Hari ini adalah hari pertama bagi Rere dan teman SMA nya kembali ke sekolah. Setelah lebih kurang 2 bulan tidak masuk sekolah, mungkin akan sedikit malas untuk belajar tetapi, apa boleh buat.
Alarm pagi yang berbunyi mengharuskan Rere segera bersiap ke sekolah. Hari sudah menunjukkan pukul 06.15. Itu artinya 45 menit lagi kelas akan dimulai. Akibat sering begadang saat libur Rere jadi telat bangun meski alarm terus meronta.
Setelah bersiap-siap Rere langsung menuju ke meja makan. Ia berniat ingin pamit kepada ibunya. Namun, setelah sampai di meja makan tak ada satu pun orang di sana. Dari kejauhan terlihat kertas nota yang dilipat segitiga seperti kode lantai basah. Ia mendekati meja untuk membaca isi kertas itu.
Rere mengambil kertas sembari membaca tulisan yang ada pada kertas tersebut.
"Re, Mama hari ini keluar kota. Karena ada meeting mendadak di sana. Kamu sarapan sendiri dulu ya. Mama akan pulang 3 hari lagi. Jangan lupa makan. I love you."
"Huuuuhh...." Dengus Rere sembari meletakkan kertas itu.
Mama Rere memang selalu sibuk sejak 2 tahun lalu. Tepatnya, sejak Ia menggantikan posisi ayah Rere yang meninggal karena serangan jantung. Begitulah hari-harinya, membaca surat seperti ini di pagi hari adalah rutinitas bagi Rere.
Rere bergegas menuju pintu dan menuju ke bagasi. Ia punya banyak kendaraan tapi, perhatiannya tertuju pada Vespa putih yang berada di hadapannya. Vespa itu dibelikan ayahnya pada saat ulang tahun ke 15. Tepatnya 2 tahun lalu. Ia segera mengeluarkan motor Vespa itu dan mengunci kembali bagasi. Rere terus mengendarai sepeda motornya ke sekolah.
"Pagi Rere." Sapa seorang satpam komplek yang selalu didengar setiap keluar rumah.
"Pagi Pak." Jawab Rere sembari terus mengegas motor antiknya itu. Rere memang tomboy dalam hal hoby tapi, tetap feminim dalam berpenampilan.
Motor Rere kini telah tiba di sekolah. Tepat di gerbang sekolah yang sangat Ia rindukan. Rere segera memarkirkan motornya. Ia melihat jam yang melingkar di tangannya.
06.55 - Rere segera bergegas ke kelas tanpa membuka helm. Karena biasanya Rere memang selalu membawa helm ke kelas agar tidak hilang. Ia terus menyusuri koridor sekolah. Namun, langkah nya terhenti saat seseorang memanggilnya.
"Riiiiiinnnn...." Pekik seseorang dari belakang yang membuat langkahnya terhenti.
Sepertinya Rere mengenali pemilik suara itu. Karena cuma Dia yang memanggil Rere dengan sebutan 'Riiinn'
Rere membalikkan badan dan langsung mendapat pelukan hangat dari sahabatnya itu.
"Lo ga kangen ya ama gua?" ucap Lisa dengan posisi tetap memeluk.
"Nggak. Kan lo tidur di rumah gua terus Sa. Gimana gua mau kangen." Sahut Rere sembari melepaskan
pelukan Lisa dan kembali meneruskan langkahnya.Bukan tak peduli. Rere memang orang yang hemat huruf.
"Ihh, jahat banget sih, Rinnn tungguinnn." Kejar Lisa dari belakang yang tak dihiraukan Rere.
Mereka berdua terus berjalan dan sampai di depan kelas. Kelas 12 IPA C. Pembagian kelas di sekolah ini cuma sekali pada saat awal sekolah dulu. Jadi, teman yang kita kenal saat awal masuk sekolah otomatis akan menjadi teman sekelas dalam 3 tahun.
Dari pintu terlihat ramainya kelas. Karena ini kelas baru, jadi mereka duduk hanya di tempat yang belum bertuan. Perhatian Rere tertuju pada kursi sudut belakang yang masih kosong. Ya, Rere adalah salah satu siswa yang suka bermimpi di jam pelajaran. Namun, berbeda dengan Lisa, dia adalah runner up sejak awal masuk SMA.
Tengg...Tennggg...
Bel sekolah mengisyaratkan siswa untuk segera berbaris.
Rere dan Lisa pun bergegas menuju lapangan. Namun, di saat menuju ke lapangan ada seseorang yang menyenggol Rere.
"Brugghh." Rere pun sedikit terjorok ke depan dengan Lisa yang terkejut di sampingnya.
"Hati-Hati dong lo kalo jalan!" bentak Rere kepada pria tampan berkumis tipis yang masih menggendong tas itu.
"Lo ga gapapa kan?" tanya Lisa yang masih berada di sampingnya.
"Gua ga sengaja!" balas pria itu ketus kepada Rere.
"Iihh nyolot lagi." Ketus Rere sembari memajukan wajahnya kepada pria tersebut.
"Udahh udaahh Rin, nanti telatt." Potong Lisa sembari menarik tangan sahabatnya itu.
Rere pun terpaksa mengikuti tarikan Lisa karena bel memang sudah berbunyi dari tadi.
Semua siswa nampak merapikan barisan kelas masing-masing. Karena ini upacara pertama, semua siswa sangat antusias. Selang 30 menit, upacara selesai dan siswa kembali ke kelas.
Begitupun Rere dan Lisa. Mereka kembali ke kelas bersama Ari. Ya, Ari Pranata. Salah satu sahabat Rere juga. Mereka berteman bertiga sejak awal masuk sekolah dulu.
Sesampainya di kelas mereka langsung duduk dan bercerita karena belum ada guru. Ari duduk sendiri di depan Rere karena sejak awal sudah ditandai oleh dua sahabatnya itu.
"Selamat Pagi." Sapa seorang guru yang sedang berjalan menuju meja.
"Pagi Buk." Sahut para murid.
"Silahkan masuk Jio." Ujar Bu Salma sembari melihat ke pintu. Bu Salma adalah guru Fisika kami sejak kelas 10.
Terdengar langkah kaki seseroang dari balik pintu itu. Semua orang menoleh saat pria itu masuk ke kelas. Wajah tampan dengan kulit putih itu sukses membius semua wanita di kelas Rere.
Namun, nampaknya hanya Rere yang begitu terkejut saat melihat siapa pria yang akan menjadi bagian dari kelasnya itu.
"Apaa?" sahut Rere.
-----------
Haiii Guyyss:)
Maaf kalau masih belum bagus yaa:"Jangan nilai sesuatu dari Cover apalagi Prolognya:)
Karena, kita butuh banyak halaman untuk paham apa yang sebenarnya ingin di sampaikan dalam cerita.
Terima kasih telah membaca.
Jangan lupa Vote, Follow dan Comment untuk saling support.Ig:bella.fadia
KAMU SEDANG MEMBACA
PATAH SEBELAH [COMPLETED]
Roman pour AdolescentsTentang Gadis 17 tahun bernama Reyna Rafasya yang belum pernah jatuh cinta, akhirnya dipertemukan oleh seseorang yang bisa merubah dunianya. Persahabatan hangat yang tanpa rasa, akhirnya berubah menjadi jalinan asmara. Reyna Rafasya, bersahabat erat...