Rencana kuliah

122 31 0
                                    

"Gua masuk dulu ya." Ujar Rere kapada Ari dan Jio yang tengah berada di mobil itu.

"Gua balik ya." Sahut Jio sembari meninggalkan bunyi klakson nya itu.

Rere segera masuk ke rumah dan membuka pintu. Nampak di sana sosok seorang wanita yang tengah duduk di sofa ruang tamu.

"Sini dulu Re." Panggil Bu Maya sembari menepuk sofa di sampingnya itu.

Rere melangkah ke sofa dan segera duduk.

"Ada yang mau Mama omongin ke kamu." Ujar Bu Maya lugas.

"Apa Ma?" tanya Rere penasaran.

"Ini tentang sekolah kamu." Ujar Bu Maya.

"Sebentar lagi kan kamu mau tamat sekolah jadi harus mikirin ke mana mau kuliah." Jelas Bu Maya lagi.

"Kan masih lama Ma. Ada 3 bulan lagi untuk itu." Ujar Rere menjelaskan.

"Kalau ga dipersiapkan dari sekarang nanti nilai kamu bisa jelek." Jelas Bu Maya lagi.

"Dan nilai jelek itu akan berdampak untuk jalur masuk kamu nanti." Tambah Bu Maya.

"Kamu setelah tamat harus ke Amerika. Di sana kan ada rumah Tante Ambar dan Om Reza. Jadi, kamu lebih aman." Jelas Bu Maya ke Rere.

"Rere belom mikirin itu Ma." Ketus Rere mencoba menolak.

"Tapi, kamu harus dapet nilai bagus untuk kuliah di sana Re." Jelas Bu Maya lagi.

"Maa, Rere bisa nentuin sendiri di mana Rere akan kuliah." Tegas Rere sembari memalingkan wajah.

"Milih cowok aja kamu ga bisa apalagi kuliah!" bentak Bu Maya ke arah Rere.

"Maksud Mama?" tanya Rere sinis.

"Ya, kalau kamu mau masa depan kamu cerah, bagus, jauhin yang namanya bercinta." Sindir Bu Maya.

"Pacaran itu cuma ilusi Re. Ga ada tuh yang namanya aku cinta kamu atau janji buaya yang kamu denger." Ketus Bu Maya lagi yang membuat Rere tertegun. Amarahnya seolah ingin keluar namun, ia berusaha menahan diri.

"Kalau cinta cuma ilusi gimana sama cinta Mama ke Papa?" sinis Rere menatap Bu Maya.

"Apa itu juga sebatas ilusi?" ketus Rere masih dengan tatapan sinis.

"Mama pernah muda ga sih Ma?" tanya Rere dengan nada menyindir.

"Pernah. Tapi ga kaya kamu. Mama dan Papa kamu itu dulu langsung nikah. Dan itupun setelah kami sukses." Ujar Bu Maya.

"Jadi, ga ada tuh ilusi dikisah Mama." Tegas Bu Maya.

"Bullshit." Ujar Rere sembari memalingkan wajah.

"Tapi ga semua orang berada di jalur yang sama Ma." Tegas Rere.

"Ga semua orang harus ngikutin alur yang Mama mau." Lirih Rere meyakinkan.

"Tuhan itu nyiptain banyak jalan Ma, untuk siapapun yang hidup di bumi." Jelas Rere dalam.

"Jio kan yang udah pengaruhin kamu!" ketus Bu Maya dengan nada menuduh.

"Rere mohon Mama jangan pernah sangkut pautin masalah kita sama Jio." Ujar Rere.

"Belain terus tuh cowok kamu." Bentak Bu Maya.

"Ma..." Ucap Rere yang langsung disenggal Bu Maya.

"Pokoknya Mama gamau tau. Kamu harus bisa dapet nilai tinggi di akhir semester ini." Ujar Bu Maya sembari pergi meninggalkan Rere ke kamar.

PATAH SEBELAH [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang