32. Membuat Lemah

31 8 0
                                        

"Mana, sih?", keluh Meitha mengedarkan pandangan. Tyas memasang wajah malas. Kenapa harus repot-repot mencari Alisa? Sepenting itukah gadis itu?

Tak berhasil menemukan Alisa, Lembayung bersama Meitha dan Tyas kembali ke kelas.

"Eh, kalian dengar itu, nggak?", ujar Tyas dengan kening berkerut.

"Dengar apaan?",   tanya Meitha dan Lembayung bersamaan.

Tyas meraih tangan Meitha dan Lembayung bersamaan. "Ayo, ikut gue!"

Kedua gadis itu pasrah saat Tyas menuntun mereka mengikuti gadis itu. Entah kemana Tyas akan membawa mereka.

Suara gaduh yang dimaksud Tyas mulai terdengar jelas.

Persis...suara orang yang tengah berkelahi.

"ASTAGA!", pekik Tyas , lalu setelahnya gadis itu berlari mendahului Lembayung dan Meitha.

Meitha lalu menyusul Tyas, sementara Lembayung masih terdiam di posisi berpijaknya.

"Mehregan, kak Alex, Alisa?", gumam gadis itu pelan. "Apa jangan-jangan, Mehregan tau kalau Alisa sama kak Alex...jadian?"

Menggelengkan kepala berkali-kali, Lembayung lalu mendekat ke arah sumber kegaduhan itu. Sebagian besar siswa lain pun sudah menonton dan sibuk membuat video atas kejadian itu.

"KAK REGAN! JANGAN PUKULIN KAK ALEX, PLEASE!!!!"

Alisa berteriak histeris, saat Mehregan terus saja melayangkan pukulan ke wajah Alex, dan Alex yang diam tanpa perlawanan membuat Mehregan kian menggila.

Panji dan Fery, kedua pemuda itu hanya bisa terdiam, tak berani melerai kedua sahabat mereka yang bertengkar hebat.

BUGH , BUGH, BUGH!

"Pengkhianat, lo! " Mehregan terus saja memukuli Alex.

"Gue nggak ngehianatin lo," jawab Alex berusaha tenang walau wajahnya mulai lebam .

"Bacot! Lo nikung gue! Lo tau gue naksir Alisa, tapi malah lo pacarin! "

Mehregan terus saja memukul tanpa ampun, dan Lembayung bisa melihat Tyas nampak ingin melerai , tapi Meitha mencegahnya. Alisa sudah menangis disana. Jovita, gadis yang merupakan sekelas Mehregan dan naksir berat pada pemuda itu hanya bisa menutup mulutnya kala perkelahian itu terjadi. Amara dan Leoni, kedua temannya juga menunjukkan ekspresi serupa.

Lembayung berusaha memutar otak, hingga seorang siswi yang baru saja berlari hendak menonton perkelahian itu berhasil dicegat Lembayung. "Lo mending lapor guru, daripada lo kena masalah karena liatin perkelahian ini."

Siswi itu nampak termenung, tapi setelahnya menuruti ucapan Lembayung. Siswi itu pun berbalik arah dan berlari menuju ruang guru.

Suasana makin memanas saja, dan Lembayung sudah jengah melihatnya.

Tanpa takut gadis itu berjalan sedikit cepat dan mulai berusaha melerai Alex dan Mehregan.

"BERHENTI KALIAN BERDUA!" Lembayung dengan tubuh kecilnya berteriak lantang agar dua pemuda itu mengakhiri semuanya. Tapi sayangnya, Alex pada akhirnya terpancing emosi.

Teriakan Lembayung diabaikan. Bahkan kini Alex menyerang Mehregan membabi buta.

"ASTAGA!!!!"

Lembayung memberanikan diri melerai keduanya, ia lalu mendorong tubuh Mehregan. "Udah, Woy!"

Bukannya berhenti, Mehregan malah mendorong Lembayung hingga menyingkir dari hadapannya. Sekarang adu pukul kembali terjadi.

Tak putus asa, Lembayung kembali melerai, kembali mendorong tubuh Mehregan. Tak mempan, Mehregan kembali menyerang Alex.

WonderloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang