"Ngapain ngajak kesini malam-malam? Mending ke rumah ku, dingin tau disini."
Sejak tadi, Wonjin terus berbicara dan mengeluh karena ia kedinginan. Minkyu yang sejak tadi diam dan menikmati angin malam yang menerpa wajahnya hanya menatap Wonjin sebentar saja, lalu mengalihkan pandangan nya kembali.
Wonjin mendengus sebal, lalu melipat kedua tangan nya di depan dada dan memasang wajah cemberutnya. Minkyu yang gemas, akhirnya melepaskan kemeja yang ia pakai, dan berpindah tempat menjadi di belakang Wonjin.
Minkyu menutup sebagian badan mungil Wonjin dengan kemeja nya, dan memeluk tubuh Wonjin dari belakang. Wonjin yang kaget karena Minkyu memeluknya tiba-tiba, ia ingin melepaskan tangan Minkyu. Tetapi telat, Minkyu sudah lebih dulu mengeratkan pelukannya.
"Jangan dilepas, katanya kedinginan." Bisik Minkyu di depan telinga Wonjin.
"T-tapi ini—"
"Diem dulu, mbul." Sela Minkyu. Ia makin mengeratkan pelukannya, dan Wonjin tidak bisa memberontak lagi.
"Kenapa ngajak aku kesini? Kata papa, taman deket gudang belakang sekolah itu serem, kyu. Apalagi kalau malam, dan ini nya tuh dingin." Wonjin bawel lagi, tapi Minkyu cuma diam.
"Kyu ih! Aku ngajak ngomong kamu bukan sama rumput!" Kesal Wonjin yang tak kunjung di respon.
"Habisnya lo bawel sih, udah tau gue pengen meluk lo gini." Jawab Minkyu.
"Kyu, pulang aja ya? Takut..." Rengek Wonjin.
"Gak perlu takut, kan ada gue. Setan ngeliat gue palingan udah kabur duluan dia gara-gara ngeliat ketampanan seorang Kim Minkyu," ucap Minkyu sambil terkekeh.
Wonjin menunduk, dan perlahan tangan nya memegang tangan laki-laki yang ada di belakangnya. Minkyu awalnya kaget, tapi ia merasa lebih hangat ketika Wonjin meremat tangan nya.
"Tangan mu dingin banget, udah ayo pulang aja. Nanti kamu sakit, nanti kalau sakit gimana? Gak sekolah dong? Nanti kalau ketinggalan pelajaran gimana? Nanti nilai nya jelek, kyu. Pulang ya biar kamu gak sakit? Biar kamu—"
Satu kecupan mendarat di bibir Wonjin. Yang tadinya Wonjin cerewet, sekarang ia membisu.
"Kok diem?" Tanya Minkyu sambil terkekeh.
"Minkyu ah rusuh!" Wonjin memberontak, tetapi tetap ditahan oleh Minkyu.
"Jangan kemana-mana, disini saja sama gue." Bisik Minkyu dengan suara beratnya.
Wonjin lagi-lagi dibuat terdiam, Minkyu mencoba menyamankan pelukan nya lagi, dan menarik Wonjin agar lebih dekat dengan nya.
"Wonjin,"
"Iya?"
"Cinta itu gaya fundamental ke-5. Interaksinya tidak dibatasi oleh ruang-waktu dan terjadi secara spontan. Kayak gini,"
Minkyu memutar tubuh Wonjin agar bisa menghadap ke arahnya, lalu meraih tangan kanan Wonjin, dan menaruh tangan itu tepat di dada Minkyu. Tentu saja Wonjin bisa merasakan bagaimana jantung Minkyu yang berdetak sangat kencang.
"Einstein mampu menjelaskan bagaimana cahaya dibelokkan oleh keberadaan massa melalui Teori Relativitas Umum, namun beliau tidak dapat menjelaskan bagaimana perhatian gue yang selalu dibelokkan ke arah lo." Lanjut Minkyu.
Wonjin hanya bisa terdiam dan merasakan detak jantung Minkyu yang masih terasa kencang. Beberapa saat kemudian, Wonjin melepaskan tangan nya.
"Kyu, pulang aja yuk? Nanti aku—"
"Dicariin mama? Aku udah minta izin sama mama mu kan tadi."
Wonjin lagi-lagi dibuat terdiam oleh Minkyu. Ia menunduk dan mencoba mengalihkan pandangan nya agar tidak bertemu dengan tatapan mata Minkyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Candu [Junsang+Hwangmini+Wonkyu]
Nezařaditelné❛❛Senyuman itu tetap sama. Ya, selalu sama ketika menatapnya dan merasakannya. Hangat, dan Candu.❞ Warn(!) • bxb area • non-baku