"Langit Amerika ternyata tidak benar-benar memisahkan kita. Ia malah memperdekat jarak yang sudah berusaha dibuat sejauh mungkin kala itu."
Pagi ini Rere sedang sibuk meng-curly rambutnya. Ia dengan telaten mengambil segenggam rambut untuk dicurly kan.
Usai meng-curly rambut, Rere mengambil jeans laging ditemani rok mini. Bagian atas ia hiasi dengan manset coklat susu rajut. Tak lupa pita di kepala yang selalu jadi teman setia.
"Siap." Ujar Rere sembari meletakkan lipstik yang baru saja ia gunakan.
Rere segera menuju lift untuk ke lantai bawah. Karena ada janji dengan Pandu, untuk bertemu Mami nya, Rere memutuskan untuk tidak naik sepeda hari ini.
Rere menuju ke halte busway dan menuju ke kampus. Rere duduk di kursi busway sembari memperhatikan sekeliling.
Dddrrr.....Drrrrrr
Rere melihat ponselnya dan melihat nama Pandu di sana.
"Halo Raja?" ujar Rere cepat.
"Halo Sha, nanti aku jemput kamu di cafe biasa ya." Jelas Pandu.
"Oke." Ujar Rere singat.
Rere menutup ponselnya dan kembali menatap ke jendela. Lamunannya dibuyarkan oleh seorang pria yang duduk di dekatnya.
Rere hanya menatap sekilas pria itu. Ia tidak begitu penasaran karena siapapun bisa naik busway bukan?
***
"Terima kasih." Ujar salah seorang bule yang Rere bantu saat beberapa barangnya terjatuh keluar dari busway."Tidak masalah." Balas Rere singkat dan berlalu pergi.
Rere melanjutkan perjalanan menuju kampus. Ia segera ke kelas untuk mengikuti pelajaran di kampus.
Selang beberapa jam di kelas, belajar pun usai.
"Okay, hanya itu." Ujar dosen itu.
Semua murid mengerti dan pergi keluar kelas.
"Hei Elisa." Sapa Rere pada salah satu teman bulenya yang asik berbincang.
"Hei, Reyna." Balas wanita cantik itu.
Rere berlalu pergi menuju cafe, karena jarak yang tak begitu jauh jadi Rere bisa berjalan kaki sembari olahraga.
***
Tepat di dekat lampu merah, di sebrang cafe itu. Rere hendak menyebrang namun, matanya dikejutkan dengan wajah seseorang yang ia kenal. Orang itu berdiri tepat di dekat cafe. Ia sedang membeli bunga di sana. Sekilas terlihat pasti bahwa pria itu adalah 'dia'."Dia?" lirih Rere pada dirinya sendiri.
Rere memperhatikan terus orang itu, sampai ia melihat bahwa orang itu akan pergi. Orang itu melangkah meninggalkan cafe itu.
Rere berusaha mengejar orang itu dengan menyebrang ke cafe tersebut sampai bertabrakan dengan beberapa orang.
"Sorry." Ujar Rere pada orang yang ia tabrak.
KAMU SEDANG MEMBACA
PATAH SEBELAH [COMPLETED]
Ficção AdolescenteTentang Gadis 17 tahun bernama Reyna Rafasya yang belum pernah jatuh cinta, akhirnya dipertemukan oleh seseorang yang bisa merubah dunianya. Persahabatan hangat yang tanpa rasa, akhirnya berubah menjadi jalinan asmara. Reyna Rafasya, bersahabat erat...