Panggilan Sayang:)

144 36 4
                                    

"Rere buka pintunya!" bentak Bu Maya dari balik pintu kamar itu.

"Nggak." Balas Rere sembari bersorak.

"Re dengerin Mama. Buka pintunya." Ujar Bu Maya yang tak diiyakan Rere itu.

Bu Maya yang mulai capek dan kesal itu memilih pergi. Sementara Rere membuka hp nya dan mulai mencari nama Jio di sana.

"Halo?" lirih Rere pelan.

"Rere. Kamu gapapa kan?" tanya Jio memastikan.

"Nggak apa-apa kok. Aku cuman mau mintak maaf sama sikap Mama tadi." Ujar Rere dengan nada kecewa.

"Gapapa kok sayang." Ujar Jio lembut.

"Sayang?" tanya Rere tersentak.

"Iyaa sayang. Emang kenapa? Kamu ga suka dipanggil sayang?" tanya Jio memastikan.

"Nggak, cuman kaget aja." Celetuk Rere dengan degup jantung berdebar.

"Kok kaget?" ucap Jio tersentak.

"Ya kaget aja. Baru kali ini ada yang manggil gua sayang." Lirih Rere dengan tawa kecil.

Rere mulai membaringkan badannya di kasur. Menikmati waktu di telfon yang baru pertama kali terjadi. Gadis manis itu memang baru kali ini pacaran. Jadi, apapun yang dilakukan Jio itu akan jadi yang pertama.

"Aku akan terus jadi yang pertama buat kamu." Ujar Jio dengan lembut.

"Kita beda ya." Lirih Rere.

"Beda kenapa?" tanya Jio penasaran.

"Lo yang pertama buat gua. Tapi, gua yang kesekian buat lo." Ujar Rere dengan sinis.

"Kata siapa?" tanya Jio.

"Yang pertama belom tentu jodoh juga kan?" ucap Jio sembari menenangkan Rere.

"Gua emang penah sama Vika tapi, bukankah setiap orang punya masa lalu?" jelas Jio sembari bertanya.

"Iya." Ujar Rere lesu.

"Ga masalah lo urutan yang ke berapa Re. Asalkan lo jadi masa depan seseorang." Jelas Jio meyakinkan.

"Lo ga marah kan sama nyokap?" tanya Rere.

"Nggak lah. Sikap Mama lo tu wajar. Karena anaknya cantik panteslah diperjuangin." Celetuk Jio yang membuat Rere malu.

"Apaann sih ege!" ketus Rere yang bahagia itu.

"Yaudah lo tidur ya. Jangan lupa doa." Jelas Jio sembari memberi salam lewat telepon.

"Iya. Kamu juga." Balas Rere singkat.

Tuutt....tuuuttt...tuutt

Suara telpon yang terputus menemani malam Rere. Perlahan ia menarik selimutnya itu. Mencoba tidur agar siap untuk memulai senin kembali.

"Semoga jatuh cinta pertama gua ga jadi patah hati pertama ya Ji." Lirih Rere sembari memejamkan matanya itu.

***
Rere turun kebawah dengan pakaian rapi. Mencari sosok wanita kesayangannya itu. Namun, seperti biasa. Hanya ada palang disana. Palang surat yang tidak perlu lagi dibaca karena sudah rutin sekali.

Rere berjalan menuju meja makan untuk sekedar memastikan kapan Bu Maya akan pulang.

'Mama akan pulang minggu depan. Karena mama meeting sama Tante Desi jadi kami mutusin liburan. Kamu jangan deket-deket sama Jio. Apalagi pulang malem kaya kemarin. Dan ingat! Urusan kita belom selesai.'

PATAH SEBELAH [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang