daleman lo keliatan ntar ada yang kegoda!" bisik Alan di telinga Sherly dengan senyum menyebalkannya.
Sontak Sherly membulatkan kedua matanya dan membenarkan jaket milik Alan di tubuhnya dan merapikannya sampai menutupi tubuh bagian atasnya, walau jaket Alan cukup besar di tubuh mungilnya.
"Rese." desis Sherly mengendus kesal pada Alan, rasanya ingin sekali ia buang lelaki di depannya ini ke dalam inti bumi, yaa walau sayang kalu di buang sia-sia.
"Gue cabut mau ke toilet!" kata Sherly kemudian dan beranjak pergi dari kantin.
Sherly berjalan meninginggalkan kantin menuju toilet dengan perasaan tak karuan antara mau senang, marah, dan kesal entahlah ada apa tetapi sikap seorang Alan memeng sulit di tebak.
Ada yang aneh saat ini, hari-hari Sherly yang biasanya hanya di isi dengan kegaduhan, kini menjadi lebih berwarna, entah itu karna ia mendapat lebih banyak teman, atau karna hal lain, namun yang Sherly rasakan hanya, lebih sedikit berwarna.
Sherly sudah lelah dengan semua drama ini, drama tentang dirinya yang sok tegar di hadapan anak-anak lain, tentang Sherly yang kejam, dan penuh dengan pembullyan, dan sebagainya.
Sherly ingin mengakhirinya andai bisa, namun itu semua percuma.
Rasa sakit masa lalu yang meradang membuatnya tak mampu kembali.
Tak mampu menjadi Sherly yang seperti bertahun-tahun yang lalu, Sherly yang ceria, ramah, dan selalu tersenyum.
Semua akibat masa lalu kelamnya.
_______________________
Hii^^
Jangan lupa taburkan bintang:')
KAMU SEDANG MEMBACA
HILOVE (END)√
Teen Fiction-CERITA SUDAH TAMAT. -TIDAK PERNAH DIREVISI! Cinta bisa datang menyapa kapan saja, yang dapat kita lakukan hanya dua, menyapanya kembali, atau memilih mengacuhkannya dan tak mau mengenalnya. "Salah satu perasaan terbaik di dunia adalah ketika seseor...