Tenda

85 29 0
                                    

"Selamat malam sayang." Ujar Jio sembari merangkul Rere yang tengah masuk ke tenda.

Rere hanya tersenyum tak mengubris dan segera masuk. Sementara Ari, memilih tidur di dalam sleeping bag nya itu.

Rere masuk ke tenda dan mendapati sosok Anya yang tersenyum padanya. Rere tidur bersebelahan dengan Anya tapi dengan posisi yang berbeda.

Mereka memutuskan untuk tidur tanpa kata. Anya nampak pulas dengan tidurnya. Sementara, Rere menahan tangis agar tak diketahui siapa pun.

Perlahan Rere menatap dalam wajah Anya yang berada di samping nya saat tertidur. Rere memperhatikan setiap lekung pipi dan wajahnya seraya membandingkan dengan apa yang ia lihat tadi di hp Jio.

Setelah beberapa menit menatap, Rere kembali memalingkan wajahnya dan tanpa sadar air matanya mengalir. Ia berusaha meredakan suaranya agar tidak bising.

Pikirannya kita terputar pada saat ia dan Ari pergi ke mall membeli makanan untuk nanjak.

"Laki-laki itu?" bisik Rere pelan.

Dalam hatinya ia berusaha menyalahkan argumennya itu.

"Apa wanita itu Anya?" tanya Rere lagi pada dirinya sendiri.

Ia berusaha membuang pikiran negative itu. Ia berfikir siapa tau saja saat itu Anya bersama pria lain yang mirip dengan kekasihnya. Dan chat yang ia lihat tadi mungkin saja sebuah kebetulan.

Rere berusaha keras mencari pembenaran dalam tangisnya. Namun, ia tidak bisa menahan perasaan sakitnya itu.

Rere semakin larut dalam tangis dan terlelap. Ia memasuki alam mimpi hingga terbangun di pagi hari.

***
"Keluar semuanya yang mau snack." Ujar Ari bersorak mengeluarkan semua snack dari backpack nya.

"Sini." Ujar Jio merebut satu bungkus citato besar dari tangan Ari.

Anya yang mendengar keributan itu kemudian keluar dari tenda meninggalkan Rere yang masih tidur.

"Gua juga dong." Ujar Anya mengulurkan tangan.

"Ini buat lo." Sahut Ari memberikan satu buah krikket berukuran sedang.

Anya pun duduk di dekat pembakaran api unggun semalam.

"Rere mana?" tanya Jio pada Anya.

"Di dalam tenda." Sahut Anya sembari memakan kuenya itu.

"Eh Ji, lo hidupin dulu ya apinya. Biar bisa bikin kopi kita." Jelas Ari sembari menuju tenda Rere dengan membawa snack.

"Woiii banguuunnnn." Sorak Ari menoel pipi Rere yang sedang tidur dengan snack.

Rere masih pulas dengan tidurnya itu pada posisi miring. Sementara Ari terus membangunkan nya dengan snack itu.

"Apaan sih Ri." Ujar Rere sembari membalikkan badannya ke arah kiri.

"Rere? Lo nangis?" tanya Ari terbelalak melihat mata Rere yang bengkak itu.

"Nangis apaan sih." Ujar Rere membantah.

"Itu mata lo kaya telor mata sapi. Bengkak." Sahut Ari prihatin.

"Apa?" sorak Rere terkejut dan segera bangkit dari tidurnya.

"Lo na....." Ujar Ari yang langsung disenggal oleh Rere.

PATAH SEBELAH [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang