Turun

93 28 2
                                    

"Udah semua kan?" tanya Jio pada semua rekan.

"Masih ada ga nih?" tanya Ari menatap seluruhnya.

Semua rekan mengangguk pasti.

"Okedeh, lo duluan Ji." Ujar Ari yang diikuti oleh Jio itu.

Jio mengikuti arahan Ari begitupun yang lainnya.

"Selamat tinggal alam." Sahut Rere sembari melihat sekeliling dan menghela nafas.

"Yuk." Ujar Ari dari belakang Rere sebagai penutup jalan.

Rere langsung mengikuti Anya yang lebih dulu melangkah darinya. Karena turunan jadi arena nya kali ini sedikit licin akibat lumpur.

"Hati-hati." Ujar Ari memberi aba-aba dari belakang.

Sementara Jio, berjalan maju dengan sesekali menyingkirkan akar pohon yang membentang di depannya.

Perjalanan kini telah mereka lalui kurang lebih 2 jam. Namun, karena menurun jadi capeknya tidak begitu terasa.

Perjalanan kali ini tidak begitu menguras tenaga. Namun, mereka harus terus jeli melihat dan melewati setiap arena.

Sejam lagi mendekati pangkal gunung itu tiba tiba saja Rere tergelincir karna tersangkut oleh akar pohon kecil.

Ari yang berada di belakangnya refleks menyambut Rere dengan kedua tangannya. Sementara Jio, menatap mereka sinis dengan cemburu.

"Aww." Sorak Rere yang tengah berada di pangkuan Ari itu.

Jio dengan sigap berjalan mendekati Ari dan Rere. Menepis kasar tangan Ari dari kekasihnya itu.

"Jangan sentuh pacar gua!" ketus Jio menunjuk Ari.

"Sini Re." Ujar Jio menopang Rere.

"Gua cuma nolongin." Balas Ari menjauh dari mereka.

"Diam!" bentak Jio kasar.

"Kamu masih bisa jalan kan?" tanya Jio memastikan.

"Bisa kok." Balas Rere sembari mencoba melepaskan topangan Jio.

Baru beberapa langkah Rere mencoba kakinya seperti terpatah.

"Aduhh." Ujar Rere yang kembali terjatuh sembari meringis.

"Rereee." Sorak mereka serentak.

"Gua ga kuat." Sahut Rere pasrah.

"Tutup mata lo." Ujar Jio pelan.

Seketika Jio menggendong kekasihnya itu dengan sigap. Ia menahan segala bebannya tanpa lelah. Sementara Rere menatap Jio sesekali dengan miris.

Sebenernya lo sayang apa enggak sih?

Batin Rere terus berkecamuk selama perjalanan turun. Baru sekitar 30 menit Jio menggendong Rere. Ia seketika berhenti di dekat lahan kosong yang datar.

Jio meletakkan Rere di sana dulu melihat kondisinya. Ia merasa lelah tapi, demi orang yang ia sayang ini bukan suatu masalah.

PATAH SEBELAH [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang