Pagi Rere kini berganti. Pagi yang biasanya ditemani cahaya matahari dari jendela kini berganti dengan silaunya sinar matahari dari sela jendela balkon apartemennya.
Drrrrr....Drrrrrrr
Suara alarm dari jam beker itu kini membangunkan Rere. Membuat jemari Rere seketika menekan alarm itu agar berhenti.
Rere segera bangun dari tempat tidurnya untuk mandi dan menukar pakaian sebelum menuju ke kampus. Tubuh mungil dibalut celana jeans ditemani blezer oversize coklat tua itu kini melekat di badannya.
Perlahan ia menyisir rambut panjangnya. Ia kini sudah memanjangkan rambutnya. Ikat rambut kecil kini ia lingkarkan pada rambut itu.
Usai bersolek Rere segera turun dari apartemennya dan menuju ke tempat penumpangan sepeda.
Disini memang Rere terbiasa bersepeda karena jarak kampus dan apartemennya juga tidak terlalu jauh.
Rere menatap sekeliling sembari menggoes sepedanya itu. Tak perlu banyak waktu kini sepeda itu terparkir bersama jajaran sepeda lainnya.
Baru saja akan berjalan Rere terhenti saat seseorang menyapanya.
"Hei, Reyna? Kamu ada kelas sekarang?" tanya pria bule tampan itu.
"Hello Jake. Iya, kamu juga?" tanya Rere balik.
"Iya tapi nanti siang." Jelas bule itu sembari berlalu pergi.
"Oke aku duluan ya." Ujar Rere.
"Ya." Balas Jake singkat sembari berlalu.
Rere kemudian melanjutkan langkahnya ke kelas dan segera mengikuti pelajaran.
***
Usai mengikuti kelas di kampus Rere memutuskan nongkrong di sebuah cafe untuk mengisi waktu luang sembari minum kopi."Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pelayan ke arah Rere.
"Aku mau secangkir coffee." Ujar Rere.
"Ada lagi?" tanya pelayan itu lagi.
"Hanya itu." Ujar Rere sembari tersenyum.
"Ok, tunggu sebentar." Sahut pelayan itu.
Pelayan itu pergi dan memenuhi pesanan Rere. Perlahan Rere mengeluarkan laptop dan earphone nya. Ia hendak menyicil beberapa tugas yang harus ia selesaikan.
Sedang asik mengetik dan mendengarkan musik tiba-tiba saja kefokusan Rere diambil oleh seorang pria tampan berparas bule yang mengajaknya berbicara.
"Hello?" sapa pria tampan itu.
"Hai?" soraknya lagi yang tidak didengar Rere karena ia menggunakan earphone.
"Hei?" ujarnya sembari menarik earphone Rere.
Seketika Rere terkejut dan mendongak ke arah pria itu.
"Kamu sedang apa?" sorak Rere sedikit kesal.
"Orang indonesia kan?" tanya pria itu menatap Rere sembari menggenggam secup kopi ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PATAH SEBELAH [COMPLETED]
Teen FictionTentang Gadis 17 tahun bernama Reyna Rafasya yang belum pernah jatuh cinta, akhirnya dipertemukan oleh seseorang yang bisa merubah dunianya. Persahabatan hangat yang tanpa rasa, akhirnya berubah menjadi jalinan asmara. Reyna Rafasya, bersahabat erat...