Balikan

109 29 0
                                    

"Re? Kok ngelamun?" sapa Jio membuyarkan lamunan Rere.

Mereka masih diposisi yang sama.

"Enggak kok." Balas Rere gugup.

"Gua tau lo ga akan mudah nerima gua lagi." Tebak Jio singkat.

"Tapi, apa salahnya lo kasih gua kesempatan lagi?" celetuk Jio sembari menatap Rere.

Sementara Rere, berjalan menuju jendela kamar Jio dan menatap senja yang indah dari balik kaca itu.

"Gua janji akan buktiin kata-kata gua Re." Pinta Jio lagi.

"Maaf Ji." Lirih Rere singkat.

"Jujur gua sayang sama lo. Sayang banget malah. Tapi, hati gua ga sekuat itu untuk jatuh lagi di keadaan yang sama kayak kemarin." Jelas Rere tanpa menatap Jio.

Jio mencoba berdiri dari tidurnya. Mencoba bangkit dengan tubuh yang masih kliengan itu.

Perlahan Jio berjalan mendekati Rere. Mencoba berdiri tepat di belakang Rere dan merangkulnya dari belakang.

Seketika Rere tersentak. Terkejut dengan tingkah Jio yang memeluknya dari belakang itu.

"Ji..." Bantah Rere ingin melepaskan diri.

"Gua ga akan lepasin sebelum lo kasih gua kesempatan." Ancam Jio sembari terus mendekap Rere.

"Ji, lo tuh masih sakit." Ujar Rere dengan sedikit membentak.

"Lebih sakit lagi kalo lo ga mau terima gua lagi." Balas Jio yang membuat Rere tertegun.

"Gua sayang banget sama lo Re. Jujur, dulu gua emang pernah sama Vika. Tapi, ga pernah gua rasain apa yang namanya sayang." Jelas Jio dengan sejujurnya.

"Kalo lo ga percaya lo bisa buktiin sendiri." Tambah Jio.

"Seharusnya lo bisa rasain sendiri." Ucap Jio.

"Karena gua tau lo punya hati." Tambah Jio lagi.

Rere hanya bungkam dengan ucapan Jio. Hatinya seperti teriris antara harus menerima atau tidak. Tapi, dari penjelasan yang Jio berikan memang dia tidak menyukai Vika lagi.

Perlahan Rere membalikkan badannya dan memeluk Jio erat. Meluapkan semua tangisannya di dekapan itu.

"Gua kasih lo satu kesempatan lagi." Balas Rere meyakinkan.

Jio hanya bungkam dalam kebahagian. Ia merasa separuh jiwanya yang hilang kembali lagi. Usahanya untuk menaklukkan Rere kembali tidak sia-sia.

"Maafin gua. Gua janji ga akan tinggalin lo." Ucap Rere singkat.

"Gua juga." Balas Jio sembari terus mendekap Rere.

Sementara dari balik pintu, tepat berdiri Ari. Ari terdiam di sana. Ia memang sudah mengizinkan tapi, tidak untuk menerima semua kenyataan.

"Permisi." Sapa Ari lantang.

Suara itu sontak membuat Jio dan Rere menoleh. Mereka melepaskan pelukan mereka dan mulai melihat ke arah Ari.

"Mesra banget." Celetuk Ari yang seolah garing.

"Yuk pulang." Ajak Ari ke arah Rere.

Rere mengambil barang-barangnya dan menatap Jio.

"Istirahat ya. Besok gua ke sini lagi." Saran Rere sembari mengusap bahu Jio.

"Hati-hati sayang." Ujar Jio sembari melambaikan tangan.

"Eh kamu pulangnya naik apa?" tanya Jio memastikan.

"Ada bawa vespa kok." Balas Rere singkat.

PATAH SEBELAH [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang