A/n : Kesel banget wak dah mau lebaran malah bocor. 4 tahun gak ngerasain salat idul fitri gegara setiap puasa halangannya selalu di awal dan akhir☺
***
Satu hari sebelum ulang tahun Moza, laki-laki itu memutuskan untuk pergi ke tempat di mana gudang bazar buku dibuka. Dia naik angkot ke tempat itu.
Andra sempat bingung mau kasih Moza apa karena takut hadiahnya akan bernasib sama kaya hadiah yang dia kasih buat Strau. Tapi berhubung Moza suka sama novel, jadi Andra mutusin buat cari novel-novel cuci gudang yang ada di sana dan dijual dengan harga murah. Memang rata-rata yang dijual adalah novel keluaran lama yang udah gak dijual di toko buku, tapi kondisinya masih baru dan disegel. Udah pasti buku original juga, bukan bajakan.
Andra membeli tiga buah novel remaja buat Moza. Andra gak tahu Moza udah punya salah satu dari novel ini atau belum, tapi semoga aja belum. Novel yang biasa dijual kurang lebih 80-90 ribu rupiah per buku, sekarang bisa dapat tiga buku hanya dengan harga 65 ribu rupiah. Lumayan, bisa menekan biaya pengeluaran.
Semoga, Moza bisa suka sama hadiahnya.
Keesokan harinya, saat baru saja dia keluar kelas ... Gebi menelponnya. Adiknya itu menangis di balik telepon dan menyuruh Andra cepat pulang. Pas ditanya kenapa, adiknya gak mau jawab. Dia cuma bilang mau Andra cepat pulang.
Andra takut ada sesuatu yang terjadi pada adiknya, maka dari itu ... dia langsung pulang ke rumah dengan terburu-buru. Dia sempat bilang ke Malik kalau hari ini dia gak eskul dulu karena ada urusan.
Untung aja, dia sekarang pakai sepeda Moza. Jadi bisa sampai di rumah lebih cepat karena gak perlu jalan dulu dan nunggu angkot di kolong.
Sampai di rumah, Andra lihat ada mobil hitam yang terparkir di depan rumah mereka. Saat Andra masuk, dia lihat adik dari mamanya beserta sang suami sekarang ada di rumahnya. Udah lama banget rasanya gak ketemu sama tante dan om-nya. Terakhir saat Andra umur lima tahun.
Gebi dan tantenya menangis sambil berpelukan, membuat Andra langsung menghampiri mereka. Awalnya, Andra menyalami tangan tante dan om. Kemudian dia bertanya ada apa.
"Mama kamu udah gak ada, Ndra. Dia meninggal di luar negeri, kena serangan jantung."
Mendengar apa yang diucapkan tantenya, Andra langsung lemas mendadak. Sepuluh tahun gak dengar kabar apa pun dari mama, sekalinya dengar malah kabar duka.
Mata anak laki-laki yang belum genap 17 tahun ini berkaca. Dia refleks duduk di atas lantai yang dingin, di dekat Gebi dan tantenya. Merasa terpukul dengan berita ini.
Tanpa sadar, Andra ikut menangis. Dia menutup wajah dengan kedua tangan, terisak. Membuat sang adik kini melepaskan pelukannya pada tante dan menghampiri kakaknya.
Gebi memeluk Andra erat dan menguatkan kakaknya. Selama ini Andra yang selalu meluk dia kalau Gebi sedih atau nangis, sekarang Gebi juga mau lakuin itu ke Andra. Gimana pun, mereka cuma hidup berdua, harus saling support dan jaga satu sama lain.
"Jenazah mama kamu lagi dalam perjalanan dipulangkan ke Indonesia. Tante udah minta dikubur di dekat tempat tante aja. Biar gampang urus segala sesuatunya karena tante dibantu keluarga om di sana," kata adik dari mamanya itu. "Sekarang kalian siap-siap, ya? Kita berangkat ke Solo hari ini juga."
Tanpa pikir panjang, Andra dan Gebi mengangguk dan bersiap untuk pergi ke tempat di mana mereka akan bertemu mamanya untuk terakhir kali.
***
Udah dua hari Andra ada di Solo, menginap di rumah tantenya. Andra jadi lebih pendiam dan lebih sering diam sendirian di kamar tamu. Dia masih sedih karena kehilangan mamanya, orang yang tetap dinanti bisa pulang dan kumpul lagi sama mereka di rumah kaya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mozarella Cheese✔
Novela JuvenilMozarella Cheese yang ini beda dari Mozarella Cheese yang lain. Mama Irene bilang, Mozarella Cheese ini limited edition, cuma ada satu.