Cha Junho, menatap kamar sang papa yang terlihat sangat rapih dibandingkan kamar miliknya. Kini Junho mulai menelusuri lebih dalam kamar papanya, ah lebih tepatnya kamar kedua orangtua nya.
Cha Jiwon, Cha Eunwoo, dan kerabat lainnya sedang berada di lantai 1, mereka mungkin sedang menenangkan Jiwon yang baru saja kehilangan suaminya. Junho tidak ikut serta, ia ingin di kamar papanya untuk saat ini, dan entah sampai kapan. Mungkin, sampai mood nya benar-benar bagus.
Pemakaman sudah dilaksanakan sejak pukul 15.50 sore tadi, dan selesai pukul 17.43 sore. Mata Junho lelah, air matanya terus keluar dengan deras tadi. Ia sangat lelah sekarang dan berniat untuk tidur, tetapi sepasang matanya menatap beberapa tumpukan buku di meja kerja milik papanya.
"Apa ini?" Junho mengambil satu buku milik papanya, sepertinya papanya suka menyimpan barang— tunggu sebentar. Bukankah itu buku pelajaran yang Junho katakan bahwa kepada mama dan papanya kalau ia sangat membutuhkan buku ini?
Junho mencoba mengingat, sepertinya dia masih ingat kejadian 2 tahun lalu.
°Flasback on°
Junho duduk diam diruang tamu sambil menunggu papa dan mamanya pulang kerja. Hari ini Junho berulang tahun yang ke-15, seharusnya kedua orangtuanya pulang sebelum pukul 12 malam.
Junho hampir bosan karena sudah menunggu orangtuanya pulang sekitar 3 jam yang lalu. Sekarang Junho masih setia untuk menunggu, walaupun wajahnya masam.
Ia kesal karena orangtuanya tak kunjung pulang, kakaknya pun sudah menunggu juga dari tadi. Junho berjalan ke kamar sambil menyembunyikan wajahnya dengan bantal. Ia menangis.
"Junho! Papa dan mama pulang! Kemarilah!" Eunwoo memanggilnya dari ruang tamu, kedua orangtuanya pulang. Junho senang mendengarnya.
Tetapi kita ia keluar, ia tidak sengaja menabrak vas bunga milik papanya.
Mendengar suara pecahan kaca, papanya —Hyungsik— segera menghampiri Junho. Tak segan ia menarik Junho sampai ke gudang sebelah kamar tidur Eunwoo. Papanya melepaskan ikat pinggang kulit miliknya, lalu memukul Junho menggunakan ikat pinggang kulit, berkali-kali. Junho sudah berteriak untuk meminta maaf dan meminta agar papanya berhenti, tapi seakan Hyungsik tuli, ia justru melanjutkan memukul anaknya hingga lebam.
Esok harinya, Hyungsik bangun dari tidurnya. Kepalanya terasa sakit, selama ia minum banyak dan pulang dalam keadaan mabuk berat. Ia ingat bahwa ia membawa tentengan berisi 3 buah buku yang diperlukan Junho belajar karena Hyungsik sempat membeli buku itu sebelum akhirnya ia minum sampai tak sadar.
Hyungsik membawa totebag berisi buku, dan mencari kemana Junho pergi.
Ternyata anak-anaknya sedang berada di meja makan. Eunwoo menyiapkan sarapan, sedangkan mamanya sudah lebih dulu pergi bekerja karena mendapat panggilan mendadak.
Hyungsik memberikan totebag itu kepada Junho, ia berharap kalau Junho menyukainya.
"Untukmu, papa beli sebelum pulang kemari." Ucap Hyungsik sambil memberikan totebag itu.
Junho tidak merespon, membuat Hyungsik mengerutkan keningnya.
"Kenapa tidak diambil? Ini untukmu, ini buku yang kamu cari, papa—"
"Aku..." Junho mengambil totebag itu, ia belum sempat melihat isinya, tapi—
Brakkk!
"...tidak lagi membutuhkan itu. Jangan sok perduli denganku, itu menjijikan." Junho mendorong kursinya kebelakang, dan ia pergi keluar rumah karena ini waktunya sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Candu [Junsang+Hwangmini+Wonkyu]
Random❛❛Senyuman itu tetap sama. Ya, selalu sama ketika menatapnya dan merasakannya. Hangat, dan Candu.❞ Warn(!) • bxb area • non-baku