Jadwal pekerjaan Lembayung dan ketiga temannya sudah Nia tentukan. Ada sedikit perubahan yang Nia lakukan.
Karena Nia memutuskan untuk menyekolahkan mereka, Nia memutuskan untuk mempekerjakan mereka di hari Jumat sore hingga hari Minggu, ditambah dengan hari libur mereka. Jadi, Nia jamin jadwal itu tidak akan menganggu sekolah mereka.
Maka, disinilah Lembayung sekarang. Gadis itu sudah memakai baju sekolah barunya. Ia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
Rosa tak henti-hentinya mengucap syukur dan menebar senyum bahagia. Ia senang, kala melihat Lembayung kembali melanjutkan pendidikan.
Menghembuskan napas lega, Rosa mendekati Lembayung. "Biar ibu yang bantu siapin perlengkapan sekolah kamu, yah."
"Iya, bu." Lembayung mengangguk antusias.
Rosa mulai memasukkan beberapa buku tulis ke dalam tas Lembayung. Tak lupa beserta alat tulis.
Ada satu hal yang baru Rosa sadari saat ini. Lembayung ternyata sudah tumbuh dewasa. Ia masih ingat kala Lembayung masih bayi, dia yang mengurus semua keperluan Lembayung. Sekarang, Lembayung yang setengah mati mencari uang untuknya dan Soni.
Kadangkala, Rosa merasa gagal menjadi seorang ibu bagi Lembayung.
"Bu, Bayung udah siap, nih." Lembayung berjalan ke arah ibunya, memperlihatkan dirinya yang sudah memakai pakaian SMA. Rosa lalu membantu Lembayung memakai tas ransel.
"Yaudah, kamu sekarang berangkat, gih! Nanti terlambat," peringat Rosa. Lembayung mengangguk patuh.
"Iya, bu. Tapi, sebelum ke sekolah, Bayung mau lakuin sesuatu dulu."
Dahi Rosa mengerinyit heran. "Kamu mau ngelakuin apa?"
Lembayung malah tersenyum. "Mending ibu duduk dulu."
Lembayung berlalu menuju ke arah dapur. Rosa sendiri masih tidak mengerti apa yang akan dilakukan oleh Lembayung.
Tak lama berselang, Lembayung keluar dari dapur dengan membawa baskom berukuran sedang yang didalamnya sudah terisi air.
Setelahnya, Lembayung meletakkan baskom berisi air itu dibawah kaki Rosa. Rosa tambah heran dengan tingkah Lembayung ini.
"Mau ngapain kamu?", tanya Rosa.
"Bayung mau cuci kaki ibu sebelum ke sekolah."
Rosa tambah bingung. "Tapi, buat apa?"
Menghembuskan napas panjang, Lembayung menatap Rosa dengan sorot lembut. "Dulu, Bayung ' kan sekolah sampai kelas 3 SMP. Bayung udah tau sedikit tentang ilmu yang diajarkan sama Bayung, Bu. Kata guru agama Bayung, surga itu ada di telapak kaki ibu. Jadi, Bayung mau membersihkan surga-nya Bayung, bu."
Jantung Rosa berdebar kencang. Entah mengapa setiap ucapan yang Lembayung ucapkan padanya selalu berhasil menyentuh perasaannya.
Seperti sekarang ini, gadis itu bahkan memasukkan kedua kalinya kedalam sebuah baskom berisi air. Dengan tangannya sendiri, Lembayung membersihkan kedua kaki Rosa dengan sangat hati-hati. Gadis itu seolah takut jika kaki Rosa terluka.
Rosa menangis dalam diam. Ia beruntung dianugerahi putri sebaik Lembayung.
Setelah mencuci kedua kaki Rosa, Lembayung mengeringkannya menggunakan handuk kecil. Tak sampai disitu, Lembayung lagi-lagi berbuat sesuatu yang makin membuat perasaan Rosa terenyuh.
"Kan tadi Lembayung udah bersihin surga-nya Lembayung, sekarang Lembayung mau mencium surga Lembayung."
Lembayung lalu merendahkan tubuhnya, ia mencium kedua kaki Rosa secara bergantian. Setelahnya, senyum gadis itu terkembang puas.
![](https://img.wattpad.com/cover/161417622-288-k441598.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderlove
Fiksi RemajaLembayung Kirana, pensiunan copet yang ingin membahagiakan ayah dan ibunya, mempunyai 3 sahabat, yaitu Koko, Aldo, dan Kenny yang juga sudah memutuskan untuk menjadi pensiunan copet. Suatu hari, Lembayung bertemu dengan Karnia Maheswagayatri, seoran...