06

776 92 3
                                    

"Huft... Untung aja. Makasih ya, kyu."

Sekarang Wonjin dan Minkyu sudah sampai di rumah Wonjin. Wonjin turun dari motor matic milik Minkyu setelah ia melepaskan helm yang ia gunakan. Minkyu hanya tersenyum sambil mengangguk sebagai jawaban nya. Sekarang ia paham mengapa Wonjin beralasan pada Yunseong kalau ia ingin ke toko donat bersama Minkyu. Itu karena, Wonjin ingin menyelamatkan diri dari Yunseong, dan membiarkan Minhee pergi bersama Yunseong. Hanya itu, tidak lebih.

"Mau mampir dulu gak? Mama kayaknya masak banyak, soalnya papa juga lagi ada di rumah, kerja nya libur karena semalam papa sudah ambil lemburan." Tawar Wonjin. Minkyu memiringkan kepalanya ke kanan, berfikir apa ia harus menerima atau menolak?

"Kayaknya enggak dulu deh, jin. Bunda gue bawel, gue juga harus jaga restorant bunda." Jawab Minkyu setelah beberapa saat kemudian.

"Ayolah, kyu... Sebentar aja, sebagai tanda terimakasih karena kamu udah antar aku pulang, sama... Kejadian yang tadi istirahat itu." Mohon Wonjin sambil memainkan kakinya, membuat pola abstrak ditanah.

"Gak bisa, jin. Gue harus jaga restorant bunda." Jawab Minkyu halus.

"Gitu ya? Ya udah deh gak apa." Wonjin menunduk sambil cemberut dan kembali memainkan kakinya yang masih memakai sepatu itu, membuat pola abstrak lagi.

Minkyu tidak tega melihat wajah Wonjin yang cemburut seperti itu. Bukannya apa-apa, tapi ia gemas dengan Wonjin.

Minkyu menghela nafasnya sedikit kasar, lalu mengusap kepala Wonjin dengan lembut menggunakan tangan kanannya. "Ya udah, gue mampir." Ucap Minkyu.

Wonjin mengangkat kepala nya, menatap Minkyu lurus kedepan. Senang, tetapi ia merasa tidak enak dengan Minkyu karena mengganggu Minkyu hanya untuk mampir kerumah nya saja.

"Kalau kamu nggak bisa, gak apa kok, kyu. Maaf kalau aku ganggu—"

"Enggak kok, gue bisa. Lo juga gak ganggu, mampir doang mah gak masalah, jin. Gak ganggu kerja gue, asalkan jangan nyuruh gue buat ngelamar lo. Gue nya belum siap buat berhadapan sama penghulu," ucap Minkyu.

Duh, pipi Wonjin panas lagi. Ingin rasanya Wonjin menjitak kepala Minkyu, tetapi tidak disaat yang seperti ini.

"Jadi gak mampir nya? Kalau lo gak jadi nawarin, gue mau balik." Lanjut Minkyu.

"E-eh, jadi dong. Ya udah, kamu parkir disini aja. Kebetulan mobil papa lagi di bengkel, jadi garasi nya gak ditempatin dulu." Ucap Wonjin menyuruh Minkyu.

Minkyu memarkirkan motor nya kedalam garasi mobil papa nya Wonjin. Setelah itu, Wonjin dan Minkyu masuk ke dalam rumah Wonjin dan menemui papa dan mama Wonjin yang berada di dapur, sepertinya.

"Wonjin pulang..."

"Eh anak mama sudah pulang. Loh? Ini siapa, jin? Pacar kamu? Ya ampun ganteng banget ya, tinggi pula. Astaga, Wonjin. Dapat pacar dimana kamu? Kenapa baru kasih tau mama sekarang? Kamu—"

"Ma, ini bukan—"

"Kalian ngapain sih kok berisik banget. Eh? Ya ampun, Ham Wonjin. Ini siapa? Pacarmu? Ganteng banget, tinggi juga. Persis kayak papa waktu muda dulu,"

Heboh, mama dan papa Wonjin heboh karena kedatangan Minkyu dan menyangka bahwa anaknya itu membawa 'pacarnya' ke rumah.

"Pa, ma. Ini bukan pacar Wonjin, ini teman Wonjin. Namanya Minkyu, kami beda kelas. Mama masih kenal Yunseong kan? Nah, ini teman nya Yunseong juga." Jelas Wonjin.

"Hai, om, tante. Nama saya Kim Minkyu. Teman nya Wonjin." Sapa Minkyu ramah kepada kedua orangtua Minkyu. Awalnya Minkyu terkejut, mengapa mama dan papa nya Wonjin menyangka bahwa ia adalah pacarnya Wonjin? Apa ini tandanya ia sudah diberikan lampu hijau?

Candu [Junsang+Hwangmini+Wonkyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang