Kebahagiaan Baru

139 34 4
                                    

Klakson motor Jio menemani halaman rumah Rere. Dari dalam rumah tampak Rere yang tengah berlarian sembari pamit ke Bu Maya.

"Daa Mamaa." Ujar Rere sembari berjalan menuju pintu.

"Hati-hati kamu." Sorak Bu Maya dari dalam rumah.

Bu Maya tak ingin memastikan dengan siapa Rere pergi ke sekolah. Ia berfikir bahwa Rere pergi bersama temannya yang lain.

"Heii." Sapa Rere yang tengah rapi itu sedikit malu.

"Kaku banget." Ujar Jio sembari memperbaiki helm yang telah terpasang di kepala Rere itu. Gugup memang menatap Jio dari dekat dengan status yang berbeda. Rasanya Rere ingin berteriak ke langit. Berbicara lantang bahwa ia sedang jatuh cinta.

"Kok malah bengong sih. Ayukkk." Ujar Jio lembut.

"Pegangan dong. Kan udah pacaran." Sahut Jio ke arah Rere.

"Nggak ah. Malu tau." Balas Rere yang gugup itu.

"Yaudahh." Ujar Jio sembari mengendarai motornya itu.

Untuk pertama kalinya mereka berboncengan ke sekolah dengan status baru. Membuat gairah bahagia tak bisa disembunyikan dari mereka berdua.

Motor Jio terus melaju. Menyusuri jalanan dengan santai di pagi hari. Perlahan tangannya mengambil tangan Rere dan mulai melingkarkan di pinggangnya itu.

"Nah gini kan enak." Celetuk Jio dengan suara lantang.

"Malu tau!" ketus Rere sembari melepaskan tangannya dari tubuh Jio. Namun, tangan Jio menahannya. Membiarkan mereka berada dalam kedekatan yang berbeda.

Motor antik itu kini telah berada di pekarangan sekolah. Memasuki keramaian siswa yang tengah menuju kelas masing-masing. Sementara Jio dan Rere yang baru terlihat datang bersama di pagi hari itu sukses mencuri perhatian banyak orang.

"Ih mereka pacaran?" ujar salah satu murid kepada temannya.

"Nggak mungkin juga sih." Celetuk seseorang yang lain.

"Kok gak mungkin sih?" tanya rekannya yang satunya lagi.

"Jio tuh suka nya sama gua." Sahut seorang wanita dengan kepedeannya.

"Ihh kalo bener jadian kita akan patah berjamaah nih." Miris seseorang dengan raut kecewa.

"Tapi, Jio romantis banget ya. Jadi makin sayang." Ujar seseorang yang berada tak jauh dari gerombolan wanita sinis itu.

Sementara Rere melepaskan tangannya dari tubuh Jio dan mulai berjalan sendirian ke kelas. Memutus penglihatan tajam siswa lain ke arahnya itu. Jio yang tengah memarkir motor segera mengejar Rere. Mencoba menyeimbangkan langkahnya dan Rere.

"Kamu malu?" tanya Jio ke arah Rere.

"Nggak gitu Ji. Gua cuma..." Jelas Rere yang langsung di potong Jio.

"Gausah dengerin mereka. Yang penting kan aku udah jadi pacar kamu." Jelas Jio sembari berjalan bersama menyusuri koridor.

Langkah mereka berhenti saat memasuki kelas. Rere meletakkan tasnya di kursi seperti biasa. Sementara dari depan nampak Jio yang juga membawa tasnya untuk pindah tempat duduk.

"Kalian pergi sekolah bareng?" tanya Ari dengan nada sinis.

"Iyaa. Sekarang kan..." Jelas Jio yang disenggal oleh Rere.

"Sekarang kan sabtu jadi kita harus refresing." Jelas Rere yang sama sekali tidak nyambung itu.

"Lo sakit Re? Gua bawa ke UKS ya?" tanya Ari khawatir dengan sikap Rere.

PATAH SEBELAH [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang