Rere bangkit dari kasurnya dan duduk manis di kursi meja belajar. Ia membuka laptop nya dan mengetik 'Syarat kuliah di Amerika.'
Entah kerasukan apa? Kali ini ia mengumpulkan semua niat dan keinginannya untuk mewujudkan apa yang Mama nya inginkan.
Disana ia melihat berbagai persyaratan dan yang paling utama adalah nilai harus di atas 85. Beberapa persyaratan lain juga segera Rere catat dan urus untuk kado ulang tahun Bu Maya nantinya.
"Cuma ini cara gua minta maaf ke Mama." Lirih Rere menutup laptopnya.
"Mungkin Ari ada benernya. Gua harus berubah." Sahur Rere mantap.
"Gua harus bisa lupain Jio total dan ga boleh inget dia lagi." Jelas Rere.
"Barang dia." Sahut Rere mengambil kotak di bawah tempat tidurnya dan membawa kotak itu ke halaman belakang.
Disana ia membakar semua kenangan itu tanpa air mata. Satu persatu foto hangus terbakar menyisakan abu.
"Selamat tinggal." Sahut Rere mantap.
Dari belakang terdapat Bu Maya yang tersenyum melihat putrinya.
"Dia udah besar Mas." Ujar Bu Maya sembari melangkah pergi.
Rere menatap semua kenangan yang terbakar itu dengan lega.
"Gua harus ngerubah penampilan juga nih." Sahut Rere semangat.
"Gua harus belanja." Ujar Rere sembari melangkah pergi untuk berbelanja.
***
Di sisi lain Jio sedang berbaring di kamarnya. Ia menatap langit-langit kamarnya dengan sendu."Gua masih sayang sama lo Re." Ujar Jio menatap lurus ke atas.
Jio meratapi semua apa yang telah ia lakukan ke Rere kala itu.
"Gua nyesel." Lirih Jio lagi.
Seseorang tiba-tiba membuka pintu kamar Jio dan masuk ke dalam.
"Sayang?" ujar wanita itu menghampiri Jio.
Jio menoleh ke perempuan itu dan kembali membuang wajah.
"Sayang kita main yuk." Ujar wanita itu mengajak Jio.
"Aku lagi capek." Ketus Jio.
"Ayolah Ji. Kita kan udah lama ga jalan bareng." Ujar Anya menarik tangan Jio.
Jio sebenarnya malas. Namun, ajakan itu terus dilontarkan dan membuat Jio bosan.
Jio mengiyakan ajakan itu dan segera menuju ke bawah. Dengan raut wajah kesal ia mengendarai mobilnya bersama Anya.
Anya memang sangat berbeda dengan Rere. Ia sangat manja dan terlalu banyak menuntut.
"Sayang kamu kok diam terus?" tanya Anya sembari bergantung pada lengan Jio.
Jio hanya diam dan terus menyetir.
"Sayang?" ujar Anya lagi menatap Jio.
"Apa Re?" tanya Jio menatap Anya.
"Re?" ujar Anya melepas tangan Jio.
"Sorry Nya." Ujar Jio menatap Anya.
Anya hanya diam dan cemberut. Ia menjauhkan diri dari Jio hingga sampai ke mall itu.
Mobil itu kini sampai ke sebuah mall.
"Ji, dengerin aku belanja yuk." Ujar Anya menarik Jio ke toko aksesoris.
"Bagus kan? Lucu banget." Ujar Anya menyodorkan jepitan ke Jio.
Jio tak begitu mengubris karena Anya terlalu manja. Pikirannya penuh dengan Rere saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PATAH SEBELAH [COMPLETED]
Teen FictionTentang Gadis 17 tahun bernama Reyna Rafasya yang belum pernah jatuh cinta, akhirnya dipertemukan oleh seseorang yang bisa merubah dunianya. Persahabatan hangat yang tanpa rasa, akhirnya berubah menjadi jalinan asmara. Reyna Rafasya, bersahabat erat...