A/n : Sebelum mulai mau ngucapin HBD buat Mba IU yang di sini berperan sebagai Kak Strau. Betah-betah kerjasama sama saya di lapak ini:v
***
Mama Irene dan Papa Suhen bisa bernapas lega karena kedua putri mereka bisa baikan lagi.
Siang ini, keduanya tengah ada di ruang keluarga dan berada di sofa. Strau duduk sementara Moza tiduran di atas paha kakaknya sambil memeluk guling. Mereka tengah menonton film bioskop indonesia tahun lalu yang sekarang ditayangkan di televisi.
Akhirnya Moza mau juga keluar kamar. Anak itu menghabiskan makan siangnya dengan lahap dan minum obat. Dia juga udah bisa ketawa-tawa saat liat adegan lucu yang ada di film yang dia tonton bersama Strau.
Sampai hari ini, Moza masih belum mau pegang ponsel. Mungkin nanti malam. Dia cuma tanya tadi siapa aja yang chat dia akhir-akhir ini, dan mama bilang banyak. Mama Irene gak buka chat di ponsel Moza, dia cuma bales chat dari Yun buat ngabarin kalau ponselnya dipegang Mama Irene soalnya Yun ngespam P sampe 100 kali gara-gara Moza gak bales-bales. Pas tau kalau ponsel Moza dipegang mamanya, Yun langsung minta maaf. Gak lupa, doain honey bunny sweety-nya supaya cepet sembuh dan masuk sekolah.
Si Wak emang ada-ada aja kelakuannya.
"Jadi gimana, Mas?" tanya Mama Irene yang memilih gak menganggu kedua anak mereka dan duduk sama Papa Suhen di ruang makan. Mengobrol mengenai masalah Moza. "Masih mau nunggu dua minggu? Kayanya kelamaan deh. Orangnya keenakan, udah fix nipu itu. Gak mungkin punya itikad baik buat balikin uang," ucap Mama Irene yang sempat menelpon nomor itu beberapa kali pakai nomor berbeda tapi sudah tidak aktif.
"Ya udah, besok aku lapor polisi. Siapin bukti-buktinya aja."
Mama Irene menghela napas. "Iya, biar cepet ketangkep. Aku mau denger apa alasan dia tega nipu anak kita, Mas. Dia harus dapat balasan pokoknya."
"Sabar, Ma. Aku yakin orangnya bakalan cepet ketangkep."
"Ya." Mama Irene mengangguk. "Kemarin salah satu followers aku yang punya kantor penerbitan mandiri bilang mau bantu. Aku lumayan deket sama dia makanya aku ceritain masalah Moza. Dia bilang bisa cetak naskah cepat, jadi kita bisa handle soal terbit. Kita bayar biaya cetak aja ke dia katanya."
"Atur aja, Rene, aku gak ngerti soal itu."
"Nanti aku kumpulin orang-orang yang udah transfer ke si penipu itu, biar bisa didata sebenernya ada berapa yang bener-bener beli. Setelah itu aku akan urus buku terbit biar tetep sampe ke tangan orang-orang yang udah pesan," jelas Mama Irene. "Kayanya aku bakalan minta bantuan Strau juga. Gak bisa kalau handle sendiri."
***
"Dedek kalo gak kuat upacara nanti bilang aja, atau ke UKS. Jangan dipaksain," pesan mama saat pagi ini Moza bersiap-siap pergi ke sekolah sama Strau. Panasnya udah turun, tapi anak itu bilang kepalanya masih agak pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mozarella Cheese✔
Ficção AdolescenteMozarella Cheese yang ini beda dari Mozarella Cheese yang lain. Mama Irene bilang, Mozarella Cheese ini limited edition, cuma ada satu.