64

256 44 5
                                    

"Mas, es kelapa nya satu."

Minkyu membuka helm nya dan merapihkan rambutnya. Ia berhenti sejenak di depan penjual es kelapa yang berada di pinggir jalan setelah selesai latihan hari pertama, meskipun Junho tidak datang.

Ia menunggu pesanan nya tiba di kursi kayu dekat penjual es kelapa itu, lalu membuka ponselnya.

5 panggilan tak terjawab dari pacarnya, Ham Wonjin. Akhirnya Minkyu memutuskan untuk menelepon nya kembali.

"Halo, yang? Maaf ya tadi gak sempet ke angkat karena lagi di jalan. Ada apa?"

"Tadi mau minta anterin pulang, tapi gak jadi."

"Loh? Kenapa? Kamu dimana? Masih nunggu gak? Aku kesana deh,"

"Gak perlu, Kyu. Aku udah sampai rumah."

"Ojek online?"

"Dianter Yunseong,"

Minkyu terdiam sejenak.

"Halo? Minkyu? Masih disana?"

"Ah? Iya, maaf. Tadi dianter sama Yunseong?"

"Iya,"

"Berdu—"

"Bertiga, sama Minhee."

Minkyu menghela nafas lega.

"Sekarang kamu dimana?"

"Rumah, lagi rebahan, males keluar, kamu jangan kesini."

"Astaga... Pengen ku ajak jalan, tapi kamu jawabnya udah paket komplit."

"Biarin."

"Ih? Kenapa sih? Aku ada salah apa, hm?"

"Gak tau, pikir aja sendiri. Punya otak kan? Pinter fisika, biologi, kimia, olahraga, sejarah, berarti bisa pikir sendiri."

"Ya ampun... Aku— makasih ya, mas. Aku ada salah apa? Gak bisa angkat telepon? Tadi kan aku bilang kalo aku lagi di—"

"Aku mau makan, bye."

"Wonjin, tunggu— Halo? Astaga."

Minkyu memasukkan ponselnya ke dalam saku celana nya, lalu membayar es kelapa yang sudah dibuatkan tadi. Ia meminum nya dengan santai, tidak tergesa-gesa.

Beberapa kali sempat menghela nafas pasrah, ia tidak tahu harus bagaimana setelah ini. Mungkin... Ia akan membiarkan perdebatan kecil ini. Hanya perdebatan kecil, bukan?

Ia menatap jalan raya yang cukup ramai motor dan mobil berlalu-lalang di depannya. Langit sore menjelang malam membawa sedikit ketenangan baginya, tetapi tiba-tiba saja ia terpikirkan sesuatu.

Minkyu membuang pikiran buruknya, menepuk-nepuk kepalanya dengan tangan kanan yang tidak memegang gelas, lalu memejamkan matanya sejenak.

"Masa iya sih gue bosen?"

_______________[🐦]_______________

"Yunseong..."

"Hm?"

Minhee membatin."Duh, gak kuat sama deheman ganteng."

"Besok, free?"

"Ada latihan, kenapa?"

"Latihan? Kata Junho kemungkinan latihan nya Sabtu atau Senin."

"Dia bilang kemungkinan, sayang. Lagi pula tadi aku udah sempet kasih tau lewat message kalo latihan nya besok."

"Ohh, gitu."

Yunseong memundurkan tubuhnya sedikit ke belakang, dan menyangga tubuhnya dengan kedua tangannya ke belakang.

Mereka berdua sedang berada di taman yang tak jauh dari kediaman rumah keluarga Hwang. Menikmati angin sore menjelang malam, dan memandangi langit yang sebentar lagi akan gelap.

"Kenapa emangnya?"

"Gak ada apa-apa, tanya aja ehehe."

"Kamu sendiri gimana? Ujian nya susah gak?"

Minhee menghela nafasnya sebal, raut wajahnya berubah kesal tetapi tetap menggemaskan di mata Yunseong. (bucin, maklumin aja)

"Kenapa?"

"Kesel banget, soal nya tuh susah padahal aku udah belajar! Masa soal nya gak ada yang masuk di akal sih?! Nyebelin banget,"

Yunseong hanya bisa terkekeh mendengar curhatan kekasihnya itu.

"Soal nya gak salah, kamu yang salah. Kurang belajar kali kamu nya, makannya gak ada yang nyantol di otak cara pengerjaan nya. Lagian ya, kalo lagi belajar tuh jangan sambil dengerin lagu, malah bikin susah fokus dan lebih fokus sama lagunya."

"Kamu nyalahin aku? Dih, apa banget."

"Ya habisnya setiap kita video call, kedengeran suara musik besar banget."

"Kamu tuh gak ngerti, lagu nya Shawn Mendes bagus banget ya asal kamu tau. Bener-bener bisa bikin aku kebawa suasana... Berasa—"

"Udah ah jangan halu."

"Asem."

Pinggang Yunseong dicubit kecil oleh Minhee. Tidak terlalu sakit, tapi cukup menyengat karena Minhee memiliki kuku yang panjang.

"Sakit ah,"

"Lagian ngeselin."

Keheningan membuat mereka berhenti berbicara. Keduanya hanya saling memejamkan mata, dan merasakan angin sore menjelang malam menerpa wajahnya.

Yunseong perlahan membuka matanya, lalu menatap Minhee yang berada tepat di sebelahnya yang masih memejamkan matanya.

"Cantik, tapi juga ganteng. Pacar gue paket komplit," batin Yunseong.

Perlahan ia mendekat ke arah Minhee, wajahnya dengan wajah Minhee sangat dekat, hanya berjarak beberapa centimeter saja.

Minhee yang merasakan hembusan nafas seseorang di hadapan nya, langsung membuka matanya dan sedikit terkejut ketika wajah nya dengan wajah Yunseong begitu dekat.

Perlahan, Yunseong semakin mendekat. Membuat Minhee memejamkan matanya dan sedikit mengerutkan keningnya.

Tidak.

Yunseong menjauh dari hadapan Minhee, memalingkan wajahnya entah kemana asal untuk saat itu tidak bertatapan dengan Minhee.

Minhee membuka matanya, ternyata Yunseong tidak melakukan apa yang Minhee pikirkan.

"Udah mau malam, lebih baik aku anter kamu pulang. Yuk?"

Yunseong berdiri dari duduknya, lalu meraih tangan Minhee untuk meninggalkan taman.

Sebenarnya, Minhee masih ingin di taman itu untuk beberapa menit lagi. Tetapi jika Yunseong ingin pulang, ia harus apa?

Minhee meraih tangan Yunseong, lalu ikut berdiri. Mereka berdua pergi meninggalkan taman dengan pohon-pohon yang bergerak sesuai arah angin nya.

"Tahan, Seong. Jangan terbawa nafsu belaka," batin Yunseong.























Untuk yang ini, ku kasih pendek dulu ehehehe:v besok kalo up ku kasih yang panjang(🌚)an dikit ahahaha

Btw, MV nya Wooseok sama Eunsang mengandung bawang gak sih?:( Ku lagi nonton tiba-tiba nangis ah gajelas emang aku ini:( Jangan lupa streaming yaa! Ayo bisa yoo!

Candu [Junsang+Hwangmini+Wonkyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang