14

676 85 1
                                    

"Sang, Cio dimana?"

Junho kalang kabut mencari kucing peliharaan nya dengan Eunsang itu. Ia pergi ke rumah Eunsang setelah pulang sekolah, berniat ingin membawakan mainan kucing untuk Cio, tetapi Cio tidak ada di kandangnya, pintu kandang terbuka lebar, dan pintu ruang tamu terbuka sebelum Junho masuk ke dalam rumah Eunsang. Dan, Junho melihat Eunsang yang tertidur pulas di sofa. Junho tidak sempat mengantarkan Eunsang pulang, karena ia harus membantu Eunwoo tadi.

"Di kandang tadi, dia lagi makan." Sahut Eunsang.

"Gak ada, Eunsang. Kandang kebuka, pintu ruang tamu kebuka, Cio gak ada dikandang." Ucap Junho kalang kabut.

Eunsang terbangun dari tidurnya, ia memakai sandal rumah bergambar panda miliknya. Eunsang berteriak menyebut bunda nya, bunda nya tidak ada dirumah, Eunsang semakin panik. Apakah bunda nya lupa untuk menutup pintu kandang Hwan dan lupa menutup pintu ruang tamu setelah pergi?

"Papa mana, sang?"

"Ada di kamar mandi, tadi kayaknya lagi mandi deh."

Junho mencari Cio hingga ditempat sampah dapur. Bahkan, Junho mencarinya sampai rak piring dan westafel. Junho tidak menemukan dimana Cio nya berada, padahal Junho sudah rindu dengan anak angkat sementaranya itu.

Eunsang mencari Hwan ke kamarnya, tetapi tidak ditemukan dikamarnya. Ia berjanji, tidak akan menitipkan Hwan nya kepada bunda dan papa nya lagi. Bunda libur dan tidak ada pekerjaan dirumah, dan sekarang bunda pergi. Papa, ia mengambil cuti untuk beberapa saat karena ia terkena penyakit demam dan pinggang encok nya kumat.

Eunsang menangis di sofa, ia seharusnya tidak tidur dan mengajak Hwan bermain sebentar. Eunsang menutup wajahnya dengan kedua tangannya, menahan tangisnya karena ia mengira bahwa Hwan hilang. Buktinya, sudah ia cari ke seluruh rumah, tetapi tidak menemukan dimana Hwan nya.

"Sang, udah dong jangan nangis lagi. Cio pasti pulang kok." Ucap Junho yang mencoba untuk menenangkan Eunsang.

"Gimana dia mau pulang kalau dia belum bisa beradaptasi sama lingkungan rumah? Dia baru sampai kemarin siang, dan sekarang dia hilang. Kucing butuh waktu untuk beradaptasi sama lingkungan sekitar, Juno. Itu kucing pertama Eunsang, warna dan wajahnya lucu, harganya lumayan, masa udah hilang aja sih..." Eunsang mengomeli Junho dengan suara yang masih bercampur dengan tangisannya.

"Udah dong jangan marah gitu, aku kan-"

"Utututu anak papa, manis banget sih. Papa yakin, kalau kamu besar, pasti wajah mu akan tampan seperti papa. Papa juga yakin, bila kamu besar nanti pasti kamu akan disukai oleh banyak betina dari kalangan manapun."

Terdengar suara Jongsuk yang sedang turun tangga, dan menggendong Hwan Cio. Eunsang berhenti menangis, Junho menatap Hwan Cio dan papa Jongsuk bergantian, lalu menghembuskan nafasnya lega.

"Astaga... Ayah kira kamu hilang, nak."

Junho menepuk dahinya dan mengusap wajahnya kasar. Cio berumur 7 bulan, ia sudah diberi vaksin dan kesehatannya bagus serta bulunya juga halus. Jika Cio nya hilang dan dirawat oleh orang lain, orang itu sangat beruntung karena hanya bisa langsung merawat tanpa harus mengurus perawatan Cio nya.

"Papa kenapa gak bilang kalau Hwan ada sama papa? Eunsang kaget tau, Eunsang kira Hwan hilang." Kata Eunsang sambil memukul lengan papanya.

"Papa lihat kamu lagi tidur, papa gak mau ganggu tidurmu untuk minta pijitin setelah papa selesai mandi, akhirnya papa ambil Hwan Cio aja. Papa taruh dia di kamar, pas papa mau tiduran sebentar, Hwan Cio naik ke punggung papa, beratnya lumayan sih walaupun umurnya masih kecil, tapi punggung sama pinggang papa enak pas di injek-injek sama Hwan Cio." Jawab Jongsuk sambil mengelus Hwan Cio yang sedang anteng didalam dekapannya.

Candu [Junsang+Hwangmini+Wonkyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang