Kembali Sekolah

188 38 0
                                    

"Reee...Rereee..." Ujar seseorang dari balik pintu sembari mengetuk beberapa kali. Mencoba membangunkan Rere untuk segera kembali ke sekolah.

"Hhhmm..." Sahut seorang wanita di dalam kamar yang masih bermanja dengan selimutnya itu.

Kreeekkk...

"Reree ayo bangun nanti kamu telat." Ucap Bu Maya sembari membuka selimut Rere.

"Mmm iyaa sebentar." Ucap Rere yang matanya masih tertutup itu.

"Buruan." Ujar Bu Maya sembari menarik Rere untuk berdiri.

"Iyaa Maamm." Ucap Rere sembari duduk mengumpulkan nyawanya dan membuka mata perlahan.

"Mama ga kerja?" tanya Rere dengan mata yang masih setengah tertutup itu.

"Mama lagi ambil cuti kerja dulu buat ngurus keperluan kuliah kamu." Ujar Bu Maya sembari membereskan seprai di kamar Rere

"Kan masih lama Ma, masih 6 bulan lagi." Ujar Rere yang kini nyawanya telah full. Anjay kaya bensin aja full.

"Waktu itu cepet Re. Ayo buruan ke sekolah." Ujar Bu Maya sembari terus membereskan tempat tidur putrinya itu.

"Iyaaa Mammiii sayangg." Ujar Rere sembari mencium pipi malaikatnya itu dan berlalu ke kamar mandi.

"Dasar anaknya Pak Wiryo." Celetuk Bu Maya sambil cekikikan.

Rere bersiap ke sekolah sedangkan Bu Maya yang telah selesai membersihkan dan merapikan kasur itu langsung menuju meja makan untuk membuatkan Rere bekal. Ia memasukkan beberapa nugget dan nasi goreng spesial untuk putrinya di sekolah nanti.

"Aku akan belajar jadi ibuk yang baik Mas untuk putri kita Rere." Ujar Bu Maya sembari mengelus kotak nasi berwarna Jingga yang tengah ia pegang di meja makan itu. Ucapan itu ia tujukan pada Alm. Pak Wiryo. Ayah dari Rere yang meninggal 2 tahun lalu.

"Baaaa..." Ucap Rere dengan suara keras mengejutkan Mamanya dari belakang.

"Kamuu ini." Ujar Bu Maya yang terkejut karna sedang melamun.

"Hahahaha." Rere tertawa terbahak sembari memeluk Ibunya itu.

"Ini bekal kamu masukin ke tas biar ga lupa." Ucap Bu Maya mengingatkan putrinya.

"Siap bos." Ujar Rere sembari meletakkan sebelah tangannya dengan posisi hormat.

"Yaudah, hati-hati ya di jalan." Pesan Bu Maya ke arah Rere.

Rere yang hendak menuju pintu itu pun kembali melangkah untuk memeluk ibunya. Bu Maya hanya terpaku karena Rere yang tiba-tiba memeluknya.

"Kaya gini terus ya Ma. Aku sayang Mama." Ucap Rere yang dibalas pelukan juga oleh Ibunya.

"Mama mintak maaf karena selama ini selalu lalai sama kamu. Sekarang kita mulai semuanya dari awal." Sahut Bu Maya sembari mencium kening Rere.

"Makasi Ma. Rere berangkat dulu." Ujar Rere sembari melepaskan pelukan hangat itu.

"Sama-sama sayang." Jawab Bu Maya dengan senyuman tulusnya.

Rere segera menuju bagasi dan memutuskan pilihan untuk mengendarai vespa putihnya lagi. Karena ia benar-benar rindu pada kendaraan peninggalan papanya itu.

Ia segera men-start motor antiknya itu dan segera menuju sekolah. Seperti biasa sesampainya di gerbang komplek selalu ada sapaan manis Pak Trisno.

Rere menyusuri jalanan yang ramai dengan santai. Karena jam belum begitu mepet. Tak lama ia sampai di depan gerbang sekolah dan segera memparkirkan motornya di situ.

PATAH SEBELAH [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang