Masalah Baru.

252 49 2
                                    

Jio hanya diam mendengar pertanyaan dari Ari. Pertanyaan yang entah harus dijawab apa olehnya. Pertanyaan yang seharusnya dijawab itu malah digantung begitu saja. Jio bergegas ke kamar dan mengambilkan bantal serta selimut untuk Rere.

"Bener kan, lo tu suka sama dia makanya lo ga bisa jawab." Ujar Ari dengan tatapan sinis ke arah Jio. Jio masih enggan menjawab. Ia memilih menyibukkan diri dengan menyelimuti Rere.

Wajah Rere membuatnya larut dalam angan. Memaksa ia untuk tetap terpaku pada tatapan. Ia terus memandangi Rere dari dekat dengan posisi yang sama. Sedangkan Ari hanya mendengus kesal di sebelahnya karna Jio tidak kunjung memberi penjelasan.

"Kalaupun lo suka sama dia Ji, lebih baik lo hilangin tuh perasaan lo." Gertak Ari yang membuat Jio langsung menoleh.

"Apa urusannya sama lo? Atau lo yang suka Rere kan?" balas Jio membuat Ari mati kutu.

Seketika Ari langsung memutuskan pergi menenangkan perasaan. Meninggalkan Rere dan Jio yang sedang rebahan. Ari turun ke lantai bawah dan menatap gelap lewat jendela rumah. Di situ ada sepi yang mendalam. Ada sesuatu yang memaksanya agar Rere tidak akrab dengan Jio.

Walaupun mereka sepupu mungkin dalam hal perasaan tetap akan terjadi persaingan. Sementara, di sisi lain Jio masih terpaku pada wajah babyface Rere.

'Lo makin cantik kalo lagi tidur Re. Gua rasa perasaan gua ke lo udah berubah Re. Gua sayangg...'

Lirih Jio dalam hati seolah memudar setelah ia sadar tentang apa yang baru saja ia nyatakan. Mana mungkin perasaannya berubah di saat dia baru putus hubungan dengan seseorang yang bahkan, ia sayangi sangat dalam.

Bahkan, dia baru kenal Rere beberapa hari, mana mungkin perasaannya berubah jadi suka. Tapi, itu nyata. Jio semakin bingung dengan apa yang seharusnya dia lakukan. Apalagi, melihat tingkah aneh Ari. Jio semakin tak tahan ingin menyatakan perasaannya itu.

Tapi, ia sadar bahwa Rere bukanlah gadis sembarangan yang bisa begitu saja menerima perasaan orang lain. Apalagi Jio. Jadi, Jio memutuskan untuk menyembunyikan dulu perasaannya itu.

Malam panjang itu berlalu ditutupi sinar matahari pagi. Mata Rere kini terbuka dan tepat memfokuskan pandangannya di depan muka Jio.

"Eh, kok gua tidur di rumah si aneh ini sih." Kesal Rere sembari segera mencuci muka dan bergegas pergi.

Jio yang belom bangun itu tak menyadari kepergian Rere. Rere terus berjalan menyusuri tangga. Tepat di sofa ruang tamu ia mendapati sosok Ari yang sedang pulas tertidur. Rere tidak tega membangunkannya. Jadi, ia memutuskan untuk memesan taksi online saja.

Rere harus bergegas pulang sebelum ibunya datang karena nanti ibunya bisa berfikir macam-macam jika tau ia menginap di rumah cowok. Selang beberapa menit taksi itu datang. Rere segera naik setelah menutup gerbang rumah Jio tanpa pamit terlebih dahulu.

Semetara di sisi lain, Jio yang akhirnya terbangun menyadari Rere yang sudah tidak di sampingnya. Jio bersorak di sekeliling rumah membuat Ari terbangun dari tidurnya.

"Reeee.... Reeereee." Sorak Jio mencari Rere.

"Berisik banget sih lo Ji." Ujar Ari sembari menguap dan ingin kembali tidur.

"Rere ga ada ege." Ucap Jio dengan keras ke arah Ari yang membuatnya tersentak.

"Apa? Jangan-jangan dia marah lagi karna ga dibangunin." Tebak Ari sembari memikirkan alasan lain.

PATAH SEBELAH [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang