10 ÷ Naik Sepeda Sama Kak Andra

5.5K 1.3K 356
                                    

A/n : Sorry gais kemaren banyak salah nulis, maklum ngetik fast terus ngantuk dan gak edit, jadi gitchuuu😆

***

"Kak Strau, ini isinya apa, sih? Aku gak tahu."

Aku minta diajarin kakak pas ada PR Bahasa Inggris. Kak Strau yang tengah mengerjakan makalah di notebook, kini menoleh saat aku mendekat dan mengambil buku tulis yang kupegang.

Dia sempat melihatnya sekilas, kemudian mengisi jawabannya pakai pensil. Dia melingkari pilihan ganda dengan jawaban yang tepat.

"Makasih Kakkkk, love you," ucapku sambil nyengir yang dibalas acungan ibu jari Kak Strau.

Aku kembali duduk di meja belajarku dan melanjutkan aktivitas sambil mencoba menyanyi lagu Cik-Cik Periuk yang partiturnya dikasih Kak Joyin tadi.

"Dari Jawe blanga sumping dari Jawe datang nek kecabok bawa kepiting dua ekok, cik cikecikecikecik cikecikecikecik cikecikecikecik ...."

"Kamu nyanyi apaan sih, Dek? Fals banget lho suaranya, berisik lagi!" oceh Kak Strau yang merasa terganggu.

"Latihan nyanyi pake suara alto, Kak."

Kak Strau berdecak sebal, "Emang diajarin nyanyinya kaya gitu?"

"Iya, ini aku liat partitur." Aku mengangkat partiturku supaya Kak Strau liat. "Yun bilang kalo latian suara alto emang suka dikira fals sama orang-orang yang denger, Kak."

"Gimana masuk padus?" tanya Kak Strau lagi sambil mengetik.

"Pusing."

"Kok gitu?"

"Ya itu, baru pemanasan aja udah jadi beban buat aku, Kak. Lidahku kelibet terus nyanyi tangga nada dibolak-balik sama Kak Andra."

Kak Strau malah ketawa dengernya. "Namanya baru pertama, wajar kamu pusing. Gak ada yang namanya orang bisa sesuatu secara instan tanpa belajar dan gagal dulu."

Aku menghela napas dan memutar-mutar pulpen pink yang aku pegang. "Iya juga."

"Kakak denger tiga bulan lagi padus mau ada lomba, tuh. Andra sempet bilang ke aku kalau nanti latihannya mungkin bakal diadain dua kali seminggu."

"Hari apa aja, Kak?"

"Rabu sama Jumat."

"Kak Andra ikut, kan?"

"Ikut, kok. Ini terakhir dia ikut lomba."

"Yah kok gitu, sih?"

"Semester dua, anak kelas 12 udah gak boleh ikut eskul lagi. Fokus buat ujian nasional," jelas Kak Strau. "Jadi nanti anak kelas sebelas sama angkatan kamu yang akan nerusin jejak kakak-kakak kalian dulu."

Aku mendadak sedih, ngebayangin kalau di padus gak ada Kak Andra. Gak tahu kenapa, sedih aja pokoknya. Salah satu alasan aku masuk padus kan juga gara-gara dia. Yun juga pasti sedih kehilangan crush-nya, Kak Malik. Kalo aku cerita soal ini pasti aku sama Yun bakalan berubah mellow.

"Eh, Kak," ucapku lagi yang membuat Kak Strau menyahut,

"Apa?"

"Kak Andra itu hebat banget, ya? Udah pinter akuntansi, suaranya bagus, jago ngajar, ganteng lagi." Aku yang duduk di kursi belajar, sekarang menoleh ke arah Kak Strau buat liat reaksinya. Dia bereaksi datar dengan tangan yang masih sibuk menekan-nekan keyboard notebook. "Kak Andra gak pernah punya pacar ya?"

"Dia bilang gak mau pacaran katanya. Kalo yang naksir sih banyak, sampe ada yang beberapa nembak duluan."

"Terus?" Aku penasaran.

Mozarella Cheese✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang