Lembayung sudah tidak kuasa berada di situasi ini. Mengangkat kepala dan memandangi wajah orang-orang dihadapannya gadis itu seolah tak punya kekuatan.
"Nak, maafkan ibu," kata Rosa menggenggam kedua tangan Lembayung, tatapan gadis itu kelihatan kosong.
"Kalian semua sama saja jahatnya, kalian pembohong," kata Lembayung tajam.
Hari Nia kian teriris melihat sang anak kandung, memancarkan raut kecewa yang sangat dalam. Ia tak pernah sangka, ia dan Lembayung begitu dekat, sampai kebenaran ini terkuak, ia benar-benar menyesalinya.
Afno perlahan duduk di dekat Lembayung, mengusap pelan kepala anak kandungnya itu. "Papa tidak sangka, selama ini, anak perempuan yang sering berbicara dengan papa, adalah anak kandung papa sendiri."
Air mata Lembayung mengalir deras. "Kalian semua jahat! Ibu nggak pernah bilang sama Lembayung, kalau Lembayung bukan anak Ibu. Ayah Soni, ayah ninggalin Lembayung, Ibu Nia, tega membuang anaknya sendiri! Dan Pak Afno, mangkir dari tanggung jawab sebagai seorang ayah!"
Gadis itu perlahan bangkit berdiri , menatap wajah mereka satu persatu. "Jika memang tidak ada yang mau saya hidup, kenapa kalian tidak bunuh saya saja?! Hidup bersama kalian sudah cukup menyiksa!"
Lembayung berlalu dan masuk ke kamar Mehregan, meninggalkan semua orang yang ada disana.
Naya dan Mahendra yang baru saja tiba bersama Koko, Kenny, dan Aldo yang habis menjemput mereka, melayangkan tatapan bertanya.
*****
Isakan tertahan itu membuat Mehregan menatap Lembayung dengan sendu. "Udah, jangan sedih. Ayo, duduk!"
Lembayung perlahan mendekat pada Mehregan, duduk disebelah pemuda itu. "Lo benar, Regan. Gue...keponakan lo."
Lembayung memalingkan wajah , tak sanggup menatap Mehregan sekarang. Mehregan memejamkan kedua mata dan tertawa hambar. "Ternyata semuanya sudah jelas buat gue. Harusnya...gue Nggak nyatain perasaan gue ke keponakan gue sendiri. Ini hal yang nggak benar."
Telapak tangan Lembayung menutup mulutnya rapat-rapat, takut isakan tangisnya lolos dan menggema seisi ruang rawat.
"Lo tau nggak, gue sebut apa hubungan diantara kita sebelumnya?"
Lembayung masih terisak, tapi telinganya senantiasa mendengarkan.
"Gue sebut hubungan kita....wonderlove." Mehregan tersenyum kecil, dengan hati perih. "Kenapa wonderlove? Karena, kita dulu dua orang yang saling benci. Apa-apa berantem, apa-apa pengen gelud. Tapi, Tuhan memang punya kuasa yang nggak ada tandingannya. Gue yang dulu benci banget sama lo, sekarang malah sayang sama lo. Nggak nyangka banget." Wajah Mehregan berubah. Ia ikut menangis saat itu juga. "Tapi lagi-lagi, Tuhan yang punya kuasa tak terbatas, mendatangkan banyak cinta yang lain buat lo, Lembayung. Cinta dari gue aja nggak bakalan cukup, makanya sekarang lo tau, lo nggak punya satu ayah dan satu ibu, tapi lo punya dua ayah dan dia ibu. Mereka semua sangat sayang sama lo." Suara Mehregan bergetar mengatakannya, dadanya ikut terasa sesak. Ia menatap Lembayung yang kini menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Lo...ikhlas kan menerima kenyataan, kalau kita....nggak bisa sama-sama, walaupun kita saling sayang?" Kali ini Mehregan yang mengalihkan wajah.
Kepala Lembayung mendongak. "Gue masih berharap semua ini mimpi, Regan. Gue nggak nyangka, lo bilang sayang ke gue, tapi nggak lama setelahnya gue tau, walau saling sayang, ada hubungan darah yang nggak bisa gue lewati batasannya."
Keduanya akhirnya terdiam, menikmati kesedihan masing-masing. Saling memunggungi, tak mau lagi saling menyakiti.
*****

KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderlove
Teen FictionLembayung Kirana, pensiunan copet yang ingin membahagiakan ayah dan ibunya, mempunyai 3 sahabat, yaitu Koko, Aldo, dan Kenny yang juga sudah memutuskan untuk menjadi pensiunan copet. Suatu hari, Lembayung bertemu dengan Karnia Maheswagayatri, seoran...