"Kyu, ajak Junho main yok. Kasian gue lihatnya, dia galau semenjak papanya pergi. Gue kehilangan Junho yang gue kenal,"
Yunseong menepuk bahu Minkyu yang sedang menulis sesuatu di buku catatannya. Mereka berdua melihat Junho, yang sedang diam di bangku kelas paling pojok, sambil melamun menatap keluar jendela. Jujur, Yunseong dan Minkyu kehilangan Junho yang dulu. Junho yang selalu bersemangat, selalu menindas dirinya walaupun hanya candaan, selalu tersenyum kepada siapa saja kecuali disaat mood nya benar-benar buruk.
Minkyu mengangguk, mengiyakan ajakan Yunseong untuk menghibur Junho agar anak itu bisa tersenyum lagi.
"Jun, basket yok? Kelas udah selesai, kita kayak orang bego disini mulu." Ajak Minkyu kepada Junho. Anak itu hanya menatap Minkyu dan Yunseong bergantian, lalu kembali seperti semula, memandang keluar jendela.
"Kalian aja, kaki gue kesandung spanduk nya pak Seokhoon. Gak bisa jalan," jawab Junho beralasan. Minkyu dan Yunseong tau kalau Junho hanya beralasan, karena pak Seokhoon saja tidak membuat spanduk sama sekali, jika ia membuat spanduk maka akan menyuruh Junho dan Minkyu untuk memasang nya.
"Kalo gitu, gue sama Minkyu disini aja. Nemenin lo, kita main disini aja." Ucap Yunseong. Minkyu mengambil tempat duduk di depan Junho, sedangkan Yunseong berada di sebelah Junho.
Keheningan terjadi beberapa saat, karena Yunseong dan Minkyu tidak suka keheningan, akhirnya mereka membuat sedikit keributan yang tidak jelas.
"Thaimelaykap,"
"Waybelaykap,"
"Kapheunkap,"
"Sawadikap,"
"Keselek ikan kakap,"
"Minkyu tolol!"
Yunseong tertawa terbahak-bahak karena Minkyu, diam-diam Junho tersenyum. Sepertinya ia ingin tertawa, namun terlihat sulit.
"Kalo mau ketawa mah ketawa aja, gak perlu jaim..." Sindir Minkyu.
"Eh masa kemaren temen gue ada yang nahan tawa, besoknya mati." Kata Yunseong.
"Heh amit-amit coy!" Sahut Junho sambil tertawa.
"Gitu dong, ketawa. Kan seneng gue liatnya,"
"Nah iya, ketawa. Jangan murung gitu, gak suka gue lihatnya. Gue tau lo Masih berduka, jun. Tapi... Setidaknya lo harus nunjukin ke papa Hyungsik kalau lo itu gak berlarut-larut dalam kesedihan. Papa Hyungsik nanti gak akan tenang disana kalau lo terus-terusan sedih gini..."
"Iya-iya, makasih udah buat gue ketawa lagi."
Yunseong dan Minkyu mengangguk bersamaan, lalu kembali hening.
"Sumpah, gue benci keheningan." Kata Yunseong.
"Ke kantin mau? Gue traktir," ucap Junho. Ia merangkul Yunseong lalu berdiri dan merangkul Minkyu juga.
Junho tidak ingin libur sekolah, ia ingin tetap masuk. Jika ia libur, kesedihan akan tetap berlanjut karena ia tak ada teman dirumah. Mamanya dan kakaknya menyuruh Junho untuk libur dulu sebentar, tetapi Junho menolak.
_______________[🐦]_______________
"Wonjin!"
Wonjin menoleh kepada seseorang yang memanggilnya, ternyata itu Minkyu.
"Ada apa?"
"Pulang sama aku kan?"
"Aku dijemput abang ganteng."
Minkyu mengerutkan keningnya, siapa abang ganteng? Yang Minkyu tau, Wonjin tidak memiliki kakak laki-laki, atau bahkan adik laki-laki.
"Siapa?"
![](https://img.wattpad.com/cover/217653164-288-k609144.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Candu [Junsang+Hwangmini+Wonkyu]
Diversos❛❛Senyuman itu tetap sama. Ya, selalu sama ketika menatapnya dan merasakannya. Hangat, dan Candu.❞ Warn(!) • bxb area • non-baku