Rere hanya bisa memandangi punggung Jio yang perlahan hilang ditelan keramaian. Dengan cepat Rere meninggalkan bengkel itu untuk segera pulang ke rumah.
Rere menyusuri jalanan Bandung ditemani suara nyaring vespa miliknya. Sampai di gerbang komplek Rere kembali mendapat sapaan hangat Pak Trisno. Satpam komplek Rere yang ramah.
"Sore Re." Sapa Pak Trisno ramah.
"Sore kembali Pak." Balas Rere yang terus melajukan motor antiknya.
Perjalanan Rere terhenti saat sudah memasuki pekarangan rumah. Ia segera meletakkan motornya ke bagasi dan segera menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua. Sesampainya di kamar Rere langsung mengganti seragamnya dengan baju rumah. Kali ini Rere tertuju pada baju oblong oversize yang berteman dengan celana mini.
Baru saja rebahan di kasurnya perut Rere sudah mengode ingin diisi. Ia lupa makan. Padahal Rere adalah penderita sakik magh kronis. Rere pun turun ke lantai bawah untuk menuju ruang makan. Rere melihat lauk tadi pagi yang disiapkan ibunya masih utuh. Rumah Rere sebenarnya pakai pembantu tapi, Bi Siti yang biasa menyiapkan makan sedang cuti melepas rindu dengan keluarga.
Rere melahap makanan di meja dengan cepat karena sudah lapar sekali. Seusai makan ia membereskan bekas makan dulu karena hanya dia yang ada di rumah. Selesai berberes Rere langsung menuju ke kamarnya dan berbaring di kasur. Tanpa sadar ia pun telah masuk ke dunia mimpi.
***
Bunyi alarm pagi membuat Rere terbangun dari tidurnya. Kali ini dia tidak telat bangun karena tidur lebih awal. Ia segera bersiap dan pergi ke sekolah. Kali ini ia tetap memakai kendaraan yang sama dengan kemarin.
Rere mengunci pintu dan bagasi lalu pergi meninggalkan komplek rumahnya dengan mendengar sapaan Pak Trisno seperti biasa.
Rere menyusuri jalan hingga sampai di gerbang SMA tempat ia sekolah. Ia memarkir motor dan membawa helm ke kelas seperti biasa. Di sepanjang koridor sekolah Rere ditemani hiruk piruk suara siswa.
Dari pintu kelas sudah terlihat Ari dan Jio. Tidak ada tanda-tanda Lisa di sana. Rere meletakkan tas dan duduk di bangkunya.
"Lisa kemana Ri?" tanya Rere penasaran.
"Katanya dia sakit Re." Balas Ari lembut.
"Sakit? Sakit apaan? Kok ga ngasih tau gua sih?" ujar Rere dengan nada bingung.
"Lo nya aja ga ngebaca pesan dia." Jelas Ari singkat.
"Makanya kalo punya hp jangan cuma dipajang!" ketus Jio yang disertai cekikikan kecil Ari.
Rere segera membuka hpnya dan mendapati 23 pesan masuk dari Lisa. Astaga, bagaimana bisa ia lupa menyalakan notif hpnya.
Pesan Baru:
From: Lisaa Ambyarr
22 messenger new
'Riiinn, izinin guaa ya, guaa demam dari pulang sekolah kemarin'"Yahh, sorry kemarin gua lupa nyalain notif. Nanti siang pulang sekolah kita ke rumah Lisa aja." Ujar Rere menawarkan kepada dua sahabatnya itu untuk ikut.
"Lo juga ikut Ji." Ucap Rere sembari memalingkan wajah.
"Iyaa iyaa." Balas Jio seadanya.
"Ciee yang udah baikan." Ujar Ari sembari menggoda mereka berdua. Tatapan mata Ari seolah tak bisa bohong jika dia merasakan api cemburu. Apa boleh buat, dia merasa Rere akan membencinya jika tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
PATAH SEBELAH [COMPLETED]
Novela JuvenilTentang Gadis 17 tahun bernama Reyna Rafasya yang belum pernah jatuh cinta, akhirnya dipertemukan oleh seseorang yang bisa merubah dunianya. Persahabatan hangat yang tanpa rasa, akhirnya berubah menjadi jalinan asmara. Reyna Rafasya, bersahabat erat...