Kali ini Lembayung tak pulang ke rumah seorang diri. Ia mengajak Aldo, Koko, dan Kenny ikut bersamanya.
Rosa yang kebetulan berada di luar rumah langsung menghampiri Lembayung yang ternyata datang bersama teman-temannya.
"Wah, tumben kamu bawa teman!", kata Rosa. Lembayung hanya menyengir lalu menyalami tangan Rosa. Ketiga temannya yang lain ikut menyalami Rosa.
"Nah, mumpung kamu datang sama teman-teman kamu, ayo makan siang bareng! Ibu kebetulan masak banyak hari ini. Ayahmu tadi ngasih uang," kata Rosa mengusap kepala Lembayung.
Lembayung nampak gelisah, tapi Rosa malah tersenyum pada anaknya itu. "Ayahmu lagi di pasar sekarang, lagi kerja jadi kuli panggul."
Lega rasanya saat Lembayung mendengar tentang hal itu. Ia berjanji pada dirinya, ayah dan ibunya tak perlu bekerja, sebentar lagi Lembayung akan mendapatkan rezeki untuk menafkahi ayah dan ibunya.
"Ibu mau kemana? Nggak ikut makan bareng kita?", tanya Lembayung kala ia melihat Rosa beranjak.
Rosa nampak mengangkat rantang yang sejak tadi ia bawa. "Ibu mau nyusulin ayah ke pasar, mau ngasih makanan ini. Sekalian ibu makan sama ayah aja."
"Ya sudah, ibu hati-hati, yah!"
Rosa mengangguk lalu perempuan itu pun meninggalkan rumah.
"Ayo!", ajak Lembayung kepada ketiga temannya.
Setelah masuk ke dalam rumah, ketiga teman Lembayung nampak takjub saat melihat bagian belakang rumah Lembayung.
Dari depan, rumah Lembayung begitu sederhana, tapi dibagian belakang, terdapat banyak tanaman bunga dan kolam ikan cukup besar disana.
"Kalian mau makan disana?", tanya Lembayung ketika ia melihat ketiga temannya malah melongo memandangi taman belakang rumah Lembayung.
Tak ada jawaban lain, ketiganya mengangguki ucapan Lembayung.
"Yaudah, kalian kesana aja, gue nyiapin piring sama gelasnya dulu."
Ketiganya langsung bergegas dan duduk dibangku kayu sederhana yang sudah tersedia disana.
Lembayung membawa piring, gelas, dan makanan satu-persatu ke bagian belakang rumahnya. Setiba disana, ketiga temannya sedang asyik duduk dipinggir kolam ikan.
"Makan dulu!", kata Lembayung yang membuat ketiga temannya langsung datang kepadanya.
Keempatnya duduk di bangku sederhana yang ada disana, mulai menyendok nasi dan lauk di piring masing-masing.
Mereka pun menyantap masakan Rosa dengan sangat nikmat.
"Lo tau, nggak? Tadi gue habis omelin kakak kelas!", ujar Lembayung memulai pembicaraan.
Koko melotot. "Lah, kok bisa?!"
Kenny yang tadinya sibuk mencomot beberapa perkedel kentang menatap Koko. "Yah bisalah! Ini Lembayung Kirana, preman aja bisa ditumbangin, apalagi ngomelin kakak kelas doang. Kecil itu mah."
Lembayung menatap ketiga temannya. "Gimana gue kagak ngomel, coba? Alisa, teman sekelas gue di gangguin sama dia. Dia nyiram Alisa dan buat Alisa ketakutan," kata Lembayung berapi-api. Kalau tak ingat tentang Nia, sudah pasti tulang ketiga kakak kelas itu sudah Lembayung patahkan.
"Dih, parah amat!", komentar Aldo dengan wajah kesalnya.
"Gara-gara apa sampai Alisa diperlakukan kayak begitu?", tanya Koko penasaran.
"Gara-gara Alisa deket sama si Mehregan. Si kakak kelas yang namanya Jovita sama dayang-dayangnya itu bully si Alisa. Diancem nggak boleh deket Regan lagi. Hadiah Alisa buat Regan juga mereka ambil."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderlove
Teen FictionLembayung Kirana, pensiunan copet yang ingin membahagiakan ayah dan ibunya, mempunyai 3 sahabat, yaitu Koko, Aldo, dan Kenny yang juga sudah memutuskan untuk menjadi pensiunan copet. Suatu hari, Lembayung bertemu dengan Karnia Maheswagayatri, seoran...