Sekolah

142 28 0
                                    

Hari terus berganti. Membawa Rere pada detik-detik terakhir di SMA. Namun, kondisi hatinya masih sama. Belum pulih sejak hari itu.

Ari sudah sering sekali ke sini memaksa Rere untuk kembali sekolah karena akan ada banyak ujian yang mereka lalui.

Rere berdiri dan menuju ke dinding yang berisi foto dia dan Jio di kamarnya. Ia perlahan menyentuh foto itu dan melepaskan nya.

Ia membuka semua foto yang ada Jio dan mengumpulkan beberapa barang yang pernah Jio berikan pada dirinya.

Rere menaruh itu semua di tempat tidurnya dan menyusunnya dalam satu kotak.

"Udah terlalu lama gua patah." Lirih Rere menyimpan itu semua di kotak.

"Gua harus bisa lupain Jio!" tegas Rere pada dirinya sendiri.

"Gua harus fokus sama kuliah nanti." Tambah Rere lagi.

Ia mengangkat kotak itu dan menaruhnya di bawah tempat tidur. Meski baru permulaan, Rere harus semangat agar bisa pulih.

Baru akan tertidur matanya disibukkan dengan sosok boneka, boneka raksasa yang mereka beli kala itu. Rere dengan sigap meletakkan boneka itu ke kamar tamu, agar matanya tidak melihat lagi sosok boneka itu.
Usai meletakkan boneka itu, Rere segera kembali ke kamarnya untuk istirahat.

***
Pagi pun datang. Setelah sekian lama Rere tidak masuk sekolah. Hari ini, Rere memutuskan memberanikan diri menatap sosok Jio kembali. Menatap dengan status yang berbeda.

Rere membenarkan pita yang ada di kepalanya sembari berkaca. Ia berdandan secantik mungkin hari ini agar terlihat semangat.

Sebelumnya ia tidak memberitahukan Ari bahwa ia akan kembali hari ini.

"Gua harus bisa." Lirih Rere tersenyum di depan cermin.

Rere meyakinkan dirinya untuk memulai semua hari ini. Ia perlahan melangkahkan kaki kebawah setelah Bu Maya mengunjungi kamarnya sedari tadi tanpa jawaban.

"Rere berangkat dulu ya Ma." Ujar Rere sembari mencium pipi Bu Maya.

Bu Maya terbelalak menatap Rere yang kembali tersenyum dan bersemangat.

"Sarapan dulu Re." Sorak Bu Maya pada Rere yang sudah kabur duluan.

Rere berlari menuju bagasi karena jam sudah mepet. Ia memilih naik mobil agar tidak terlalu dilihat banyak orang meski sudah telat.

Mobil Rere melaju menuju gerbang sekolah. Sesampainya di sekolah ia memarkirkan mobilnya.

"Untung ga telat." Sahut Rere pelan.

Rere membuka pintu mobilnya dengan sangat percaya diri. Ia merasakan aura baru terpancar dari dirinya.

Rere memutuskan berjalan cepat ke kelas agar tidak terdahului bel dan dapat menghindari tatapan tajam pria di sekelilingnya itu.

"Rere damage nya makin gede ya." Celetuk seorang pria yang tengah berdiri di depan kelas.

Rere tak begitu mengiyakan cuitan dan perkataan pria itu. Ia fokus berjalan ke depan sampai suara seseorang menghentikannya.

"Rere?" sorak Bu Salma memanggilnya.

Rere menoleh ke belakang dan mengikuti kemana Bu Salma pergi. Sesampainya di ruangan itu Rere disuruh duduk. Rere mengikuti perintah itu dengan deg-deg an karena ia takut Bu Salma akan bertanya. Bertanya tentang alasan ia tidak sekolah beberapa minggu ini.

PATAH SEBELAH [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang