Tahun Baru

134 28 0
                                    

"Gimana Ri, udah siap panggangannya?" tanya Lisa sembari membawa sepiring daging untuk dipanggang.

"Dikit lagi nih." Ujar Ari sembari terus menghidupkan bara di panggangan itu.

Tiba saatnya tahun akan berganti. Mereka bertiga memutuskan untuk merayakannya di taman belakang villa. Memang sedikit berbeda, namun, kebersamaan mereka lah hal utama nya.

Ari dan Lisa menyiapkan semua dekorasi nya lengkap dengan sekardus petasan yang siap diledakkan di pergantian jam nanti.

Sekarang baru jam 9.00. Masih ada beberapa jam lagi untuk menikmati daging panggang dan sate kambing yang lezat.

Usai menyiapkan semuanya Lisa memutuskan mengecek Rere ke kamar.

"Rin, Ayo." Ujar Lisa lembut.

Rere hanya diam berbaring di kasurnya. Lisa prihatin akan hal ini. Namun, hati seseorang memang sulit ditebak.

"Rinn." ujar Lisa lagi.

"Kalian aja." Sahut Rere tanpa membalikkan badan.

"Lo jarang-jarang lo liat gua. Gua kan besok harus balik ke Bali buat sekolah." Ujar Lisa lagi.

"Nanti kangen lagi." Celetuk Lisa.

"Jangan buang waktu lo untuk hal itu ya." Lirih Lisa mantap.

Rere membalikkan badannya dan memeluk Lisa erat.

"Tenang ya. Lo masih punya gua dan Ari yang selalu bisa jadi sandaran kapan pun lo mau." Ujar Lisa melepas pelukan itu.

"Yaudah yuk." Ujar Lisa menggandeng Rere berjalan menuju halaman belakang.

Disana sudah ada Ari yang menunggu dan siap membakar daging dan sate.

"Kuyy bakar." Sorak Lisa dari belakang.

"Udah ga galau nih." Celetuk Ari tersenyum.

"Jangan gitu ege!" bentak Lisa mengambil alih kipas dari tangan Ari.

Mereka mulai membakar daging dan sate yang ada di dekatnya. Ari sibuk mengipas begitupun Lisa dan Rere. Mereka sesekali bergurau walaupun Rere tak begitu asik saat ini.

30 menit berlalu. Saatnya mereka mencicipi apa yang mereka usahakan. Ari membawa sepiring sate dan daging itu kehadapan sahabatnya.

"Nih cobain." Ujar Ari menyerahkan sepiring sate dan daging ke atas meja.

Mereka mencoba dan merasakan kenikmatan itu bersama-sama.

"Enak banget sumpah." Sahut Lisa menatap dengan lahap.

"Gimana Re?" tanya Ari menatap Rere yang tidak begitu lahap.

"Enak kok." Sahut Rere singkat.

"Pengen lagi Rinn?" tanya Lisa lembut.

"Udah dulu Sa." Sahut Rere singkat.

"Ga usah dipikirin Re." Ujar Ari sembari duduk di samping Rere.

"Gua ke dalem bentar ya." Ujar Lisa setelah melihat jam ditangannya yang menunjukkan pukul 11.30.

"Jangan lama-lama loh." Sorak Ari spontan.

"Gua mintak maaf ya." Lirih Ari yang duduk di dekat Rere.

"Seharusnya gua mintak Makasi." Celetuk Rere memaksakan tertawa.

"Gua tau lo sakit. Tapi setiap yang sakit pasti akan sembuh kok. Termasuk hati lo." Ujar Ari menatap langit berbintang.

PATAH SEBELAH [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang