Ujian yang usai membawa para murid ke refresing akhir. Refresing kelas dengan berbagai lomba. Masing-masing perwakilan kelas kini tengah sibuk di lapangan. Sibuk mendukung tim mereka masing-masing.
Sementara Rere dan Jio tampak tengah menenteng beberapa air mineral untuk dibagikan. Ari tidak bersama meraka hari ini karena dia sedang mewakili kelas dalam perlombaan basket. Jio tidak bisa mewakili karena ia tidak ingin Rere lelah sendirian.
"Liat Ari yuk." Ajak Rere ke Jio sembari berjalan menuju lapangan dengan air di tangannya.
Mereka melihat Ari yang tengah bertanding itu.
"Ariiiiii.... Uuuuuu.." Sorak Rere dengan air ditangannya itu.
Ari melirik ke arah Rere dan tersenyum sementara Jio hanya diam melihat tatapan Ari itu. Mereka melihat pertandingan sampai selesai dan memberikan satu air kepada Ari.
"Diminum." Ujar Rere sembari memberi sebotol air mineral.
"Makasi ya." Ujar Ari sembari menyeka peluh yang ada diwajahnya itu.
"Kalian jadi dihukum?." Tanya Ari sembari menatap dua sahabatnya itu.
"Nggak." Ketus Jio sinis yang sebenarnya adalah bercanda.
"Yaudah sini gua bantu." Ujar Ari memberi penawaran.
"Gausah lo tuker baju aja gua mau kesitu dulu." Ujar Rere sembari menarik Jio pergi.
Rere memberikan beberapa air ditangannya kepada siswa yang ia temui. Sementara Jio memberikan air diarah yang berbeda.
"Ini buat kalian." Ujar Rere kepada segerombolan siswi yang sedang duduk dibawah pohon.
"Makasi ya." Ujar salah seorang dari mereka yang tengah duduk itu.
Sementara Rere hanya membalas dengan senyuman. Berkeliling sampai hanya tersisa beberapa air ditangannya. Rasa lelah perlahan menghampirinya. Ia memutuskan untuk rehat dikursi sejenak.
Perlahan Rere membuka tutup botol minuman yang ia genggam. Mencoba meneguk air itu untuk memuaskan dahaga.
"Eh lo disini." Sapa Jio sembari duduk disamping Rere.
"Capek ya?." Tanya Jio sembari menatap Rere.
"Lumayan lah." Sahut Rere singkat.
"Ini yang buat aku ga terima dihukum Re. Ngeliat orang yang aku sayang harus berusaha keras dan kecapekan." Lirih Jio menjelaskan.
"Gapapa kok Ji." Balas Rere sembari tersenyum.
"Tunggu sebentar ya." Ujar Jio sembari berlari ke arah koridor. Rere hanya menatap Jio yang semakin menjauh. Perlahan nampak Jio kembali dengan handuk kecil ditangannya.
"Sini." Ujar Jio sembari mengarahkan badan Rere tepat didepannya.
Rere hanya terdiam mengikuti arahan Jio. Perlahan Jio menyeka keringat yang membasahi wajah Rere itu.
Sementara Rere, ia mulai terjebak dalam degup jantung itu. Membuatnya semakin larut dalam rasa. Begitupun Jio. Ia tak henti menatap kecantikan Rere.
'Malaikat gua.' Lantang Jio dalam hatinya. Ia tidak bisa bohong bahwa wanita yang dipacarinya itu manis.
"Aku sayang kamu." Lirih Jio sembari menyingkirkan beberapa helai rambut dari kening Rere.
Rere hanya terpaku. Kegugupan perlahan menghampirinya. Tatapan Jio itu membuatnya ingin tetap berada disini.
"Aku juga." Balas Rere sembari menatap Jio dengan senyuman.
Mereka berdua larut dalam rasa sampai suara seseorang memaksa mereka memisahkan pandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PATAH SEBELAH [COMPLETED]
Novela JuvenilTentang Gadis 17 tahun bernama Reyna Rafasya yang belum pernah jatuh cinta, akhirnya dipertemukan oleh seseorang yang bisa merubah dunianya. Persahabatan hangat yang tanpa rasa, akhirnya berubah menjadi jalinan asmara. Reyna Rafasya, bersahabat erat...