bab 3

11.5K 487 7
                                    

Aku berhasil berdiri dengan baik. Sekarang aku ada berdiri didepannya. Sebelah tangan laki-laki itu yang bebas dari balita dalam gendongannya menarikku, hanya dengan sekali sentakan. Kurasakan tubuhku tertarik ke depan....wow tenaganya besar sekali. Aku berakhir jatuh di dada laki-laki itu. Dadanya keras, aku langsung bisa merasakan itu karena kemeja yang ia pakai sangat tipis, tapi tunggu... Aku mendengarnya. Jantung laki-laki itu berdegup. Degupnya cepat sekali, bahkan mungkin lebih cepat dari degupan jantungku. Apa dia gugup? Apa dia merasakan sesuatu yang bermekaran di dada seperti yang kurasakan? Yang lebih penting dari itu kenapa dia menarikku? Seolah mendengar pertanyaanku. Dia menjawab dingin.

"Benarkan kancing atas seragammu." Aku sampai bergidik, bulu kudukku hampir merinding. Dia punya suara bariton yang membuatku lupa cara berdiri dengan benar. Tangan berotot laki-laki itu sampai menahan punggungku, supaya aku tidak terjatuh. Laki-laki yang tau cara memperlakukan perempuan kurasa. Aku memejamkan mata... Aku menyukai ini... Sensasi ini... Aku menghirupnya dalam-dalam. Menyesapnya sampai rasanya hidungku penuh oleh aroma pria itu. Aroma kayu-kayuan yang membuatku merasa nyaman. "Kamu ingin seperti ini terus?." Dia memamerkan seringai.... Yang kuartikan... Seringai mesum. Sialan. "Aku sih mau saja, tapi kurasa ini bukan tempat yang tepat."

Aku tersadar, buru-buru melepaskan diri tapi tangan berotot pria itu masih mengurungku. "Benarkan kancing atas seragammu dulu." Suaranya terdengar menuntut seperti tidak ingin kubantah. Aku menunduk, melihat nasib kancing atas seragamku yang sedari tadi dibicarakannya terus-menerus. Lalu membelalak. Aku mendongak, dengan wajah pucat pasi. Kancing atas kemejaku terbuka dua dan sialnya aku tidak dapat menemukan dimana kancingku terjatuh.

Kutatap mata hijau itu dengan wajah paling melas yang kupunya, berharap dia mengasihaniku atau melakukan sesuatu untuk menutupi auratku yang dengan lancang menampakkan diri ini. "Kancingnya hilang... Aku.... Aku nggak tahu hilang dimana?." Dia menoleh kebelakang pada asistennya, meminta jasnya.

"Pakai ini dulu." Dia menyerahkan jas mahal itu padaku. Aku menatapnya tidak yakin. Kurasa harga jas itu lebih mahal ketimbang harga motor ibu, mana bisa aku menerimanya segampang ini. Kalau aku merusaknya apalagi menghilangkannya, kupikir aku tidak sanggup membayar ganti rugi. Aku menggeleng. Laki-laki itu mengangkat alis sampai keningnya terlipat. Aku suka melihatnya seperti itu, melipat kening, terlihat semakin menarik dan entah kenapa aku merasa tertarik... Tertarik oleh sesuatu yang... Aku sendiri saja tidak tahu.

"Jas itu pasti mahal." Kataku hati-hati, kulihat ekspresinya, masih tidak mengatakan apapun. "Aku nggak yakin akan menjaganya dengan baik." Dia melipat bibir, seperti menahan senyum. Apa aku baru saja melakukan kesalahan? Apa aku baru saja melakukan kebodohan lagi? Mata hijau itu berpaling, tidak lagi melihatku. Kurasa seperti mencari-cari sesuatu yang bisa dilihatnya selain aku? Apa dia gugup? Apa dia merasa tidak nyaman? Dia menghindari melihat mataku.

"Jika kamu merasa begitu." Dia berdehem, seperti memperbaiki suaranya. Kurasa tidak ada masalah dengan suaranya. Dia tidak serak atau... Dia gugup? "Maka jagalah sebaik yang kamu bisa."

"Kalo aku nggak bisa?." Aku langsung menyahut cepat. Dia memiringkan kepala. Mengangkat alis sebentar lalu tersenyum miring. Seharusnya senyum itu adalah ejekan, tapi kenapa yang kurasakan malah sesuatu yang lain. Dia seolah menantangku... Tapi menantang dari apa? Seperti sesuatu yang tak kasat mata.

"Kalo kamu nggak bisa, kamu bisa mengganti dengan sesuatu yang lain." Kali ini aku mendengar sesuatu yang lain dari suara laki-laki itu, masih terasa dingin tapi tidak sedingin tadi. Ada kesan misterius dalam nada suaranya, seperti sesuatu yang menggantung, belum tuntas.

"Sesuatu yang lain seperti?."

Dia menyeringai, seringai mesum seperti tadi. Sialan. Kurasa ini bukan sesuatu yang baik. "Tubuhmu misalnya."

It's My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang